Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca ISO 14064 dan Green House Gas (GHG) Reporting

Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca ISO 14064 dan Green House Gas (GHG) Reporting

Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca ISO 14064 dan Green House Gas (GHG) Reporting

Pelajari Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GHG) untuk Kegiatan Usaha Anda Dalam 2 Hari

Pelatihan inventarisasi gas rumah kaca dengan standar ISO 14064 dan praktekkan menghitung serta melaporkan emisi GHG untuk perusahaan Anda!

Pelatihan inventarisasi GHG akan sangat Anda butuhkan untuk membantu perusahaan Anda menembus pasar global. Kebutuhan terhadap perhitungan GHG semakin meningkat, baik karena regulasi yang ketat maupun permintaan dari pemangku kepentingan dan klien. Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang akan segera diterapkan, perusahaan harus siap menghadapi audit dan monitoring yang lebih intensif guna memastikan komitmennya terhadap reduksi emisi.

Melalui inventarisasi yang akurat menggunakan  metode yang sistematis dan sesuai standard internasional seperti ISO 14064:2019, perusahaan tidak hanya memenuhi regulasi yang berlaku tapi juga berpartisipasi aktif dalam usaha mitigasi perubahan iklim. Inilah moment tepat bagi perusahaan untuk menunjukkan dedikasi terhadap lingkungan dan reputasinya di mata konsumen serta investor.

Namun demikian, salah satu tantangan utama dalam melakukan inventarisasi GHG adalah metodologi. Penentuan faktor emisi sangat berpengaruh dan tergantung pada pengalaman tim yang menghitung GRK. Oleh karena itu, pelatihan atau workshop menjadi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas tim dalam melakukan inventarisasi dengan benar.

Pengenalan Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Dalam dunia bisnis modern, perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan global yang semakin mendesak. Kita semua menyaksikan langsung dampaknya, mulai dari kenaikan suhu Bumi hingga cuaca ekstrem dan naiknya permukaan air laut. Sebagai pelaku bisnis, kita tidak hanya terkena dampak perubahan iklim tersebut; kita juga harus mengambil peran dalam usaha mitigasi. Selain itu dunia global, terutama investor, juga menuntut perusahaan untuk ikut menghitung GRK sebagian bagian dari implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance). Langkah pertama tentuanya adalah melakukan inventarisasi GHG sesuai dengan standard berlaku.

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GHG) merupakan proses menghitung jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh suatu organisasi, individu, perusahaan atau bahkan sebuah negara dalam kurun waktu tertentu. Gas rumah kaca ini, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O), dapat memerangkap panas matahari di atmosfer, sehingga menyebabkan suhu bumi meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim.

Apakah Anda berencana menembus pasar global? Jika iya, maka perusahaan Anda harus siap menghadapi segala bentuk tekanan lingkungan. Di tengah-tengah era lingkungan yang semakin menuntut tanggung jawab, perhitungan jejak karbon atau GRK bukan lagi sekadar istilah abstrak, melainkan strategi yang penting bagi keberlangsungan perusahaan.

Kelebihan Pelatihan di ActiaClimate

Trainer Ahli

Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Materi Up-to-Date

Studi Kasus Real

Daftar Sekarang! Kuota Terbatas

Apa yang anda dapat?

Mengikuti pelatihan ini akan menambah keterampilan anda dalam Inventarisasi Gas Rumah Kaca, tidak hanya itu, Anda akan mendapatkan sertifikat pelatihan dan kesempatan untuk memperluas jaringan profesional (networking).

Jasa Perhitungan Gas Rumah Kaca Scope 3 untuk Sektor Industri Pupuk

Jasa Perhitungan Gas Rumah Kaca Scope 3 untuk Sektor Industri Pupuk

Industri pupuk di Indonesia dimulai pada tahun 1959 dengan pendirian PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) sebagai pelopor industri pupuk urea. Pabrik pertama berlokasi di Palembang dan mulai beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas 100.000 ton urea per tahun. Pada tahun 1964, pabrik tersebut diresmikan oleh Wakil Perdana Menteri I, Chaerul Saleh, menandai tonggak penting dalam sejarah industri pupuk nasional. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang terus meningkat, Pusri membangun beberapa pabrik tambahan, termasuk Pusri II (1974), Pusri III (1976), dan Pusri IV (1977), dengan kapasitas masing-masing mencapai hingga 570.000 ton per tahun. Pada tahun 1979, Pusri ditunjuk oleh pemerintah untuk mendistribusikan pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah Indonesia sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional.

Pembentukan Holding Company Industri Pupuk

Pada tahun 1997, pemerintah mengubah status PT Pupuk Sriwidjaja menjadi holding company yang membawahi beberapa anak perusahaan lainnya, seperti PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang. Tujuan dari transformasi ini adalah untuk mengoptimalkan produksi dan distribusi pupuk di Indonesia. Pada tahun 2012, nama perusahaan diubah menjadi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk menegaskan statusnya sebagai induk holding BUMN di sektor pupuk. Saat ini, industri pupuk di Indonesia terdiri dari beberapa perusahaan utama yang beroperasi di bawah naungan PT Pupuk Indonesia:

  1. PT Petrokimia Gresik
  2. PT Pupuk Kujang
  3. PT Pupuk Kalimantan Timur
  4. PT Pupuk Iskandar Muda
  5. PT Rekayasa Industri

Emisi Gas Rumah Kaca Scope 3 Industri Pupuk

Sektor industri pupuk memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan juga dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Namun, tenyata ada dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sektor industri pupuk. Pada proses produksi pupuk melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan berbagai jenis gas, termasuk amonia, nitrogen oksida, dan karbon dioksida. Gas-gas ini adalah gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, penggunaan pupuk nitrogen sintetis dapat menyebabkan emisi nitrous oksida yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida dalam memerangkap panas.

Emisi GRK dikategorikan menjadi tiga scope:

  • Scope 1: Emisi langsung dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan, seperti emisi dari pembakaran bahan bakar fosil dalam proses produksi.
  • Scope 2: Emisi tidak langsung dari pembelian energi, seperti listrik yang digunakan dalam proses produksi.
  • Scope 3: Semua emisi lainnya dalam rantai nilai perusahaan, baik di hulu maupun hilir, yang tidak termasuk dalam Scope 1 dan 2. Ini termasuk emisi dari bahan baku yang dibeli, transportasi, penggunaan produk, dan akhir masa pakai produk.

Menghitung Gas Rumah Kaca Scope 3 Industri Pupuk

Industri pupuk memiliki jejak karbon yang kompleks. Sederhananya, dampak lingkungan dari pupuk tidak hanya berhenti pada pabrik. Proses produksi bahan baku, transportasi, hingga penggunaan pupuk di lahan pertanian semuanya menghasilkan emisi gas rumah kaca. Misalnya, saat petani menggunakan pupuk nitrogen, gas nitrous oksida yang sangat berbahaya bagi lapisan ozon akan terlepas ke atmosfer. Ini seperti efek domino, di mana setiap tahap dalam siklus hidup pupuk berkontribusi pada perubahan iklim. Selain emisi langsung dari proses produksi, emisi gas rumah kaca (GRK) Scope 3 industri pupuk berasal dari:

  • Produksi bahan baku: Emisi dari penambangan fosfat, produksi amonia, dan bahan kimia lainnya.
  • Transportasi: Emisi dari transportasi bahan baku, produk jadi, dan limbah.
  • Penggunaan pupuk oleh petani: Emisi dari aplikasi pupuk di lahan pertanian, termasuk emisi nitrous oksida.
  • Produksi energi terbarukan untuk pupuk: Meskipun penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi emisi, namun proses produksinya juga menghasilkan emisi.

