Jasa Perhitungan Karbon Bangunan dengan Faktor Emisi Nasional

Jasa Perhitungan Karbon Bangunan dengan Faktor Emisi Nasional

Jasa Perhitungan Karbon Bangunan dengan Faktor Emisi Nasional

Tingkatkan akurasi perhitungan konsumsi energi dan karbon sektor konstruksi bangunan dengan menggunakan faktor emisi nasional!

Sektor kontruksi bangunan tidak hanya memakan sumber daya dan energi yang besar, tetapi juga menghasilkan polutan termasuk emisi gas rumah kaca yang signifikan. Dengan industrialisasi dan urbanisasi yang terus meningkat, maka jumlah bangunan juga akan terus meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa bangunan yang dibangun adalah bangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Jejak Karbon dari Sektor Bangunan dan Konstruksi

Jejak karbon dalam sektor konstruksi bangunan berasal dari embodied carbon bahan bangunan dan emisi karbon saat operasional bangunan. Perhitungan jejak karbon suatu bangunan merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Untuk mencapai pengurangan emisi, perlu dilakukan perhitungan jejak karbon bangunan. Perhitungan jejak karbon membantu meningkatkan pemahaman mengenai jumlah emisi yang dihasilkan oleh material bangunan dan membantu dalam pemilihan material bangunan yang lebih ramah lingkungan.

  • Apa itu embodied carbon?

Embodied carbon dari material bangunan adalah jumlah emisi CO2 yang dihasilkan dari konsumsi energi yang digunakan selama ekstrasi, manufaktur, konstruksi dan pembongkaran transportasi yang digunakan selama produksi material bangunan.

  • Green Building dan Embodied Carbon

WorldGBC (World Green Building Council) adalah organisasi global yang terdiri dari jaringan Green Building Councils (GBCs) dari seluruh dunia. WorldGBC berfokus pada mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui pembangunan hijau dan pengurangan emisi karbon di sektor konstruksi. Dalam “Bringing Embodied Carbon Upfront” oleh WorldGBC mengemukakan visi baru yaitu:

  1. Pada tahun 2030, bangunan baru dan yang direnovasi harus mengurangi setidaknya 40% embodied carbon dengan pengurangan yang signifikan di awal dan semua operasional bangunan baru sudah mencapai net-zero.
  2. Pada tahun 2050, bangunan baru dan yang direnovasi harus mencapai net-zero embodied carbon, sementara

Penilaian Bangunan Gedung Hijau (BGH)

Dasar: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau

Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau (BGH) merupakan hal penting dalam menentukan peringkat (pratama, madya dan utama) dan penilaian (total 165 points) BGH. Penilaian kinerja dilakukan pada obyek bangunan gedung, hunian hijau masyarakat (H2M), dan kawasan hijau yang meliputi seluruh tahapan penyelenggaraan, mulai dari perencanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, dan pembongkaran. Penilaian kinerja juga berlaku baik untuk BGH yang baru maupun yang sudah ada, kawasan hijau baru atau yang sudah ada. Sementara untuk H2M, hanya diterapkan pada hunian hijau masyarakat yang sudah ada.

Tantangan dan Solusi dalam perhitungan jejak karbon material bangunan di Indonesia

Kami menawarkan solusi komprehensif untuk mengatasi tantangan ini bagi para pelaku usaha dan praktisi konstruksi bangunan seperti arsitek, developer, kontraktor, supplier dan produsen material bangunan serta para peneliti yang berkaitan dengan energi dan carbon material bangunan, dengan menyediakan:

Tenaga Ahli

Prof. Dr.Eng. Usep Surahman, S.T., M.T

Beliau adalah tenaga ahli dari UPI Bandung yang bergerak di bidang Teknologi dan Arsitektur Hemat Energi yang mana sudah berkecimpung selama lebih dari 20 tahun melakukan riset life cycle assessment (LCA) bangunan gedung. Beliau adalah satu-satunya di Indonesia yang memahami metoda perhitungan embodied energy dan carbon material bangunan serta memiliki database lengkap faktor emisi embodied energy dan CO2 dalam material gedung di Indonesia. Berbekal dengan segudang publikasi yang diakui oleh dunia akademik beliau banyak menelurkan referensi data embodied energy dan CO2 bangunan.

Selain mengajar dan meneliti beliau juga membantu perusahaan dalam melakukan pengukuran CO2. Beliau juga memiliki berbagai macam sertifikasi yang berkaitan dengan bangunan hijau, seperti:

  1. Greenship Associate (GA) dan Greenship Profesional (GP) dari Green Building Council Indonesia
  2. SertifikatGedung Bangunan Hijau (BGH) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

Dr.Eng. Arie Dipareza Syafei, ST., MEPM, IPM

Arie Dipareza Syafei bergerak di bidang pengelolaan kualitas udara dan emisi serta gas rumah kaca. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang pengelolaan udara dan emisi serta 5 tahun dalam inventarisasi gas rumah kaca dan menjadi GHG Verificator berdasar ISO 14064. Pengalamannya tingkat nasional membantu dalam memberikan solusi kepada perusahaan. Beberapa pelatihan dan sertifikasi yang dimiliki diantaranya adalah GHG Lead Verifier based on ISO 14064 part 3, GHG Verification and Validation yang diselenggarakan oleh CSA Groups.

Ada Pertanyaan ? Hubungi Tim

Hubungi kami untuk mengetahui bagaimana kami dapat membantu Anda mengurangi emisi karbon bangunan Anda dan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau.

PT. Lensa Makmur Sejahtera

Jasa Pendampingan Menyusun SBTi Perusahaan

Jasa Pendampingan Menyusun SBTi Perusahaan

Jasa Pendampingan Menyusun SBTi Perusahaan

Permasalahan pada Penyusunan Pertek emisi untuk industri kimia

Kontributor terbesar penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) adalah sektor ekonomi, sehingga perusahaan memiliki peran besar untuk melakukan pengurangan emisi GRK. Dengan banyaknya konsumen yang telah sadar, pentingnya menjaga lingkungan, hal ini harus menjadi perhatian perusahaan untuk membangun reputasi hijau mereka. Jika ingin tetap bertahan dan melakukan ekspansi pasar.

