Pelatihan TCFD Reporting

TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures) merupakan sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 2015 oleh Financial Stability Board (FSB – Dewan Stabilitas Keuangan) untuk mengembangkan kerangka kerja bagi perusahaan, bank, dan investor untuk secara sukarela dan konsisten mengungkapkan risiko dan peluang keuangan yang terkait dengan perubahan iklim.
Pada tahun 2015, Financial Stability Board (FSB), sebuah badan internasional yang memantau dan memberikan rekomendasi tentang sistem keuangan global. Bayang-bayang perubahan iklim semakin membesar, membawa serta potensi badai yang tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga stabilitas ekonomi dunia. FSB melihat gelombang risiko yang mulai terbentuk, risiko yang tidak sepenuhnya dipahami dan belum tercermin dalam perhitungan finansial banyak perusahaan. Di satu sisi, terdapat ancaman nyata dari risiko fisik: frekuensi dan kekuatan bencana alam seperti banjir dan badai yang diprediksi akan meningkat, berpotensi menimbulkan kerugian besar. Di sisi lain, risiko transisi juga mengintai. Pergeseran kebijakan menuju ekonomi rendah karbon, perubahan selera konsumen, dan lompatan teknologi hijau, meskipun positif, membawa ketidakpastian dan dapat mengguncang perusahaan yang lambat beradaptasi.
Keresahan FSB semakin menjadi karena risiko-risiko ini, baik yang bersifat fisik maupun transisional, berpotensi menciptakan efek domino yang mengguncang sistem keuangan. Kerugian di satu sektor bisa merembet ke sektor lain, ibarat kartu domino yang saling menjatuhkan. Terlebih lagi, tanpa informasi yang transparan dan terstandarisasi mengenai bagaimana perusahaan mengelola risiko-risiko iklim ini, pasar keuangan ibarat bermain tebak-tebakan dalam gelap, yang bisa berujung pada kesalahan penilaian aset dan gejolak finansial. FSB menyadari bahwa dunia membutuhkan kompas yang jelas untuk menavigasi lautan risiko ini. Maka lahirlah Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD). Gugus tugas ini dibentuk dengan misi untuk menciptakan kerangka kerja pelaporan risiko dan peluang keuangan terkait iklim yang seragam. Dengan adanya panduan dari TCFD, diharapkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dapat lebih memahami, mengukur, dan mengungkapkan risiko-risiko iklim secara transparan, sehingga investor dan pemangku kepentingan lainnya dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi, dan pada akhirnya, mengarahkan dunia menuju transisi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. TCFD menjadi mercusuar yang diharapkan dapat menerangi jalan di tengah ketidakpastian, demi menjaga stabilitas keuangan global di era perubahan iklim.
- Tata Kelola (Governance): Pengungkapan tata kelola organisasi seputar risiko dan peluang terkait iklim. Ini termasuk peran dewan dan manajemen dalam menilai dan mengelola risiko dan peluang tersebut.
- Strategi (Strategy): Pengungkapan dampak aktual dan potensial dari risiko dan peluang terkait iklim terhadap bisnis, strategi, dan perencanaan keuangan organisasi. Ini termasuk bagaimana organisasi mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi risiko dan peluang ini.
- Manajemen Risiko (Risk Management): Pengungkapan proses yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko terkait iklim. Ini termasuk bagaimana organisasi mengintegrasikan risiko-risiko ini ke dalam proses manajemen risiko secara keseluruhan.
- Metrik dan Target (Metrics and Targets): Pengungkapan metrik dan target yang digunakan untuk menilai dan mengelola risiko dan peluang terkait iklim yang relevan. Ini termasuk metrik emisi gas rumah kaca (GRK), dan target yang terkait dengan pengurangan emisi atau aspek lain dari perubahan iklim.
Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Banjir, kekeringan, kenaikan permukaan air laut, dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi, mengancam infrastruktur, mengganggu rantai pasokan, dan mempengaruhi produktivitas berbagai sektor industri.
Perubahan iklim juga membawa risiko transisi. Pergeseran kebijakan menuju ekonomi rendah karbon, perubahan preferensi konsumen yang semakin sadar lingkungan, dan perkembangan teknologi hijau, hal tersebut memang positif, namun bagi perusahaan yang lambat beradaptasi akan menciptakan sebuah tantangan baru.
Di sisi lain, kesadaran global akan pentingnya keberlanjutan semakin meningkat. Investor, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya kini semakin mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam pengambilan keputusan mereka. Perusahaan yang mampu mengelola risiko iklim dengan baik dan transparan akan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar, membangun reputasi, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Lalu, bagaimana cara menyusun TCFD Reporting?
Bergabung ke pelatihan sekarang!
Tanggal: 2-3 September 2025
Waktu: 09:00-16:00
Biaya: Rp 3.000.000