Actia Carbon menyediakan platform penghitungan Gas Rumah Kaca (GRK), klik di sini. Dengan mengetahui secara rinci sumber-sumber emisi utama, kita dapat menyusun strategi yang lebih efektif untuk mengurangi dampak lingkungan. Transparansi mengenai emisi Scope 3 akan meningkatkan kepercayaan konsumen, investor, dan pemangku kepentingan lainnya terhadap perusahaan. Ini akan mendorong perusahaan untuk terus berinovasi dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan. Dengan memahami kontribusi kita terhadap perubahan iklim, kita dapat mengambil tindakan nyata untuk melindungi planet kita bagi generasi mendatang.

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan RPRKD DKI Jakarta

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan RPRKD DKI Jakarta

Perubahan iklim merupakan isu yang menuntut perhatian serius dari seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. DKI Jakarta, salah satu kota yang menjadi pusat aktivitas ekonomi menghadapi tantangan besar akibat dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan peningkatan suhu.

Menyadari urgensi tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menunjukkan komitmennya dalam menghadapi perubahan iklim melalui berbagai kebijakan dan program. Salah satunya adalah dengan menyusun Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah (RPRKD) yang dipayungi oleh Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2021.

RPRKD, upaya DKI Jakarta untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30% pada tahun 2030 dan menuju net zero emission pada tahun 2050. Inventarisasi GRK menjadi langkah awal dalam penyusunan RPRKD, karena data yang akurat akan menjadi dasar perencanaan program dan aksi mitigasi perubahan iklim.

Inventarisasi GRK: Dasar RPRKD DKI Jakarta

Inventarisasi GRK merupakan proses pengumpulan data dan informasi mengenai sumber emisi GRK di suatu wilayah. Data ini mencakup berbagai sektor, seperti energi, transportasi, industri, limbah, pertanian, dan kehutanan.

Di DKI Jakarta, inventarisasi GRK dilakukan secara berkala untuk memantau perkembangan emisi GRK dan mengevaluasi efektivitas program mitigasi yang telah dijalankan. Data inventarisasi GRK juga digunakan sebagai dasar dalam penyusunan RPRKD, sehingga program dan aksi mitigasi yang direncanakan dapat tepat sasaran dan efektif dalam menurunkan emisi GRK.

Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2021: Payung Hukum RPRKD

RPRKD merupakan langkah strategis DKI Jakarta dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dipayungi oleh Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2021, RPRKD mengintegrasikan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim ke dalam berbagai sektor pembangunan.

Komitmen DKI Jakarta dalam menangani perubahan iklim telah dimulai sejak tahun 2007 dengan bergabung dalam C40, jaringan kota-kota dunia yang berkomitmen dalam aksi mitigasi perubahan iklim. Pada tahun 2009, dalam COP 15, Jakarta menyatakan komitmennya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30% pada tahun 2030 dan menuju net zero emission pada tahun 2050.

RPRKD DKI Jakarta tidak hanya berfokus pada mitigasi, tetapi juga adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Hal ini tercermin dalam program-program yang direncanakan, seperti pengembangan ruang terbuka hijau (RTH), peningkatan sistem drainase, dan pembangunan infrastruktur tahan bencana.

Implementasi RPRKD: Kolaborasi Multi-Sektor

Implementasi RPRKD melibatkan kolaborasi multi-sektor, baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membentuk Tim Kerja Mitigasi dan Adaptasi Bencana Iklim (MABI) yang bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan program dan aksi mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.

Tim MABI terdiri dari berbagai unsur, seperti pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat. Kolaborasi multi-sektor ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dan efektivitas dalam implementasi RPRKD DKI Jakarta.

Penanaman Mangrove: Salah Satu Aksi Nyata Mitigasi Perubahan Iklim

RPRKD DKI Jakarta

Salah satu aksi nyata mitigasi perubahan iklim yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah penanaman mangrove. Mangrove memiliki peran penting dalam menyerap dan menyimpan karbon, sehingga dapat membantu mengurangi emisi GRK.

Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi, habitat bagi berbagai biota laut, dan sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir. Upaya penanaman dan pelestarian mangrove menjadi bagian integral dari RPRKD DKI Jakarta.

Monitoring dan Evaluasi: Menjamin Efektivitas RPRKD DKI Jakarta

Agar implementasi RPRKD berjalan efektif dan mencapai tujuannya, pemantauan dan evaluasi berkala harus dilakukan. Ibarat sebuah perjalanan, kita perlu mengetahui sudah sejauh mana kita melangkah dan apakah kita berada di jalur yang benar. Dalam konteks RPRKD, penurunan emisi GRK menjadi indikator utama keberhasilan. Seberapa jauh upaya kita dalam mengurangi jejak karbon di Jakarta?

Selain itu, peningkatan luas ruang terbuka hijau (RTH) juga menjadi tolok ukur yang penting. RTH tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga berperan sebagai paru-paru kota yang menyegarkan udara dan menyerap polusi.

Tak kalah penting, peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat terhadap dampak perubahan iklim juga perlu dievaluasi. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, mulai dari banjir rob, cuaca ekstrem, hingga kenaikan permukaan air laut.

Hasil pemantauan dan evaluasi ini nantinya akan menjadi cermin bagi kita semua, memberikan gambaran yang jelas tentang kemajuan yang telah dicapai dan tantangan yang masih ada. Dengan demikian, RPRKD dan program-program turunannya dapat terus disempurnakan, disesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat Jakarta dalam menghadapi perubahan iklim.

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Industri Margarine

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Industri Margarine

Margarine sangat populer di beberapa negara sebagai alternatif dari mentega karena harganya yang lebih terjangkau. Margarine dibuat dari minyak nabati dari berbagai sumber seperti kacang-kacangan, minyak sawit, dan biji-bijian.

Perlu diketahui bahwa industri margarine sama seperti industri lainnya, proses produksi margarine juga berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Bahan baku utama dalam produksi margarine adalah minyak nabati. Minyak ini bisa berasal dari kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, atau rapeseed. Selain itu, bahan tambahan seperti air, garam, dan emulsi juga digunakan untuk mencapai tekstur dan rasa yang diinginkan. Setiap bahan baku memiliki jejak karbon yang berbeda, yang perlu diperhitungkan dalam inventarisasi GRK.

Proses produksi margarine yang tidak dilakukan dengan efisiensi tinggi dan kontrol yang ketat dapat berpotensi meningkatkan emisi gas rumah kaca. Jasa inventarisasi gas rumah kaca untuk industri margarine dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi emisi-emosi tersebut.

Bagaimana Margarine Dihasilkan?

Proses pembuatan margarine dimulai dengan pemurnian minyak nabati. Minyak tersebut kemudian diproses melalui hidrogenasi parsial untuk mengubahnya menjadi bentuk padat. Setelah itu, minyak dicampur dengan bahan tambahan dan didinginkan secara bertahap untuk membentuk tekstur margarine yang diinginkan. Proses ini melibatkan penggunaan energi yang dapat berkontribusi pada emisi GRK.