Lensa hadir untuk membantu dan menjadi solusi bagi perusahaan Anda dalam menetapkan SBTi yang efisien untuk  pengurangan emisi GRK dan pelaporannya. Peroleh manfaat lebih dan bekerjasama dengan ahli sustainability kami.

Berdasarkan Science Based Targets sebanyak 8.658 organisasi telah mengikuti SBTi, dan 5.436 organisasi targetnya telah tervalidasi oleh SBTi.

APA YANG DIMAKSUD SBTi?

Science-Based Targets (SBT) adalah sebuah organisasi yang menyediakan panduan, standar, dan alat untuk membantu perusahaan menetapkan target pengurangan emisi GRK untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim dan dapat mencapai net-zero pada tahun 2050.

MANFAAT SBTi BAGI PERUSAHAAN:

Memang selain berkontribusi untuk mencegah dampak buruk krisis iklim dan membangun reputasi hijau bagi perusahaan, manfaat lain apa yang diperoleh oleh perusahaan?

Dengan perusahaan mampu menangani risiko-risiko ESG secara efektif, mampu menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan Anda. Banyak investor menyadari bahwa risiko-risiko ESG dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Bagaimana tahapan/langkah perusahaan untuk berkomitmen pada SBTi? Ada lima langkah yang harus perusahaan Anda lakukan dalam menetapkan SBT:

Commit

Mengirimkan surat pernyataan komitmen untuk menetapkan target pengurangan emisi berbasis sains.

Develop

Menyusun target pengurangan emisi yang sejalan dengan kriteria SBTi

Submit

Mengirimkan target perusahaan Anda untuk dilakukan validasi resmi oleh SBTi.

Communicate

Mengumumkan dan mengkomunikasikan target yang telah divalidasi kepada para stakeholder.

Disclose

Laporkan emisi seluruh perusahaan dan lacak progress target setiap tahunnya.

MULAI LANGKAH PERUSAHAAN ANDA UNTUK MENENTUKAN TARGET DAN PENGURANGAN EMISI DENGAN AKURAT BERSAMA LENSA, MENGAPA KAMI?

Actia memiliki tim yang kompeten dan andal yang akan bekerja sama dengan perusahaan Anda untuk membantu upaya SBT Anda. Kami akan memberikan panduan dan bantuan di setiap langkah penyusunan SBT Anda:

Platform perhitungan jejak karbon (actiacarbon.com)

Target penurunan emisi untuk Scope 1 hingga Scope 3 dan menentukan target SBT jangka pendek

Penetapan target net-zero jangka panjang (batasan target, tahun target, dan metodologi) berdasarkan Standar Net-Zero SBTi.

Menentukan dan implementasi program net-zero SBTi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.

Proses pengajuan dan validasi dengan SBTi.

Kami memiliki pengalaman dalam perhitungan GRK, langkah pengurangan emisi, dan metode implementasi di Scope 1 hingga Scope 3 yang menjadi inti dari penyusunan SBT.

BAGAIMAN KAMI MEMBANTU?

Pelatihan Perusahaan

Lensa dapat memberikan pelatihan yang perusahaan Anda perlukan mengenai ESG.

Pendampingan

Memberikan pendampingan dan membantu proses SBT perusahaan Anda

Pengembangan

Mengembangkan rencana penurunan emisi perusahaan Anda

inventarisasi

Melakukan Scope 1 hingga Scope 3 dan pengumpulan data yang menunjang dalam proses SBT

identifikasi dan Implementasi

Melakukan identifikasi secara menyeluruh tantangan serta peluang dalam penyusunan SBT dan implementasi di perusahaan Anda.

Proses pengajuan

Membantu proses pengajuan ke SBTi

Jadi, Kapan Anda harus menetapkan TARGET Anda? Jawabannya adalah SEKARANG.

Mudahkan proses perhitungan dan tracking emisi Anda dengan platform yang kami sediakan, dengan data faktor emisi yang terus diperbaharui. LENSA dengan senang hati membantu Anda melalui proses tersebut dan memberikan peluang perusahaan Anda untuk terus tumbuh di masa depan dan sekaligus membantu mitigasi perubahan iklim.

Pelatihan How to Create Carbon Project

Pelatihan How to Create Carbon Project

Pelatihan How to Create Carbon Project

How to Create Carbon Project

Mengubah Tantangan Lingkungan Menjadi Peluang Bisnis Berkelanjutan

Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu, tapi ancaman nyata bagi kelangsungan hidup kita. Gelombang panas ekstrem, banjir bandang, kekeringan berkepanjangan – dampaknya sudah kita rasakan di mana-mana. Tapi, tahukah Anda bahwa ada cara untuk tidak hanya berkontribusi pada solusi, tapi juga mendapatkan manfaat dari aksi nyata? Jawabannya ada pada proyek karbon.

Proyek Karbon (Carbon Project): Lebih dari Sekadar Menanam Pohon

Mungkin Anda pernah mendengar istilah “proyek karbon” atau “kredit karbon.” Tapi, apa sih sebenarnya proyek karbon itu? Sederhananya, proyek karbon adalah kegiatan yang dirancang khusus untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Gas-gas seperti karbon dioksida (CO2) inilah yang memerangkap panas matahari dan menyebabkan pemanasan global, biang keladi perubahan iklim.