Proses Produksi di Sektor Industri Margarine

Proses produksi margarine dapat berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui beberapa tahapan, antara lain:

  1. Pada fase minyak, minyak dan lemak dipanaskan dan dicampur untuk mendapatkan bobot yang tepat. Proses ini dapat menghasilkan emisi metana dan karbon dioksida (CO2) karena dekomposisi dan pembakaran bahan organik.
  2. Esterifikasi dan Transesterifikasi, proses ini melibatkan reaksi antara asam lemak dan alkohol untuk menghasilkan ester. Esterifikasi dapat menghasilkan emisi CO2 dan metana jika tidak dilakukan dengan kontrol yang ketat.
  3. Pasteurisasi dan Kristalisasi:
    • Pasteurisasi: Proses pemanasan air untuk memastikan kehigienisan produk dapat menghasilkan emisi CO2 dan metana jika tidak dilakukan dengan efisiensi tinggi.
    • Kristalisasi: Proses ini melibatkan pendinginan dan penggumpalan emulsi untuk menghasilkan margarin. Pendinginan yang tidak tepat dapat meningkatkan emisi metana dan CO2.
  4. Proses produksi margarine memerlukan energi untuk pengolahan, pemanasan, dan pendinginan. Penggunaan energi fosil seperti batu bara, minyak, dan gas dapat meningkatkan emisi CO2 dan metana.
  5. Penggunaan Bahan Tambahan seperti pewarna, perasa, dan pengemulsi dapat meningkatkan emisi jika tidak diproses dengan efisiensi tinggi. Contohnya, penggunaan lesitin, monogliserida, dan digliserida dalam proses pengemulsi dapat berkontribusi pada emisi jika tidak dikontrol dengan baik.

Sumber Emisi Gas Rumah Kaca dari Sektor Industri Margarine

Industri margarine menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari beberapa sumber utama. Pertama, penggunaan energi dalam proses pemurnian, hidrogenasi, pencampuran, dan pendinginan memerlukan energi dalam jumlah besar, yang sering kali berasal dari bahan bakar fosil. Kedua, transportasi bahan baku ke pabrik dan produk jadi ke pasar juga menyumbang emisi GRK. Terakhir, proses manufaktur yang melibatkan reaksi kimia dan fisik dapat menghasilkan emisi gas seperti CO2 dan metana. Oleh karena itu, industri margarine memiliki peran signifikan dalam produksi emisi GRK yang perlu dipertimbangkan untuk pengurangan dampak lingkungan.

Dampak Sektor Industri Margarine terhadap Lingkungan

Emisi GRK dari industri margarine dapat berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, penggunaan minyak nabati seperti kelapa sawit dapat menyebabkan deforestasi dan hilangnya habitat bagi satwa liar. Dampak lingkungan ini dapat merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta mempengaruhi kualitas hidup manusia.

Cara Mengurangi Dampak Negatif Sektor Industri Margarine

Untuk mengurangi dampak negatif industri margarine terhadap lingkungan, langkah-langkah berikut dapat diambil:

  1. Efisiensi Energi: Menerapkan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan energi untuk mengurangi emisi GRK.
  2. Sumber Energi Terbarukan: Mengganti bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin.
  3. Pemilihan Bahan Baku yang Ramah Lingkungan: Menggunakan bahan baku dari sumber yang berkelanjutan dan memiliki jejak karbon rendah.
  4. Pengelolaan Limbah yang Baik: Mengelola limbah industri secara efektif untuk mengurangi emisi dan dampak lingkungan lainnya.
  5. Transportasi: Mengoptimalkan rute transportasi dan menggunakan kendaraan yang lebih efisien untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi.

Bagaimana Actia Dapat Membantu Sektor Industri Margarine Melakukan Inventarisasi GRK?

Actia, sebagai perusahaan konsultan lingkungan yang telah berpengalaman dalam melakukan inventarisasi gas rumah kaca untuk berbagai industri, termasuk industri margarin. Actia dapat membantu industri margarine dalam:

  • Mengidentifikasi Sumber Emisi: Melakukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi semua sumber emisi GRK dalam proses produksi.
  • Mengukur dan Melaporkan Emisi: Menggunakan metode yang tepat untuk mengukur emisi GRK dan menyediakan laporan yang terperinci.
  • Menyusun Strategi Pengurangan Emisi: Mengembangkan strategi dan rencana aksi untuk mengurangi emisi GRK dan meningkatkan efisiensi energi.

Perusahaan yang Bergerak di Sektor Industri Margarine

  1. PT. Bina Karya Prima
    Produk: Forvita
  2. PT. Sinar Meadow International Indonesia
    Produk: Mother Choice’s
  3. PT. Musim Mas Group
    Produk: Margareta, Voila
  4. PT. Wilmar Nabati Indonesia
    Produk: Sania Margarine
  5. PT. Sungai Budi Group 
    Produk: Rose Brand

Dengan bantuan dari Actia, perusahaan Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi emisi GRK dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Inventarisasi yang akurat dan strategi pengurangan emisi yang efektif merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberlanjutan dalam sektor industri margarine. Klik disini untuk berdiskusi!

 

Jadwal Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK)

Jadwal Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK)

Pelatihan Inventaris Gas Rumah Kaca (GRK) – pentingnya keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan, penginventarisasian Gas Rumah Kaca (GRK) telah menjadi langkah penting bagi perusahaan untuk mengelola dampak lingkungan mereka.

PT Lensa Makmur Sejahtera menyediakan pelatihan yang dirancang untuk membantu perusahaan dan profesional memahami dan menerapkan standar internasional dalam menginventarisasi emisi GRK. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan dasar tetapi juga keterampilan praktis yang diperlukan untuk melakukan pelaporan dan komunikasi yang efektif mengenai GRK.

Konsultan Karbon Indonesia akan membahas secara mendalam mengenai pelatihan inventaris gas rumah kaca yang diadakan oleh PT Lensa Makmur Sejahtera, termasuk detail pendaftaran, isi pelatihan, dan manfaat yang dapat diperoleh.

Pentingnya Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan langkah awal yang krusial dalam mengidentifikasi dan mengelola sumber-sumber emisi GRK yang signifikan dalam operasional sebuah perusahaan. Dengan mengidentifikasi dan mengukur emisi GRK secara sistematis, perusahaan dapat memahami dampak lingkungan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi tersebut. Proses ini juga penting untuk memenuhi persyaratan regulasi, menarik investor, dan meningkatkan reputasi perusahaan di mata pelanggan.

Pendaftaran Pelatihan

PT Lensa Makmur Sejahtera menawarkan pelatihan inventaris gas rumah kaca melalui pendaftaran online. Informasi dan pendaftaran dapat dilakukan melalui website resmi mereka di https://www.lensalingkungan.com/pelatihan-inventarisasi-gas-rumah-kaca/.

Website ini menyediakan rincian pelatihan, jadwal, dan formulir pendaftaran yang memudahkan peserta untuk mendaftar.

Isi Pelatihan Inventaris Gas Rumah Kaca

Pelatihan yang disediakan oleh PT Lensa Makmur Sejahtera mencakup beberapa aspek penting terkait dengan inventarisasi gas rumah kaca. Berikut adalah rincian dari masing-masing komponen pelatihan:

1. Memahami Konsep Dasar Terkait dengan Gas Rumah Kaca

Pelatihan dimulai dengan pemahaman dasar mengenai gas rumah kaca. Peserta akan mempelajari:

  • Definisi Gas Rumah Kaca (GRK): Gas rumah kaca adalah gas yang memerangkap panas di atmosfer, menyebabkan efek rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Contoh GRK meliputi karbon dioksida (COâ‚‚), metana (CHâ‚„), dan dinitrogen oksida (Nâ‚‚O).
  • Sumber-Sumber Emisi GRK: Peserta akan mempelajari berbagai sumber emisi GRK yang dapat berasal dari kegiatan industri, transportasi, pertanian, dan kegiatan manusia lainnya.
  • Dampak Lingkungan dan Ekonomi: Pelatihan juga akan mencakup dampak dari emisi GRK terhadap lingkungan dan ekonomi, termasuk perubahan iklim, pemanasan global, dan risiko terkait.

Memahami konsep dasar ini adalah fondasi penting untuk melakukan inventarisasi GRK secara efektif.

2. Memahami Dasar dan Konsep GHG Inventory Report Berdasar ISO 14064 Part 1

Bagian ini fokus pada pemahaman standar internasional yang berlaku untuk inventarisasi gas rumah kaca. ISO 14064:2019 Part 1 adalah standar internasional yang memberikan panduan tentang spesifikasi dan kerangka kerja untuk melakukan inventarisasi GRK. Pelatihan ini mencakup:

  • Prinsip-Prinsip Inventarisasi GRK: Memahami prinsip-prinsip dasar, seperti akurasi, konsistensi, transparansi, dan keterbukaan dalam pelaporan GRK.
  • Struktur Laporan Inventarisasi GRK: Peserta akan mempelajari bagaimana menyusun laporan inventarisasi GRK yang sesuai dengan standar ISO 14064 Part 1, termasuk pengumpulan data, perhitungan emisi, dan dokumentasi.
  • Penggunaan Alat dan Metodologi: Pengenalan alat dan metodologi yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data emisi, termasuk perangkat lunak dan teknik pengukuran.

Memahami standar ini sangat penting untuk memastikan bahwa laporan GRK yang dihasilkan akurat dan sesuai dengan regulasi internasional.

3. Dapat Melakukan Kalkulasi dan Pelaporan

Setelah memahami dasar-dasar konsep dan standar, pelatihan akan fokus pada keterampilan praktis dalam melakukan kalkulasi dan pelaporan GRK. Ini termasuk:

  • Pengumpulan Data: Teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menghitung emisi GRK, termasuk sumber data internal dan eksternal.
  • Perhitungan Emisi: Metodologi untuk menghitung total emisi GRK menggunakan data yang dikumpulkan, termasuk penggunaan faktor emisi dan konversi unit.
  • Penyusunan Laporan: Cara menyusun laporan GRK yang memenuhi standar internasional, termasuk penyajian data secara jelas dan transparan.

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan peserta keterampilan praktis yang diperlukan untuk menyelesaikan inventarisasi GRK secara efektif dan memenuhi persyaratan pelaporan.

4. Memahami dan Dapat Berkomunikasi secara Efektif

Bagian terakhir dari pelatihan berfokus pada keterampilan komunikasi yang diperlukan untuk menyampaikan hasil inventarisasi GRK kepada berbagai pemangku kepentingan. Ini mencakup:

  • Komunikasi Internal: Cara berkomunikasi dengan tim internal dan manajemen tentang hasil inventarisasi GRK dan rekomendasi untuk perbaikan.
  • Komunikasi Eksternal: Teknik untuk menyampaikan informasi tentang jejak karbon perusahaan kepada investor, pelanggan, dan lembaga regulasi dengan cara yang jelas dan efektif.
  • Transparansi dan Tanggung Jawab: Pentingnya transparansi dalam melaporkan emisi GRK dan tanggung jawab perusahaan dalam mengelola dampak lingkungan.

Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif mengenai GRK sangat penting untuk membangun kepercayaan dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan.

Manfaat Mengikuti Pelatihan Inventaris Gas Rumah Kaca

Mengikuti pelatihan inventaris gas rumah kaca dari PT Lensa Makmur Sejahtera menawarkan berbagai manfaat bagi peserta, termasuk:

  • Kepatuhan Terhadap Regulasi: Memastikan perusahaan mematuhi peraturan dan standar internasional terkait GRK, yang dapat menghindari potensi denda dan sanksi.
  • Peningkatan Reputasi Perusahaan: Menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan yang baik, yang dapat meningkatkan reputasi dan menarik investor.
  • Keterampilan Praktis: Memberikan keterampilan praktis yang diperlukan untuk melakukan inventarisasi GRK dan menyusun laporan yang akurat dan memenuhi standar internasional.
  • Kemampuan Komunikasi: Meningkatkan kemampuan komunikasi mengenai dampak lingkungan dan strategi pengelolaan GRK, yang penting untuk berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Pelatihan Inventaris Gas Rumah Kaca

Pelatihan inventaris gas rumah kaca yang diselenggarakan oleh PT Lensa Makmur Sejahtera merupakan kesempatan berharga bagi perusahaan dan profesional untuk memahami dan menerapkan standar internasional dalam pengelolaan emisi GRK. Dengan mengikuti pelatihan ini, peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan dasar mengenai gas rumah kaca tetapi juga keterampilan praktis untuk melakukan kalkulasi dan pelaporan yang sesuai dengan standar ISO 14064:2019 Part 1.

Pendaftaran untuk pelatihan dapat dilakukan secara online melalui website https://www.lensalingkungan.com/pelatihan-inventarisasi-gas-rumah-kaca/, yang menyediakan informasi lengkap tentang jadwal, biaya, dan formulir pendaftaran.

Dengan mengikuti pelatihan ini, perusahaan dapat mengambil langkah penting dalam mengelola dampak lingkungan mereka, meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi, dan menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan. Pelatihan ini tidak hanya mempersiapkan peserta untuk memenuhi persyaratan pelaporan tetapi juga membantu mereka berkomunikasi secara efektif tentang upaya pengelolaan GRK, yang merupakan langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Industri minyak goreng kelapa sawit telah menjadi salah satu sumber utama pangan dan energi di Indonesia. Namun, seperti banyak industri lainnya, kegiatan ini juga menghasilkan gas rumah kaca (GRK), yang merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana industri minyak goreng kelapa sawit beroperasi, sumber emisi GRK apa saja yang dihasilkan, dan bagaimana kita dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

 

Hubungan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit dengan Gas Rumah Kaca (GRK)

Industri minyak goreng kelapa sawit memiliki proses yang cukup panjang mulai dari pengolahan biji kelapa sawit hingga produksi minyak goreng. Proses ini melibatkan berbagai tahap, seperti pengolahan biji, ekstraksi minyak, dan pengolahan produk turunan. Namun, setiap tahap ini juga menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan oksida nitrat (NOx). Emisi GRK ini tidak hanya berasal dari proses produksi utama tetapi juga dari aktivitas pendukung seperti penggunaan energi, transportasi, dan pengolahan limbah.

 

Bagaimana Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Beroperasi

  1. Pengolahan Biji Kelapa Sawit: Biji kelapa sawit dipanen dari tanaman kelapa sawit dan kemudian diolah untuk menghasilkan minyak goreng.
  2. Ekstraksi Minyak: Minyak goreng diekstraksi dari biji melalui proses fisik dan kimia.
  3. Pengolahan Produk Turunan: Minyak goreng kemudian diolah menjadi berbagai produk turunan seperti margarin, sabun, dan kosmetik.
  4. Penggunaan Energi: Proses pengolahan memerlukan energi yang signifikan, baik dari sumber fosil maupun energi terbarukan.
  5. Transportasi: Biji kelapa sawit dan produk akhir harus diangkut dari lokasi produksi ke pabrik pengolahan dan kemudian ke pasar.