Jangan salah, proyek karbon (carbon project) itu jauh lebih luas daripada sekadar menanam pohon di hutan, meskipun itu memang salah satu contoh yang populer. Ada berbagai macam cara untuk “menangkap” karbon dan mencegahnya lepas ke atmosfer:

  • Menjaga Hutan yang Sudah Ada: Bayangkan hutan sebagai “paru-paru” bumi. Hutan yang sehat menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis. Melindungi hutan dari penebangan liar dan kerusakan berarti kita menjaga agar “paru-paru” ini tetap berfungsi dengan baik. Ini disebut rehabilitasi dan konservasi.
  • Menanam Pohon di Lahan Kosong: Mengubah lahan gersang atau bekas tambang menjadi hutan baru (reforestasi/aforestasi) menciptakan “pabrik” penyerap karbon tambahan. Setiap pohon yang tumbuh adalah pahlawan kecil yang memerangi perubahan iklim.
  • Beralih ke Energi Terbarukan: Pembangkit listrik tenaga batu bara atau minyak bumi adalah sumber emisi GRK yang sangat besar. Menggantinya dengan sumber energi bersih seperti matahari, angin, atau air (tenaga surya, kincir angin, PLTA) adalah langkah raksasa untuk mengurangi jejak karbon kita.
  • Menggunakan Energi dengan Lebih Cerdas: Efisiensi energi itu penting! Menggunakan lebih sedikit energi untuk melakukan hal yang sama berarti mengurangi emisi. Contoh sederhana? Mengganti lampu bohlam dengan lampu LED yang hemat energi. Di skala industri, meningkatkan efisiensi mesin pabrik bisa memberikan dampak yang signifikan.
  • Mengolah Sampah dengan Bijak: Sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan metana, gas rumah kaca yang jauh lebih “jahat” daripada CO2. Mengolah sampah menjadi kompos atau biogas (sumber energi) adalah cara cerdas untuk mengurangi emisi dan menghasilkan manfaat lain.
  • Blue Carbon: Kekuatan Tersembunyi Lautan: Blue carbon adalah istilah untuk karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut. Hutan bakau (mangrove), padang lamun, dan rawa payau adalah “jagoan” dalam menyerap dan menyimpan karbon, bahkan lebih efektif daripada hutan di daratan! Melindungi ekosistem ini sangat penting.

Membuat proyek karbon memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi bukan berarti tidak mungkin! 

Ayo Bergerak Bersama Actia Carbon!

Kami menyelenggarakan pelatihan “How to Create Carbon Project” yang akan membekali Anda dengan semua yang Anda butuhkan untuk merancang, melaksanakan, dan mengelola proyek karbon yang sukses.

Pelatihan “How to Create Carbon Project”

  • Tanggal: 24-25 Juni 2025
  • Waktu: 09:00 – 16:00
  • Biaya: Rp 4.000.000

Jangan tunda lagi, ambil kesempatan ini!

Pelatihan Climate Risk

Pelatihan Climate Risk

Pelatihan Climate Risk

Langkah Strategis Menuju Bisnis Berkelanjutan

Risk Management (1)

Gelombang panas ekstrem, banjir bandang, kekeringan berkepanjangan, hingga kenaikan permukaan air laut adalah beberapa contoh fenomena alam yang semakin sering terjadi dan berpotensi melumpuhkan operasi bisnis. Perubahan iklim juga mendorong perubahan regulasi, preferensi konsumen, dan lanskap investasi.

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan iklim ini? Perubahan iklim dipicu oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, yang memerangkap panas matahari dan menyebabkan pemanasan global. Hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, khususnya pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, menjadi kontributor utama emisi gas rumah kaca.

Apakah Perubahan Iklim Berdampak Terhadap Bisnis?

Jawabannya adalah iya dan beragam. Bayangkan jika wilayah usaha Anda terendam banjir, rantai pasokan terganggu akibat kekeringan, atau permintaan produk menurun karena pergeseran preferensi konsumen ke produk yang lebih ramah lingkungan. Itu baru sebagian kecil dari potensi kerugian yang bisa timbul. Atau, bayangkan jika pasokan bahan baku utama Anda terganggu karena kekeringan berkepanjangan di wilayah penghasil. Atau, bayangkan peraturan pemerintah yang semakin ketat terkait emisi karbon, memaksa Anda untuk mengubah operasional. Inilah realitas yang dihadapi oleh banyak bisnis di seluruh dunia.

Sudah Siapkah Perusahaan Anda Menghadapi Perubahan Iklim?

Climate Risk, atau risiko terkait iklim, merujuk pada potensi dampak negatif perubahan iklim terhadap aset, operasi, dan keberlanjutan bisnis Anda. Memahami dan mengelola climate risk bukanlah pilihan, melainkan keharusan bagi perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang di era yang penuh tantangan ini.

Pelatihan Climate Risk yang Actia selenggarakan dirancang untuk membekali Anda dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Kami akan membimbing Anda untuk mengenali, mengukur, dan mengelola climate risk, sekaligus mengidentifikasi peluang bisnis yang muncul di tengah transisi menuju ekonomi rendah karbon.

2 Jenis Climate Risks

Climate Risk atau risiko yang muncul akibat perubahan iklim, dan berpotensi dapat memengaruhi operasional, keuangan, reputasi, serta keberlanjutan perusahaan. Risiko ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

Risiko yang timbul dari dampak langsung perubahan iklim, seperti:

  • Kejadian Cuaca Ekstrem: Peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, badai, gelombang panas, dan kebakaran hutan dapat mengganggu operasional perusahaan, merusak infrastruktur, mengganggu rantai pasok, dan menyebabkan kerugian finansial.
  • Perubahan Iklim Jangka Panjang: Perubahan iklim jangka panjang seperti kenaikan permukaan air laut, perubahan suhu rata-rata, dan perubahan pola curah hujan dapat berdampak pada lokasi operasional, ketersediaan sumber daya, dan permintaan pasar.

Risiko yang timbul dari proses transisi menuju ekonomi rendah karbon, meliputi:

  • Risiko Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah di berbagai negara menerapkan kebijakan dan regulasi terkait perubahan iklim, seperti pajak karbon, pembatasan emisi, dan standar efisiensi energi. Perusahaan yang tidak siap menghadapi perubahan regulasi ini dapat menghadapi sanksi dan kerugian finansial.
  • Risiko Teknologi: Perkembangan teknologi rendah karbon dapat mengganggu model bisnis perusahaan yang bergantung pada teknologi konvensional. Perusahaan perlu berinvestasi dalam inovasi dan adaptasi teknologi untuk tetap kompetitif.
  • Risiko Segmentasi Pasar: Perubahan preferensi konsumen dan investor yang semakin peduli terhadap isu lingkungan dapat mempengaruhi permintaan produk dan layanan perusahaan. Perusahaan perlu beradaptasi dengan permintaan pasar yang berubah dan menawarkan produk dan layanan yang lebih berkelanjutan.
  • Risiko Reputasi: Perusahaan yang dianggap tidak peduli terhadap isu lingkungan dapat kehilangan kepercayaan dari konsumen, investor, dan masyarakat.