 

Contoh Produk Turunan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

  1. Margarin: Digunakan sebagai pengganti lemak dalam makanan dan minuman.
  2. Sabun: Digunakan untuk membersihkan tubuh dan pakaian.
  3. Kosmetik: Digunakan dalam produk perawatan kulit dan rambut.

 

Sumber Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

  1. Pembukaan lahan: Emisi CO2 dari pembakaran hutan atau lahan.
  2. Penggunaan pupuk: Emisi N2O dari penggunaan pupuk kimia.
  3. Pengolahan buah: Emisi metana (CH4) dari proses pemerasan dan pemurnian minyak.
  4. Transportasi: Emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar fosil dalam transportasi buah dan produk akhir.
  5. Pembakaran limbah: Emisi CO2 dari pembakaran limbah produksi.

 

Pengaruh Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Industri minyak goreng kelapa sawit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan dan ekonomi. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:

Pengaruh Lingkungan

  1. Deforestasi dan Penggunaan Lahan: Industri kelapa sawit sering dikaitkan dengan deforestasi dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hutan dan hilangnya biodiversitas.
  2. Emisi Gas Rumah Kaca: Proses pengolahan biji kelapa sawit dan produksi minyak goreng menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan NOx. Emisi ini berkontribusi pada perubahan iklim global.
  3. Polusi Air dan Tanah: Aktivitas industri dapat menyebabkan polusi udara dan tanah, yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Pengaruh Ekonomi

  1. Peningkatan Ekonomi: Industri kelapa sawit dapat meningkatkan perekonomian negara-negara penghasil, seperti Indonesia dan Malaysia, dengan membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
  2. Kontribusi Ekspor: Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, sehingga industri ini juga berperan dalam meningkatkan ekspor negara.
  3. Diversifikasi Produk: Industri kelapa sawit juga menghasilkan produk turunan seperti margarin, sabun, dan kosmetik, yang dapat meningkatkan diversifikasi produk nasional.

 

Mengurasi Emisi GRK Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Industri minyak goreng kelapa sawit dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui beberapa strategi yang efektif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Inventarisasi dan Pengukuran Emisi:
    • Melakukan inventarisasi emisi GRK yang meliputi scope 1 (langsung), scope 2 (tidak langsung), dan scope 3 (tidak langsung) di sepanjang rantai nilai perusahaan.
  2. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah:
    • Mengembangkan teknologi pengelolaan limbah cair (POME) di pabrik kelapa sawit. POME dapat diolah menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi, sehingga mengurangi emisi GRK. Hasil dari proses fermentasi POME dapat menghasilkan biogas yang terdiri dari campuran gas CH4 dan CO2.
  3. Menggunakan Sumber Energi Terbarukan:
    • Menggunakan sumber energi terbarukan seperti biogas dari proses pengolahan POME. Pabrik kelapa sawit dapat menggunakan biogas untuk mengurangi pembelian metanol dan mengurangi emisi yang biasanya terjadi dari pembelian metanol[4].
  4. Melibatkan Pemasok dalam Upaya Penurunan Emisi:
  • Melibatkan pemasok dalam upaya penurunan emisi. Grup Musim Mas, contohnya, telah menjalankan program petani swadaya terbesar di Indonesia oleh perusahaan swasta, membekali mereka dengan pengetahuan dan sumber daya untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan mereka.
  1. Menggunakan Faktor Emisi yang Akurat:
    • Menggunakan faktor emisi yang akurat dari sumber seperti International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan Biograce untuk perhitungan emisi langsung dan tidak langsung. Faktor emisi ini bervariasi tergantung pada wilayah lokasi refinery.
  2. Mengembangkan Model LCA dan Rantai Pasok:
    • Mengembangkan model Life Cycle Assessment (LCA) dan rantai pasok industri sawit dan turunannya untuk memahami dan mengurangi emisi GRK di setiap tahap produksi.

 

Bagaimana Actia Dapat Membantu Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Melakukan Inventarisasi GRK

Actia menawarkan jasa inventarisasi GRK yang dapat membantu industri minyak goreng kelapa sawit dalam mengurangi emisi dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan, Actia dapat membantu industri ini dalam:

  1. Mengidentifikasi Sumber Emisi
  2. Mengembangkan Strategi Pengurangan Emisi
  3. Mengukur dan Memonitor Emisi
  4. Mengembangkan Program Pengurangan Emisi

Klik Disini untuk informasi lebih lanjut mengenai Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit dan berkonsultasi dengan Tim Ahli kami.

5 Perusahaan yang Bergerak di Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Berikut adalah 5 perusahaan yang bergerak di sektor industri minyak goreng kelapa sawit:

  1. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) – Perusahaan ini merupakan salah satu produsen minyak goreng terbesar di Indonesia dan mengolah kelapa sawit menjadi berbagai produk, termasuk minyak goreng dan margarin.
  2. PT Indofood Agri Resources Ltd (Indofood) – Perusahaan ini juga merupakan salah satu pemain besar dalam industri kelapa sawit dan minyak goreng di Indonesia.
  3. PT Wilmar Nabati Indonesia Tbk (WLBI) – Wilmar adalah salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit terluas di dunia dan memiliki banyak pabrik pengolahan minyak sawit.
  4. PT Salim Ivomas Pratama (Grup SIMP) – Grup SIMP melakukan kegiatan utama dari penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih bibit, pembudidayaan, dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran produk minyak goreng, margarin, dan shortening.
  5. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) – Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di sektor industri minyak goreng kelapa sawit.
Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Industri Penyempurnaan Kain

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Industri Penyempurnaan Kain

Industri penyempurnaan kain merupakan bagian penting dari sektor industri tekstil yang berfokus pada pengolahan dan penyempurnaan bahan kain untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik produk jadi. Proses ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pemilihan bahan baku hingga finishing produk, yang mana rangkaian proses tersebut berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK).

 

Apa Itu Industri Penyempurnaan Kain?

Industri penyempurnaan kain mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan kain, termasuk pencucian, pewarnaan, pelapisan, dan finishing. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kain, baik dari segi estetika maupun fungsionalitas. Kain yang telah disempurnakan sering digunakan dalam berbagai produk, mulai dari pakaian hingga barang-barang rumah tangga.

 

Proses Kegiatan Industri Penyempurnaan Kain

Proses penyempurnaan kain memerlukan penggunaan energi dan bahan kimia, yang berpotensi menghasilkan emisi GRK. Proses tersebut memiliki beberapa tahapan utama, yaitu:

  1. Pencucian: Menghilangkan kotoran dan kontaminan dari kain mentah.
  2. Pewarnaan: Memberikan warna yang diinginkan pada kain menggunakan berbagai teknik dan bahan pewarna.
  3. Pelapisan: Menambahkan lapisan pelindung atau fungsional pada kain, seperti tahan air atau tahan api.
  4. Finishing: Proses akhir untuk memberikan karakteristik tertentu pada kain, seperti tekstur, kilau, atau ketahanan terhadap kerutan.

 

Pengaruh Industri Industri Penyempurnaan Kain Terhadap Lingkungan

Dampak lingkungan dari industri penyempurnaan kain mencakup pencemaran air dan udara. Penggunaan bahan kimia berbahaya dapat mencemari sumber air, sementara emisi gas rumah kaca (GRK), yang dapat berkontribusi pada pemanasan global. Selain itu, penggunaan air dalam jumlah besar untuk pencucian dan pewarnaan kain dapat mengakibatkan penurunan kualitas air di daerah sekitar industri.

Sumber Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri Penyempurnaan Kain

Industri penyempurnaan kain menghasilkan emisi GRK dari berbagai sumber, antara lain:

  • Proses Produksi: Proses pemanasan dan pengeringan kain mesin yang digunakan dalam proses penyempurnaan tersebut seringkali menggunakan bahan bakar fosil dan/atau energi listrik yang tidak terbarukan menyumbang emisi CO2.
  • Bahan Kimia: Penggunaan bahan kimia dalam proses pewarnaan, pelapisan dan pencetakan menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2 dan N2O.
  • Distribusi: Emisi dari transportasi bahan baku dan produk jadi juga berkontribusi terhadap total emisi GRK.
  • Pengolahan Limbah: Limbah cair dan padat yang dihasilkan dari proses penyempurnaan kain dapat menghasilkan metana (CH4) jika tidak dikelola dengan baik.

 

Memperkecil Dampak Negatif Industri Penyempurnaan Kain

Untuk mengurangi dampak negatif industri penyempurnaan kain terhadap lingkungan, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  1. Penggunaan Energi Terbarukan: Mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin.
  2. Efisiensi Energi: Meningkatkan efisiensi mesin dan proses untuk mengurangi konsumsi energi.
  3. Inovasi Teknologi: Mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam proses produksi, seperti teknik pewarnaan yang lebih efisien dan menggunakan bahan kimia yang lebih aman.
  4. Pengelolaan Limbah yang Baik:Mengolah limbah cair dan padat dengan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi emisi metana.
  5. Recirculating Water Systems: Menggunakan sistem sirkulasi air untuk mengurangi konsumsi air dan limbah cair.
  6. Penggunaan Bahan Kimia Ramah Lingkungan: Mengganti bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan.
  7. Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK): Melakukan inventarisasi GRK secara berkala dengan bantuan Tim Ahli untuk memonitor dan mengurangi emisi.

Perusahaan yang Bergerak di Sektor Industri Penyempurnaan Kain

Berikut adalah daftar beberapa perusahaan yang beroperasi di sektor industri penyempurnaan kain di Indonesia:

  1. CV Indradhanu
    • Spesialisasi dalam penyempurnaan kain tenun dan rajut.
  2. PT Sinar Abadi Textiles
    • Fokus pada pewarnaan dan pencetakan kain.
  3. PT Indah Jaya Tekstil
    • Menyediakan layanan penyempurnaan kain dengan teknologi modern.
  4. PT Sritex
    • Perusahaan besar yang mencakup seluruh rantai produksi tekstil, termasuk penyempurnaan.
  5. PT Pan Brothers Tbk
    • Berfokus pada penyempurnaan kain untuk produk fashion dan pakaian.

 

Apakah Industri Penyempurnaan Kain Memerlukan Inventarisasi GRK?

Inventarisasi GRK sangat penting bagi industri penyempurnaan kain. Dengan melakukan inventarisasi, perusahaan dapat:

  • Mengidentifikasi Sumber Emisi: Memahami dari mana emisi berasal dan bagaimana cara menguranginya.
  • Menetapkan Target Pengurangan: Mengembangkan strategi untuk mengurangi emisi sesuai dengan regulasi dan standar lingkungan.
  • Meningkatkan Transparansi: Memberikan informasi yang jelas kepada pemangku kepentingan tentang upaya keberlanjutan perusahaan.

 

Jika Anda memerlukan bantuan untuk inventarisasi gas rumah kaca (GRK) agar dapat memonitor dan mengurangi emisi. Silakan Klik disini untuk berbincang dengan Tim Ahli dari Actia

 

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Industri Pupuk

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Sektor Industri Pupuk

Industri pupuk di Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung perekonomian negara. Namun, dibalik kontribusinya yang besar, industri ini juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, khususnya dalam hal emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, industri ini memerlukan inventarisasi gas rumah kaca untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Dampak Negatif dari Industri Pupuk

Industri pupuk berkontribusi terhadap emisi GRK melalui berbagai proses produksinya. Beberapa gas rumah kaca utama yang dihasilkan adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari proses produksi pupuk:

  1. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK): Proses produksi pupuk, terutama pupuk urea, menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Penggunaan energi dalam bentuk steam dan gas alam menjadi penyumbang utama emisi tersebut. Sebagai contoh, dalam produksi pupuk urea, nilai emisi CO2 yang dihasilkan mencapai 2294,1976 kg CO2 eq.
  2. Pencemaran Udara: Pabrik pupuk seringkali mengeluarkan zat-zat berbahaya seperti ammonia, yang dapat mencemari udara dan berpotensi membahayakan kesehatan pekerja serta masyarakat sekitar.
  3. Debu dan Asap: Proses produksi juga menghasilkan debu dan asap, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Namun, zat-zat ini tetap dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan

Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Penting untuk Industri Pupuk

Berikut adalah beberapa alasan mengapa industri pupuk memerlukan jasa inventarisasi gas rumah kaca:

  1. Regulasi Pemerintah: Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai regulasi terkait emisi gas rumah kaca (GRK). Industri pupuk wajib mematuhi regulasi ini untuk menghindari sanksi dan denda.
  2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan: Perusahaan pupuk memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk mengurangi dampak negatif yang hasilkan dari industrinya. Inventarisasi emisi gas rumah kaca membantu perusahaan memahami dan mengelola emisi mereka dengan lebih baik.
  3. Efisiensi Energi: Dengan melakukan inventarisasi gas rumah kaca, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang kurang efisien dalam penggunaan energi dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi.
  4. Citra Perusahaan: Perusahaan yang aktif dalam pengelolaan emisi gas rumah kaca akan mendapatkan citra positif di mata masyarakat dan mitra bisnis, yang pada akhirnya dapat meningkatkan reputasi dan daya saing perusahaan.
  5. Syarat Sertifikasi dan Insentif: Industri pupuk yang telah melakukan inventarisasi emisi gas rumah kaca (GRK) akan membuka peluang untuk mendapatkan sertifikasi dan insentif pajak atau subsidi dari pemerintah.

Layanan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dari Actia

Actia menyediakan layanan inventarisasi GRK dengan laporan yang lebih rinci dan akurat untuk industri pupuk.

  1. Tim yang Berpengalaman

Tim kami telah berpengalaman dalam inventarisasi gas rumah kaca industri pupuk, siap membantu perusahaan Anda memahami dan mengimplementasikan strategi pengurangan emisi GRK. Metode yang digunakan untuk mengukur emisi GRK dari berbagai proses produksi pupuk telah sesuai standar, seperti ISO 14064 dan GHG Protocol.

  1. Laporan Lebih Rinci

Kami menyediakan laporan yang lebih rinci dan mudah dipahami, yang mencakup semua aspek GRK dari perusahaan Anda. Laporan ini akan membantu Anda memahami sumber-sumber emisi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menguranginya.

  1. Rekomendasi Pengurangan Emisi

Berdasarkan data yang kami kumpulkan, kami akan memberikan rekomendasi langkah yang tepat untuk mengurangi emisi GRK, mencakup langkah-langkah teknis dan operasional yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.