Bagaimana Cara Mengelola Climate Risk?

Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengelola climate risk secara efektif, antara lain:

  1. Memahami Paparan Risiko: Melakukan pemetaan mendalam tentang bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi seluruh aspek bisnis, mulai dari aset fisik, operasi, rantai pasokan, hingga pasar dan pelanggan.
  2. Mengintegrasikan Climate Risk ke dalam Strategi Bisnis: Menjadikan climate risk sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan strategis, perencanaan bisnis, dan alokasi sumber daya.
  3. Mengembangkan Rencana Mitigasi dan Adaptasi: Merumuskan langkah-langkah konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (mitigasi) dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang tidak terhindarkan (adaptasi).
  4. Melibatkan Pemangku Kepentingan: Berkomunikasi secara transparan dengan karyawan, pelanggan, investor, dan komunitas tentang risiko dan peluang terkait iklim.
  5. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja: Secara berkala memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi pengelolaan climate risk dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Selama dua hari pelatihan intensif ini, Anda akan dibimbing langsung oleh tenaga ahli untuk mengupas tuntas berbagai aspek climate risk, meliputi:

  • Dasar-Dasar Perubahan Iklim
  • Kerangka Kerja Manajemen Risiko Iklim
  • Identifikasi dan Penilaian Risiko Fisik dan Transisi
  • Pengembangan Strategi Mitigasi dan Adaptasi
  • Pengungkapan dan Pelaporan Risiko Iklim
  • Studi Kasus dan Best Practices dalam mengelola Climate Risk.

Jangan Tunda Lagi, Amankan Tempat Anda Sekarang!

Tanggal: 10-11 Juni 2025
Waktu: 09.00 – 16.00 WIB
Biaya: Rp15.000.000,-
Lokasi: Jakarta

Kesempatan untuk mengikuti pelatihan Climate Risk ini terbatas. Segera daftarkan diri Anda dan tim Anda untuk memastikan bahwa perusahaan Anda siap menghadapi tantangan dan peluang di era perubahan iklim.

Pelatihan TCFD Reporting

Pelatihan TCFD Reporting

Pelatihan TCFD Reporting

Pelatihan Penyusunan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) Reporting

TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures) merupakan sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 2015 oleh Financial Stability Board (FSB – Dewan Stabilitas Keuangan) untuk mengembangkan kerangka kerja bagi perusahaan, bank, dan investor untuk secara sukarela dan konsisten mengungkapkan risiko dan peluang keuangan yang terkait dengan perubahan iklim.

Pada tahun 2015, Financial Stability Board (FSB), sebuah badan internasional yang memantau dan memberikan rekomendasi tentang sistem keuangan global. Bayang-bayang perubahan iklim semakin membesar, membawa serta potensi badai yang tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga stabilitas ekonomi dunia. FSB melihat gelombang risiko yang mulai terbentuk, risiko yang tidak sepenuhnya dipahami dan belum tercermin dalam perhitungan finansial banyak perusahaan. Di satu sisi, terdapat ancaman nyata dari risiko fisik: frekuensi dan kekuatan bencana alam seperti banjir dan badai yang diprediksi akan meningkat, berpotensi menimbulkan kerugian besar. Di sisi lain, risiko transisi juga mengintai. Pergeseran kebijakan menuju ekonomi rendah karbon, perubahan selera konsumen, dan lompatan teknologi hijau, meskipun positif, membawa ketidakpastian dan dapat mengguncang perusahaan yang lambat beradaptasi.

Keresahan FSB semakin menjadi karena risiko-risiko ini, baik yang bersifat fisik maupun transisional, berpotensi menciptakan efek domino yang mengguncang sistem keuangan. Kerugian di satu sektor bisa merembet ke sektor lain, ibarat kartu domino yang saling menjatuhkan. Terlebih lagi, tanpa informasi yang transparan dan terstandarisasi mengenai bagaimana perusahaan mengelola risiko-risiko iklim ini, pasar keuangan ibarat bermain tebak-tebakan dalam gelap, yang bisa berujung pada kesalahan penilaian aset dan gejolak finansial. FSB menyadari bahwa dunia membutuhkan kompas yang jelas untuk menavigasi lautan risiko ini. Maka lahirlah Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD). Gugus tugas ini dibentuk dengan misi untuk menciptakan kerangka kerja pelaporan risiko dan peluang keuangan terkait iklim yang seragam. Dengan adanya panduan dari TCFD, diharapkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dapat lebih memahami, mengukur, dan mengungkapkan risiko-risiko iklim secara transparan, sehingga investor dan pemangku kepentingan lainnya dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi, dan pada akhirnya, mengarahkan dunia menuju transisi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. TCFD menjadi mercusuar yang diharapkan dapat menerangi jalan di tengah ketidakpastian, demi menjaga stabilitas keuangan global di era perubahan iklim.

Kerangka kerja TCFD berfokus pada empat hal ini:
  1. Tata Kelola (Governance): Pengungkapan tata kelola organisasi seputar risiko dan peluang terkait iklim. Ini termasuk peran dewan dan manajemen dalam menilai dan mengelola risiko dan peluang tersebut.
  2. Strategi (Strategy): Pengungkapan dampak aktual dan potensial dari risiko dan peluang terkait iklim terhadap bisnis, strategi, dan perencanaan keuangan organisasi. Ini termasuk bagaimana organisasi mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi risiko dan peluang ini.
  3. Manajemen Risiko (Risk Management): Pengungkapan proses yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko terkait iklim. Ini termasuk bagaimana organisasi mengintegrasikan risiko-risiko ini ke dalam proses manajemen risiko secara keseluruhan.
  4. Metrik dan Target (Metrics and Targets): Pengungkapan metrik dan target yang digunakan untuk menilai dan mengelola risiko dan peluang terkait iklim yang relevan. Ini termasuk metrik emisi gas rumah kaca (GRK), dan target yang terkait dengan pengurangan emisi atau aspek lain dari perubahan iklim.
Mengapa TCFD Penting, Terutama di Indonesia?

Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Banjir, kekeringan, kenaikan permukaan air laut, dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi, mengancam infrastruktur, mengganggu rantai pasokan, dan mempengaruhi produktivitas berbagai sektor industri.

Perubahan iklim juga membawa risiko transisi. Pergeseran kebijakan menuju ekonomi rendah karbon, perubahan preferensi konsumen yang semakin sadar lingkungan, dan perkembangan teknologi hijau, hal tersebut memang positif, namun bagi perusahaan yang lambat beradaptasi akan menciptakan sebuah tantangan baru.

Di sisi lain, kesadaran global akan pentingnya keberlanjutan semakin meningkat. Investor, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya kini semakin mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam pengambilan keputusan mereka. Perusahaan yang mampu mengelola risiko iklim dengan baik dan transparan akan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar, membangun reputasi, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Lalu, bagaimana cara menyusun TCFD Reporting?

Bergabung ke pelatihan sekarang!

Tanggal: 2-3 September 2025
Waktu: 09:00-16:00
Biaya: Rp 3.000.000

Ada Pertanyaan ? Hubungi Tim

Pelatihan GHG Validation and Verification

Pelatihan GHG Validation and Verification

Pelatihan GHG Validation and Verification

Panduan Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GHG)

GHG Validation and Verification diperlukan karena emisi gas rumah kaca (GRK) dianggap sebagai penyebab utama perubahan iklim. Untuk mengurangi emisi dan memenuhi komitmen internasional dalam mengatasi perubahan iklim, perusahaan dan organisasi perlu menerapkan strategi dalam mengukur dan melaporkan emisi mereka. Validasi dan verifikasi membantu memastikan bahwa data emisi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya, serta memenuhi persyaratan regulasi dan standar internasional.

Validasi berfokus pada evaluasi terhadap rencana pemantauan GRK, menguji kesesuaian metodologi, asumsi, dan batasan yang digunakan sebelum data emisi dikumpulkan (ex-ante). Validasi merupakan proses awal yang dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dan kelengkapan data serta metodologi penghitungan emisi GRK dengan standar yang berlaku. Tahapan ini layaknya sebuah pemeriksaan internal untuk memastikan data yang dihasilkan telah akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah validasi selesai dilakukan, barulah proses verifikasi dapat dimulai. Validasi akan menguji:

  1. Kesesuaian metodologi: Apakah metode yang Anda pilih untuk menghitung emisi GRK sudah tepat dan sesuai dengan standar seperti ISO 14064?
  2. Kelayakan asumsi: Apakah asumsi yang Anda gunakan dalam perhitungan emisi GRK realistis dan dapat dipertanggungjawabkan?
  3. Kejelasan batasan: Apakah Anda sudah menetapkan batasan-batasan yang jelas dalam penghitungan emisi GRK, seperti batasan organisasi dan operasional?

Verifikasi sendiri merupakan proses konfirmasi independen yang dilakukan oleh pihak ketiga yang terakreditasi. Verivikasi dilakukan setelah data emisi gas rumah kaca (GHG) dikumpulkan dan dilaporkan (ex-post). Tujuannya adalah untuk memastikan objektivitas dan keabsahan data emisi gas rumah kaca (GHG) yang telah divalidasi sebelumnya. Hasil dari verifikasi ini berupa pernyataan resmi yang menjamin bahwa data emisi gas rumah kaca (GHG) yang dilaporkan telah sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan. Verifikasi akan menilai:

  1. Akurasi: Apakah data emisi yang Anda laporkan sudah dihitung dengan benar dan bebas dari kesalahan?
  2. Kelengkapan: Apakah semua sumber emisi GRK yang relevan sudah dihitung dan dilaporkan?
  3. Konsistensi: Apakah data emisi yang Anda laporkan konsisten dari waktu ke waktu dan antar unit/divisi?
  4. Transparansi: Apakah data emisi yang Anda laporkan disajikan dengan jelas dan mudah dipahami?
  5. Bebas dari salah saji material: Apakah data emisi yang Anda laporkan bebas dari kesalahan yang signifikan yang dapat menyesatkan pengguna data?
  1. Akuntabilitas dan Transparansi: GHG Validation and Verification memastikan bahwa data emisi yang dilaporkan oleh negara atau organisasi akurat dan dapat dipercaya. Hal ini sangat penting untuk meraih kepercayaan banyak pihak, dari pemerintah, investor, sampai masyarakat umum, terhadap komitmen sebuah organisasi dalam mengelola emisinya dan untuk memenuhi komitmen yang terdapat dalam NDC dan Paris Agreement.
  2. Dasar Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Dengan data yang kredibel ibarat kompas yang mengarahkan pemerintah dan/ atau organisasi dalam merumuskan kebijakan iklim dan membantu perusahaan menyusun strategi pengurangan emisi yang jitu.
  3. Memenuhi Aturan yang Berlaku: Di Indonesia dan banyak negara lain, pelaporan emisi GRK sudah diatur undang-undang. Validasi dan verifikasi membantu organisasi memenuhi kewajiban tersebut.
  4. Membuka Akses ke Pembiayaan Ramah Lingkungan: Lembaga keuangan dan investor kini semakin jeli melihat kinerja lingkungan, termasuk bagaimana sebuah organisasi mengelola emisi GRK-nya. Data yang terverifikasi bisa membuka pintu ke pembiayaan berkelanjutan.
  5. Berpartisipasi dalam Pasar Karbon: Jika ingin terlibat dalam perdagangan karbon atau skema insentif lainnya, data emisi yang terverifikasi menjadi syarat mutlak.
  6. Pengukuran Kemajuan: Melalui proses verifikasi, organisasi dapat melihat apakah mereka memenuhi target penurunan emisi yang tertuang dalam NDC mereka, serta apakah mereka berkontribusi terhadap tujuan yang lebih besar dari Paris Agreement.

ISO 14064-3 adalah standar internasional yang memberikan panduan dan persyaratan untuk melakukan validasi dan verifikasi atas asersi (pernyataan) Gas Rumah Kaca (GRK). Standar ini merupakan bagian ketiga dari seri ISO 14064, yang secara keseluruhan membahas tentang kuantifikasi, pemantauan, pelaporan, validasi, dan verifikasi emisi dan serapan GRK. Dengan mengikuti pelatihan ini, Anda akan memahami prinsip-prinsip dasar ISO 14064-3, termasuk:

  1. Relevansi: Memastikan informasi GRK yang relevan dengan kebutuhan pengguna.
  2. Kelengkapan: Melaporkan semua sumber dan serapan GRK dengan tepat.
  3. Konsistensi: Memungkinkan perbandingan data emisi yang bermakna dari waktu ke waktu.
  4. Akurasi: Mengurangi bias dan ketidakpastian sejauh mungkin.
  5. Transparansi: Mengungkapkan informasi GRK yang cukup, memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan dengan keyakinan.

Kabar Baik!

Actia mengadakan Pelatihan Validasi dan Verifikasi GRK pada 6-7 Mei 2025 secara virtual dengan biaya hanya Rp 4.000.000 saja

Kami Pastikan Anda Mendapatkan Manfaatnya!

Pengajar Ahli dan Berpengalaman

Kurikulum Lengkap

Kelas Interaktif

Studi Kasus Nyata

Virtual dan Fleksibel

Peluang Networking

Ambil Kesempatan ini Dan Bergabung Sekarang!
Pelatihan

Agenda

Tanggal: 6-7 Mei 2025
Waktu: 09:00 – 16:00
Biaya: Rp4.000.000

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Pada tahun 2025 ini, perhatian terhadap isu-isu Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) semakin meningkat, seiring dengan kebutuhan mendesak untuk menghadapi krisis iklim, ketimpangan sosial, dan tata kelola yang transparan. Dalam aspek lingkungan, perusahaan dihadapkan pada tuntutan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mengadopsi praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Regulasi pemerintah dan tekanan dari investor kini menuntut perusahaan untuk menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.

Di bidang sosial, inklusi dan kesetaraan menjadi prioritas utama. Konsumen akan semakin kritis terhadap praktik bisnis yang kurang etis, mendorong perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih transparan dan berkelanjutan dengan masyarakat.

Sementara itu, tata kelola yang baik menjadi landasan utama dalam membangun kepercayaan pemangku kepentingan. Perusahaan yang gagal mengintegrasikan prinsip ESG dalam strategi bisnis mereka berisiko kehilangan kepercayaan pasar dan menghadapi kerugian reputasi.

Di era globalisasi dan digitalisasi, penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi kebutuhan strategis bagi perusahaan yang ingin mempertahankan daya saing dan kepercayaan masyarakat. ESG bukan sekadar tren, ini adalah pendekatan yang dapat meningkatkan reputasi, menarik investor, dan memastikan keberlanjutan bisnis Anda. Adaptasi dan inovasi adalah kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang hadir di era keberlanjutan ini.

Dengan memahami ESG, Anda dapat:

  • Mengurangi risiko bisnis melalui kebijakan lingkungan yang proaktif.
  • Memperkuat hubungan masyarakat dengan program sosial yang berdampak positif.
  • Meningkatkan transparansi dan tata kelola untuk menarik kepercayaan investor.
Silakan jawab pertanyaan kami!

Dunia bisnis saat ini tidak hanya sekadar mengejar profit, tetapi juga harus memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat. Apakah perusahaan Anda siap menghadapi tantangan dunia modern yang semakin menuntut keberlanjutan?

Apakah Anda dan/atau tim Anda mungkin telah memahami prinsip dasar ESG, namun kesulitan mendapatkan strategi yang tepat? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian! Banyak perusahaan yang juga menghadapi hal serupa.

Tantangan dalam Implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG)

Banyak perusahaan telah mencoba menerapkan prinsip ESG, namun sering kali menghadapi tantangan berikut:

  • Kesulitan dalam mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.
  • Anggaran yang terbatas dan kurangnya tenaga ahli.
  • Kurangnya pemahaman mengenai isu-isu ESG di kalangan manajemen dan karyawan.
  • Kesulitan untuk mengikuti perkembangan peraturan ESG.
Solusi untuk Anda! Pelatihan Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation dari Actia

Melalui pelatihan ESG ini, kami akan membantu Anda untuk memahami konsep dasar ESG dan bagaimana ini memengaruhi industri di berbagai sektor, mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil sesuai kebutuhan Perusahaan Anda.

Melalui pelatihan ini, Anda akan berkesempatan:
  1. Mempelajari studi kasus dari perusahaan yang telah berhasil menerapkan ESG beserta simulasi penerapan ESG.
  2. Memahami Indikator kinerja utama (KPI) ESG dan cara menyusun sustainability report.
  3. Mendapatkan strategi untuk melibatkan karyawan dan pemangku kepentingan dalam perjalanan ESG Anda.
Dapatkan konsep dasar ESG dan bagaimana ini memengaruhi industri di berbagai sektor

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Jadwal: 29,30 April – 1 May 2025

Waktu: 09:00-16:00

Biaya: Rp6.000.000

Dapatkan strategi dan tips terbaik untuk mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) ke dalam bisnis Anda.

Bergabung sekarang dan dapatkan sertifikatnya! Kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda terkait ESG.

Selamat! Dengan berinvestasi sebesar Rp6.000.000, Anda telah mengambil langkah yang tepat untuk keberlanjutan bisnis Anda!

Pelatihan Penyusunan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) Reporting-Integrated SASB

Pelatihan Penyusunan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) Reporting-Integrated SASB

Pelatihan Penyusunan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) Reporting-Integrated SASB

2 Hari Pelatihan Intensif untuk menyusun Laporan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) dan Terintegrasi dengan SASB

Apakah Anda sedang mencari penjelasan mengenai TCFD dan/atau SASB? Simak penjelasan kami di bawah ini!

TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures) adalah sebuah inisiatif yang dibentuk oleh Financial Stability Board (FSB) untuk membantu perusahaan melaporkan risiko dan peluang terkait perubahan iklim dalam laporan keuangan mereka. TCFD mengarah pada transparansi dalam pelaporan dampak perubahan iklim terhadap bisnis, mengidentifikasi bagaimana perusahaan dapat mengelola risiko tersebut secara finansial, serta bagaimana mereka merencanakan menghadapinya di masa depan.