Daftar Perusahaan Industri Pupuk di Indonesia

Berikut adalah daftar 5 perusahaan yang bergerak di sektor industri pupuk di Indonesia:

  1. PT Dupan Anugerah Lestari
  2. PT ASEAN Aceh Fertilizer
  3. PT Pupuk Indonesia Utilitas
  4. PT Pupuk Indonesia Pangan
  5. PT Pupuk Kujang Cikampek

Apakah Anda memerlukan bantuan terkait inventarisasi gas rumah kaca untuk sektor industri pupuk untuk mematuhi regulasi, meningkatkan efisiensi energi, atau memperbaiki citra perusahaan Anda? Actia siap membantu perusahaan pupuk di Indonesia dengan layanan inventarisasi GRK sesuai kebutuhan perusahaan Anda. Dengan dukungan kami, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampak lingkungan. Klik disini untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan inventarisasi gas rumah kaca kami.

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG): Berbasis Protein dan Pariwisata

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG): Berbasis Protein dan Pariwisata

Dalam era modern ini, perhatian terhadap lingkungan semakin meningkat. Industri FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) berbasis protein yang memiliki peternakan dan pariwisata memiliki peran penting dalam perekonomian, namun juga memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GHG Inventory) Industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) menjadi penting untuk mengelola dan mengurangi dampak tersebut, selain juga memenuhi permintaan dari customer atau investor.

Potensi Sumber Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari Industri FMCG

Industri FMCG berbasis protein, khususnya yang melibatkan peternakan, dikenal sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK). Aktivitas produksi dan distribusi produk-produk industri ini berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dalam beberapa cara. Berikut adalah beberapa sumber emisi yang umum ditemukan dalam industri ini:

  1. Peternakan dan Manajemen Kotoran
    • Peternakan menghasilkan metana (CH4) dari proses pencernaan ternak (enteric fermentation).
    • Manajemen kotoran ternak juga menghasilkan metana dan dinitrogen oksida (N2O).
  2. Proses Produksi
    • Penggunaan energi dalam produksi makanan dan minuman berbasis protein.
    • Emisi dari proses pengolahan dan pengemasan produk.
  3. Transportasi dan Distribusi
    • Emisi CO2 dari kendaraan pengangkut bahan baku dan produk jadi.
    • Emisi dari transportasi wisatawan dalam industri pariwisata.
  4. Penggunaan Lahan dan Deforestasi
    • Konversi lahan untuk peternakan yang menyebabkan pelepasan karbon dari tanah dan vegetasi.
  5. Penggunaan Energi di Fasilitas Pariwisata
    • Pemanasan, pendinginan, dan penggunaan energi lain di fasilitas pariwisata, hotel dan resort.

Alasan Industri FMCG Memerlukan Jasa Inventarisasi GRK

Selain untuk mengelola dampak lingkungan yang dihasilkan, berikut beberapa alasan mengapa inventarisasi GRK sangat penting bagi industri FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) berbasis protein yang memiliki peternakan dan pariwisata adalah:

  • Memenuhi Permintaan Customer: Masyarakat semakin sadar tentang dampak lingkungan dan seringkali mempertanyakan usaha perusahaan untuk mengurangi emisi GRK yang dihasilkan. Inventarisasi GRK membantu industri FMCG dalam mengurangi emisi GRK, yang merupakan salah satu cara untuk memenuhi permintaan customer yang lebih berfokus pada lingkungan.
  • Pengurangan Emisi GRK: Inventarisasi GRK memungkinkan industri FMCG untuk mengidentifikasi dan mengurangi emisi GRK yang dihasilkan dari proses produksi, termasuk dari peternakan dan pariwisata.
  • Optimasi Proses Produksi & Distribusi : Data dari inventarisasi GRK dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan proses produksi dan distribusi, termasuk dalam peternakan dan pariwisata. Ini dapat membantu dalam pengurangan konsumsi energi dan bahan bakar, serta mengurangi emisi GRK yang dihasilkan.
  • Efisiensi Operasional: Dengan melakukan inventarisasi GRK, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dalam hal efisiensi energi dan proses produksi dan distribusi, yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya operasional.
  • Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR): Tanggung jawab sosial perusahaan semakin menjadi perhatian bagi konsumen. Perusahaan yang menunjukkan komitmen mereka terhadap lingkungan memiliki reputasi yang lebih baik di mata konsumen.
  • Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Informasi yang diperoleh dari inventarisasi GRK dapat digunakan untuk membuat keputusan berbasis data dalam mengelola peternakan dan pariwisata. Ini termasuk dalam pengambilan keputusan tentang pemanfaatan lahan, pengelolaan limbah, dan penggunaan energi yang lebih efisien.
  • Pengendalian Risiko Lingkungan: Inventarisasi GRK membantu industri FMCG dalam mengendalikan risiko lingkungan yang mungkin timbul dari aktivitas peternakan dan pariwisata. Hal ini penting untuk memastikan bahwa aktivitas tersebut tidak mencemari lingkungan dan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
  • Pengembangan Strategi Berkelanjutan: Data dari inventarisasi GRK dapat digunakan untuk mengembangkan strategi berkelanjutan yang berfokus pada pengurangan emisi GRK, pengelolaan limbah, dan pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien. Hal ini penting untuk mempertahankan reputasi industri FMCG yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
  • Peningkatan Daya Saing: Perusahaan yang dapat menunjukkan upaya mereka dalam mengurangi emisi GRK memiliki keunggulan kompetitif di pasar yang semakin sadar lingkungan.

Pendekatan atau Metode Inventarisasi GRK

Kami bisa membantu perusahaan yang bergerak di sektor ini dalam melakukan perhitungan GRK scope 1, 2 maupun 3. Ini langkah-langkah yang biasanya kami lakukan:

  1. Identifikasi Sumber Emisi Potensial: Kami akan membantu mengidentifikasi semua sumber potensial emisi gas rumah kaca di seluruh fasilitas Anda. Ini termasuk proses produksi hingga distribusi.
  2. Pengumpulan Data: Data yang tim ahli kami kumpulkan berdasarkan pemantauan langsung, serta analisis historis energi yang digunakan.
  3. Analisis dan Perhitungan Emisi: Metode yang kami gunakan untuk menghitung emisi gas rumah kaca telah sesuai standar internasional ISO 14064. Kami juga memastikan bahwa laporan inventarisasi yang dihasilkan sesuai dengan standar seperti ISO 14064 dan GHG Protocol.
  4. Pelaporan Transparan: Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, kami menyusun laporan yang jelas dan komprehensif, mengidentifikasikan area-area krusial untuk perbaikan. Selain itu, segala perhitungan dan faktor emisi kami cantumkan sumbernya agar perusahaan juga memahami dengan betul isi laporan dan konsep perhitungannya sehingga laporan siap digunakan untuk memenuhi regulasi, permintaan customer maupun kepentingan internal perusahaan Anda.