SASB (Sustainability Accounting Standards Board) adalah standar pelaporan yang fokus pada faktor keberlanjutan yang dapat memengaruhi nilai perusahaan secara finansial. SASB berfokus pada faktor-faktor material yang berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan, termasuk isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Dengan SASB, perusahaan bisa menunjukkan dampak isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) terhadap kinerja mereka secara lebih mendalam dan relevan bagi investor.

TCFD dan SASB keduanya saling melengkapi! TCFD memberikan panduan tentang risiko iklim, sementara SASB memberi gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana faktor keberlanjutan memengaruhi profitabilitas. Dengan mengintegrasikan keduanya, Anda bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana perusahaan Anda menghadapi tantangan dan peluang yang dibawa oleh perubahan iklim.

Tantangan yang Dihadapi Perusahaan dalam Menyusun Laporan TCFD

Banyak perusahaan, terutama yang belum terbiasa dengan pelaporan keberlanjutan, menghadapi berbagai kendala menyusun laporan TCFD bisa sangat menantang. Berikut adalah beberapa masalah yang sering muncul:

  1. Terbatasnya Sumber Daya: Tidak semua perusahaan memiliki tim khusus atau anggaran besar untuk menyusun laporan TCFD dan SASB
  2. Isu Iklim yang Kompleks: Mengidentifikasi dampak perubahan iklim bisa menjadi pekerjaan yang membingungkan. Mulai bencana alam hingga perubahan regulasi, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan.
  3. Kesulitan Mengintegrasikan dengan Standar Lain: Banyak perusahaan telah menggunakan standar pelaporan lain, seperti GRI atau CDP, menggabungkannya dengan TCFD dan SASB sering kali terasa seperti menyatukan potongan puzzle yang sulit.

Actia Dapat Membantu Anda Menyusun Laporan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD)

Kami akan membantu Anda memahami TCFD dalam 2 hari! Pelajari cara mengenali dan menganalisis risiko yang berkaitan dengan perubahan iklim dan bagaimana hal tersebut bisa mempengaruhi kinerja perusahaan Anda. Kami juga akan menunjukkan bagaimana Anda bisa mengintegrasikan standar SASB dalam laporan TCFD Anda untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif kepada pemangku kepentingan.

Apakah pelatihan ini cocok untuk pemula?

Ya, pelatihan ini dirancang untuk peserta dengan berbagai tingkat pengalaman, dari pemula hingga profesional berpengalaman.

Dapatkan tips dan trik untuk menyusun laporan yang jelas, transparan, dan sesuai dengan standar yang berlaku!

Integrated SASB – TCFD Reporting Online Training

Tanggal: 22-23 Juli 2025
Waktu: 09:00 – 16:00
Biaya: Rp 3.000.000

Ada Pertanyaan ? Hubungi Tim

Pelatihan Penyusunan Roadmap Net Zero Emission (NZE) dan Strategi Dekarbonisasi Perusahaan

Pelatihan Penyusunan Roadmap Net Zero Emission (NZE) dan Strategi Dekarbonisasi Perusahaan

Pelatihan Penyusunan Roadmap Net Zero Emission (NZE) dan Strategi Dekarbonisasi Perusahaan

Pelatihan Penyusunan Roadmap Net Zero Emission ini akan membekali Anda dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk mencapai target emisi nol bersih.

Saat ini, dunia berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Indonesia pun memiliki target yang ambisius untuk mencapai NZE pada tahun 2060, sejalan dengan komitmen internasional untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% hingga 41% pada tahun 2030.

Pernahkah Anda mendengar tentang Net Zero Emission (NZE)?

Net Zero Emission (NZE) merupakan konsep di mana jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia seimbang dengan jumlah emisi yang dapat diserap atau dihilangkan dari atmosfer dalam periode waktu tertentu. Tujuan dari NZE adalah untuk mencapai keseimbangan antara emisi gas rumah kaca dan upaya pengurangan emisi

Apa itu Roadmap NZE?

Roadmap NZE merupakan sebuah rencana langkah-langkah yang detail untuk mencapai Net Zero Emission. Dokumen ini berisi strategi dan tindakan yang harus diambil oleh perusahaan atau pemerintah untuk menuju  NZE

Kaitan antara NZE dan strategi dekarbonisasi sangat erat. Sementara NZE bertujuan untuk mencapai keseimbangan nol emisi, dekarbonisasi merupakan salah satu strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Dengan strategi dekarbonisasi yang tepat, berbagai sektor usaha dan industri seperti energi, transportasi, industri, dan pertanian diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca mereka serta mengadopsi teknologi berkelanjutan guna mencapai NZE.

Pelatihan Penyusunan Roadmap Net Zero Emission (NZE) dan Strategi Dekarbonisasi Perusahaan
Anda akan mendapatkan Sertifikat Setelah mengikuti pelatihan ini

Dalam kajian teknis diperlukan pengajuan usulan baku mutu emisi. Namun, masih banyak perusahaan yang belum tepat dalam memenuhi hal tersebut. Terlebih lagi, pembuatan neraca masa emisi untuk unit seperti reaktor masih tidak representative dan justru mempersulit penentuan usulan baku mutunya. Hal ini justru membuat proses pengajuan pertek emisi semakin lama.

Pelatihan dengan Studi Kasus Real

NZE

Catat Tanggal dan Waktunya!

Tanggal: 17-19 Juni 2025
Waktu: 09:00 – 16:00
Biaya: Rp 1.500.000

Training: Introduction to Environmental, Social, and Governance (ESG)

Training: Introduction to Environmental, Social, and Governance (ESG)

Training Introduction to Environmental, Social, and Governance (ESG)

Perubahan iklim semakin nyata dengan bencana alam yang kian sering terjadi, seperti banjir dan kebakaran hutan. Di sisi lain, masyarakat semakin kritis terhadap perusahaan yang tidak peduli pada keberlanjutan atau memiliki tata kelola yang kurang transparan.

Komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 adalah langkah besar yang membawa dampak langsung pada dunia bisnis. Regulasi yang semakin ketat terkait energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan emisi karbon membuat perusahaan perlu segera beradaptasi. Selain itu, isu sosial juga menjadi sorotan yang tidak bisa diabaikan.

Mengapa hal ini penting? Karena perusahaan yang tidak peduli terhadap ESG berisiko kehilangan kepercayaan dari konsumen, investor, bahkan karyawan mereka sendiri. Sebaliknya, perusahaan yang mulai menerapkan prinsip ESG akan lebih unggul, serta memperkuat reputasi mereka.

Menerapkan ESG bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi soal bertahan dan berkembang di tengah perubahan zaman. Actia dapat membantu Anda memulai langkah penting ini dengan pelatihan ESG yang dirancang khusus untuk kebutuhan perusahaan di Indonesia.

ESG adalah kerangka kerja yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai dampak operasional mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan. Ketiga aspek utama ESG meliputi:

  1. Environmental (Lingkungan):
    Berfokus pada bagaimana perusahaan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pengurangan emisi karbon, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah.
  2. Social (Sosial):
    Melibatkan hubungan perusahaan dengan komunitas, karyawan, dan pelanggan. Ini mencakup inklusivitas, hak asasi manusia, kesejahteraan karyawan, dan kontribusi kepada masyarakat.
  3. Governance (Tata Kelola):
    Berhubungan dengan praktik kepemimpinan, transparansi, etika, dan akuntabilitas dalam perusahaan.

Dengan mengadopsi prinsip ESG, perusahaan tidak hanya memenuhi standar keberlanjutan tetapi juga memperkuat reputasi mereka di mata investor, pelanggan, dan masyarakat luas.

Di tengah isu global seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan kebutuhan akan tata kelola yang lebih baik, ESG menjadi alat strategis yang tidak dapat diabaikan. Berikut adalah alasan utama mengapa ESG penting:

  1. Keberlanjutan Bisnis:
    Perusahaan yang berinvestasi pada ESG cenderung lebih tahan terhadap risiko lingkungan dan sosial, menjamin keberlanjutan jangka panjang.
  2. Daya Saing di Pasar:
    Konsumen dan investor kini lebih peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari produk atau layanan yang mereka pilih. ESG menjadi faktor pembeda.
  3. Manajemen Risiko:
    ESG membantu perusahaan mengidentifikasi potensi risiko lebih awal, seperti regulasi lingkungan baru atau tuntutan dari masyarakat.
  4. Akses Modal Lebih Mudah:
    Banyak investor global yang lebih memilih untuk berinvestasi ke perusahaan yang memenuhi kriteria ESG.

Dengan ESG, perusahaan bukan hanya menjalankan bisnis, tetapi juga ikut menciptakan dunia yang lebih baik.

Jawabannya adalah YA! ESG memberikan banyak manfaat langsung bagi perusahaan:

  • Pengurangan Biaya Operasional: Dengan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik, perusahaan dapat menghemat biaya.
  • Meningkatkan Reputasi, Daya Jual dan Kepercayaan Konsumen : Publik cenderung mendukung perusahaan dengan nilai-nilai keberlanjutan.
  • Kinerja Keuangan yang Lebih Baik: Studi menunjukkan bahwa perusahaan dengan skor ESG tinggi sering kali memiliki pengembalian investasi yang lebih besar.
  • Hubungan Kerja yang Lebih Baik: Perusahaan yang memperhatikan karyawan mereka, seperti menyediakan lingkungan kerja yang inklusif, cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi.

Melalui penerapan ESG, Anda tidak hanya memperkuat perusahaan Anda, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan lingkungan yang lebih sehat.

Training dari Actia: Pilihan Tepat untuk Anda

Kami memahami bahwa menerapkan ESG bukanlah hal yang sederhana. Itulah mengapa Actia hadir dengan training khusus yang dirancang untuk membantu Anda memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ESG secara praktis.

Trainer Berpengalaman

Diajarkan langsung oleh pakar ESG yang telah memiliki pengalaman luas dalam industri.

Materi Relevan

Fokus pada studi kasus nyata dan alat praktis yang dapat langsung Anda terapkan.

Fleksibel

Pelatihan virtual yang memungkinkan Anda belajar dari mana saja.

Detail Training to Environmental, Social, and Governance (ESG)

Detail Training

  • Biaya: Rp 1.000.000
  • Tanggal: 4-5 Februari 2025
  • Waktu: 09.00 – 16.00 WIB
  • Tempat: Virtual melalui platform online.
  • Website Informasi: https://actiaclimate.com/
  • Pendaftaran: Hubungi Medy Anggita di 081515788893

Manfaat Mengikuti Training Ini

Dengan mengikuti training ESG dari Actia, Anda akan:

  • Memahami prinsip ESG.
  • Menambah kemampuan untuk menyusun strategi ESG yang efektif.
  • Meningkatkan reputasi perusahaan Anda di mata pemangku kepentingan.
  • Siap menghadapi tantangan global dengan solusi yang relevan.

Apa yang Akan Anda Pelajari?

  1. Dasar-Dasar ESG: Memahami konsep utama, tren global, dan relevansi ESG dalam bisnis.
  2. Pengukuran dan Pelaporan: Belajar cara mengukur dampak ESG dan melaporkannya sesuai standar internasional.
  3. Strategi Implementasi: Langkah-langkah strategis untuk mengintegrasikan ESG ke dalam proses bisnis Anda.
  4. Studi Kasus: Contoh penerapan ESG yang sukses di berbagai industri.
Training to Environmental, Social, and Governance (ESG)

Jangan lewatkan kesempatan untuk membawa perusahaan Anda ke level selanjutnya. Kuota terbatas, segera daftarkan diri Anda sekarang juga!

Apa yang anda dapat?

Hubungi Medy Anggita di 081515788893 untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran.

PT ACTIA BERSAMA SEJAHTERA

Office 1 – Lantai 18, Office 8 – Senopati Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Office 2 – Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

 

Hubungi Kami

PT Actia Bersama Sejahtera – Support oleh Dokter Website