Actia Siap Membantu Industri FMCG

Anda butuh penyusunan GHG Inventory segera, kami siap membantu dengan segala sumber daya yang kami miliki:

  1. Tim Ahli: Tim kami terdiri dari ahli sustainability dan lingkungan yang berpengalaman di industri FMCG. Keahlian kami memungkinkan untuk menavigasi kompleksitas proses produksi hingga distribusi dan mengidentifikasi emisi yang mungkin terabaikan. Jika Bapak/Ibu membutuhkan CV tim kami, silakan kontak kami.
  2. Pendekatan Unik untuk Perusahaan Anda: Kami memahami setiap bisnis memiliki kebutuhan unik. Kami siap membantu Anda untuk mengembangkan strategi inventarisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan visi keberlanjutan perusahaan Anda.
  3. Rekomendasi Peningkatan Efisiensi Energi: Selain memberikan inventarisasi emisi GRK, kami juga menawarkan rekomendasi untuk pengurangan emisi yang praktis dan efektif. Ini bisa mencakup perubahan dalam proses produksi hingga distribusi, peningkatan efisiensi energi, atau implementasi teknologi hijau.
  4. Capacity Building: Kami akan membantu meningkatkan kapasitas internal perusahaan melalui pelatihan in-house terkait gas rumah kaca.
  5. Integritas dan Transparansi: Setiap langkah dalam proses inventarisasi kami lakukan dengan transparansi penuh. Data apa yang kami kumpulkan dan bagaimana kami menganalisisnya akan kami informasikan kepada Anda. Terlebih, kami akan menggunakan platform calculator kami yang sudah berisi database faktor emisi puluhan ribu untuk menghitung GRK perusahaan.

 

Apakah anda bekerja di perusahaan FMCG? Di Indonesia perusahaan yang bergerak di sektor ini antara lain:

  1. Unilever Indonesia Tbk
    Brand: Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Rexona, Clear
  2. Nestlé Indonesia
    Brand: Dancow, Milo, Nescafé, KitKat, Maggi
  3. Indofood Sukses Makmur Tbk
    Brand: Indomie, Pop Mie, Indoeskrim, Chitato, Supermi
  4. Wings Group
    Brand: So Klin, Daia, Top Coffee, Mie Sedaap, GIV
  5. Procter & Gamble Home Products Indonesia
    Brand: Pampers, Gillette, Pantene, Head & Shoulders, Downy

Semoga informasi ini berguna!

Kami siap membantu anda, kontak kami untuk info lebih lanjut. Klik Disini

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Kimia

Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Kimia

Gas rumah kaca (GHG) adalah istilah yang merujuk pada berbagai jenis gas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, pertanian, dan industri. Gas-gas ini berperan penting dalam peningkatan suhu global dan perubahan iklim. Di sektor industri kimia, gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan oksida nitrogen (N2O) adalah beberapa contoh yang paling umum.

Mengapa Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Sektor Kimia Penting?

Industri kimia memainkan peran vital dalam perekonomian global, namun juga menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. Gas rumah kaca utama yang dihasilkan dari sektor ini diantaranya karbon dioksida (COâ‚‚), metana (CHâ‚„), dan gas-gas fluorinated seperti HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons), dan SF6 (Sulfur Hexafluoride). Semua gas rumah kaca tersebut memberikan kontribusi terhadap pemanasan global yang mana harus direduksi.

Ciri Khas Sumber Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Kimia

  1. Proses Pembakaran Bahan Bakar Fosil: Banyak pabrik kimia menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak, gas alam, dan batubara untuk menjalankan proses produksi. Pembakaran bahan bakar fosil ini menghasilkan COâ‚‚ dalam jumlah besar.
  2. Reaksi Kimia: Produksi kimia sering kali melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan gas rumah kaca sebagai produk sampingan. Misalnya, produksi asam adipat dan asam nitrik menghasilkan Nâ‚‚O (dinitrogen oksida), gas ini sangat kuat.
  3. Proses Pemanasan dan Pendinginan: Operasi pemanasan dan pendinginan dalam industri kimia juga menghasilkan emisi melalui penggunaan energi, yang sering berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
  4. Kebocoran dan Venting: Karena sifat kimia dari berbagai senyawa yang digunakan, kebocoran dan venting (pelepasan gas terencana) bisa terjadi, menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti metana dan gas fluorinated.
  5. Limbah dan Pengolahan: Sistem pembuangan dan pengolahan limbah dari industri kimia bisa menjadi sumber metana dan COâ‚‚, terutama jika limbah tersebut tidak dikelola dengan baik.

Pendekatan atau Metode Inventarisasi GRK

Kami bisa membantu perusahaan yang bergerak di sektor ini dalam melakukan perhitungan GRK scope 1, 2 maupun 3. Ini langkah-langkah yang biasanya kami lakukan:

  1. Identifikasi Sumber Emisi Potensial: Kami memulai dengan mengidentifikasi semua sumber potensial emisi gas rumah kaca di seluruh fasilitas Anda. Ini termasuk proses produksi, bahan bakar yang digunakan, serta sistem pemanasan dan pendinginan.
  2. Pengumpulan Data Akurat: Tim ahli kami akan mengumpulkan data emisi melalui pemantauan langsung, perhitungan berbasis aktivitas, dan analisis historis penggunaan energi. Akurasi dan bukti data sangat penting dalam inventarisasi GRK.
  3. Analisis dan Perhitungan Emisi: Kami menggunakan metode yang diakui secara internasional ISO 14064 untuk menghitung emisi gas rumah kaca Anda. Kami memastikan bahwa laporan inventarisasi yang dihasilkan sesuai dengan standar seperti ISO 14064 dan GHG Protocol.
  4. Pelaporan Transparan: Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, kami menyusun laporan yang jelas dan komprehensif, mengidentifikasikan area-area krusial untuk perbaikan. Selain itu, segala perhitungan dan faktor emisi kami cantumkan sumbernya agar perusahaan juga memahami dengan betul isi laporan dan konsep perhitungannya sehingga laporan siap digunakan untuk memenuhi regulasi, permintaan customer maupun kepentingan internal perusahaan Anda.

Bekerja Sama dengan Actia

Anda butuh penyusunan GHG Inventory segera, kami siap membantu dengan segala sumber daya yang kami miliki:

  1. Tim Ahli: Tim kami terdiri dari ahli sustainability dan lingkungan dengan pengalaman mendalam di industri kimia. Keahlian kami memungkinkan untuk menavigasi kompleksitas proses kimia dan mengidentifikasi emisi yang mungkin terabaikan.
  2. Pendekatan Kustomisasi: Setiap bisnis memiliki kebutuhan unik. Kami siap bekerja sama dengan Anda untuk mengembangkan strategi inventarisasi yang disesuaikan dengan operasi spesifik dan visi keberlanjutan perusahaan Anda.
  3. Rekomendasi Peningkatan: Selain memberikan inventarisasi emisi, kami juga menawarkan rekomendasi untuk pengurangan emisi yang praktis dan efektif. Ini bisa mencakup perubahan dalam proses produksi, peningkatan efisiensi energi, atau implementasi teknologi hijau.
  4. Capacity Building: Kami juga membantu meningkatkan kapasitas internal perusahaan melalui pelatihan in-house terkait gas rumah kaca.
  5. Integritas dan Transparansi: Setiap langkah dalam proses inventarisasi dilakukan dengan transparansi penuh. Anda selalu akan tahu data apa yang kami kumpulkan dan bagaimana kami menganalisisnya. Terlebih, kami akan menggunakan platform calculator kami yang sudah berisi database faktor emisi puluhan ribu untuk menghitung GRK perusahaan.

Silakan kontak kami untuk info lebih lanjut. Klik Disini

PT ACTIA BERSAMA SEJAHTERA

Office 1 – Lantai 18, Office 8 – Senopati Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Office 2 – Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

 

Hubungi Kami

PT Actia Bersama Sejahtera – Support oleh Dokter Website