Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK)

Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK)

Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca

REVOLUSI MANAGEMENT: Dari Kebingungan Carbon Menuju Keunggulan Kompetitif dalam 3 Hari

Bayangkan hari ini Senin pagi, direktur mengirim email: “Butuh laporan GHG untuk investor minggu depan. Tim belum siap. Kamu yang koordinasi.” Perut langsung mual. Lagi-lagi Anda yang jadi “sandwich manager” – dipencet atasan, dipencet bawahan. 

⚡ CERITA YANG TERLALU AKRAB BAGI MIDDLE MANAGER INDONESIA

Jam 7:30 pagi, WhatsApp grup perusahaan sudah ramai: 

  • CEO: “Carbon regulasi sudah di depan mata, siapa yang handle compliance?” 
  • CFO: “Biaya konsultan GHG mahal banget, ada solusi internal?” 
  • HRD: “Tim environment stress terus, butuh training yang bener” 

Dan guess what? Semua mata tertuju pada Anda. 

Menurut research terbaru, 71% middle manager Indonesia mengalami burnout karena tuntutan seperti ini. Anda bukan sendirian. Tapi bedanya, ada yang berhasil mengubah beban menjadi breakthrough – dan ada yang terus terjebak dalam lingkaran stress. 

💔 PAIN POINTS YANG MENGHANTUI MIDDLE MANAGER

Problem #1: Tersandung Antara Ekspektasi dan Realitas 

  • Atasan menuntut compliance carbon atau sustainability regulation, atau ESG, atau apapun di 2026 
  • Tim tidak punya keahlian GHG inventory 
  • Budget training terbatas, hasil harus maksimal 
  • Anda jadi “penghubung” yang selalu salah 

Problem #2: Ketergantungan Konsultan = Pemborosan 

  • Biaya konsultan GHG: Rp 100-200 juta per project 
  • Tidak ada transfer knowledge ke tim internal 
  • Setiap audit, bayar lagi – cash flow terkuras 
  • Tim tetap tidak mandiri 

Problem #3: Regulasi Mendekat, Persiapan Minim 

  • PP 98/2021 tentang carbon tax sudah disahkan 
  • Implementasi 2026 semakin dekat 
  • 75% perusahaan Indonesia masih menggunakan data faktor emisi default 
  • Penalty carbon tax: Rp 30/kg CO2e – untuk perusahaan besar bisa jutaan per bulan 

Problem #4: Tim Frustasi, Anda Tertekan 

  • Only 37% middle managers get proper training 
  • Tim environment overload tanpa skill memadai 
  • Anda jadi “firefighter” terus-menerus 
  • Burnout rate middle manager: 71% 

🌟 TRANSFORMATION STORY: DARI CHAOS KE CHAMPION

Kisah Klien Actia (Manufacturing Company) 

BEFORE: Januari 2024 

  • Environment Manager stress setiap ada permintaan data carbon 
  • Bergantung konsultan untuk semua laporan GHG 
  • Budget habis Rp 80 juta per tahun untuk konsultan 
  • Tim selalu panic saat ada audit 

AFTER: Setelah 3 Hari Training (Juni 2024) 

  • Tim internal bisa handle 100% GHG inventory sendiri 
  • Penghematan biaya konsultan: Rp 80 juta per tahun 
  • Energy cost reduction: Rp 23 juta dari efficiency improvements 
  • Ready for carbon project, carbon tax 2026 – bahkan bisa jadi competitive advantage 

Result: ROI 215% dalam 8 bulan 

🎯 SOLUSI KOMPREHENSIF: TRAINING GHG INVENTORY & REPORTING ISO 14064

MENGAPA TRAINING INI BERBEDA?

1. PRACTICAL, BUKAN TEORITIS

  • Gunakan data perusahaan Anda sendiri selama training 
  • Excel-based tools yang langsung bisa diimplementasi 
  • Mock audit simulation – experience real verification process 

2. INDUSTRY-SPECIFIC CUSTOMIZATION

  • Modul Kelapa Sawit: Land use change calculations 
  • Modul Manufaktur: Scope 2 emissions optimization 
  • Modul Transportasi: Fleet emissions management[previous conversation] 

3. COST-EFFECTIVE APPROACH

  • Tools mastery: GHG Calculator 
  • Template lengkap: Audit-ready documentation 
  • No additional software investment required 

📋 JADWAL TRAINING 3 HARI INTENSIF (9:00-16:00 WIB)

2-4 September 2025

21-23 Oktober 2025

HARI 1: FOUNDATION & FRAMEWORK MASTERY 

Waktu 

Sesi 

Unique Value 

08:30-09:00 

Opening dan pre-test 

 

09:00-10:30 

Climate Change & Business Urgency 

Indonesian regulation focus (PP 98/2021) 

10:45-12:00 

ISO 14064 Standards Deep Dive 

Comparison with GHG Protocol 

13:00-14:00 

GHG Accounting Principles 

Interactive workshop + quiz 

14:00-15:00 

Organizational Boundaries 

Real company data mapping 

15:00-16:30 

Scope 1 & 2 Emissions 

Customized calculation practice 

 

HARI 2: QUANTIFICATION & CALCULATION EXCELLENCE 

Waktu 

Sesi 

Breakthrough Feature 

09:00-10:30 

Scope 1 & 2 Emissions 

Free tools utilization 

10:45-12:00 

Scope 3 Value Chain 

Indonesia-specific emission factors 

13:00-14:00 

Data Collection & Quality 

Excel template development 

14:00-15:00 

Calculation Methods 

Live calculation with real data 

15:00-16:30 

GHG Reporting Excellence 

Industry-standard templates 

HARI 3: REPORTING & VERIFICATION MASTERY 

Waktu 

Sesi 

Game-Changing Output 

08:30-10:00 

Verification Simulation 

Industry-standard templates 

10:15-12:00 

Verification Simulation 

Mock audit with real auditor 

13:00-15:00 

Carbon Reduction Roadmap 

Individual strategy for your company 

15:00-16:00 

Net Zero Pathways 

2060 Indonesia target alignment 

16:00-16:30 

Final Presentation 

Peer review & feedback 

💎 5 KEUNIKAN EKSKLUSIF YANG TIDAK DITEMUKAN DI TEMPAT LAIN

1. Mock Audit Simulation dengan Real Auditor

  • First in Indonesia: Realistic verification experience 
  • Anxiety-free audit: Tim siap 100% saat auditor datang 
  • Document readiness: Complete audit trail preparation 

2. Indonesia-Specific Emission Factors Database

  • Akurasi tinggi: Data lokal, bukan IPCC default 
  • Sector customization: Kelapa sawit, manufaktur, transportasi 
  • Regulatory alignment: Sesuai PP 98/2021 requirements

3. Free Tools Mastery Program

  • Zero additional cost: Excel-based solutions 
  • Professional grade: GHG Protocol Calculator expertise 
  • Lifetime access: Tools yang terus bisa digunakan

4. Industry-Specific Learning Tracks

  • Kelapa Sawit: Land use change calculations[previous conversation] 
  • Manufaktur: Energy efficiency focus 
  • SME Adaptation: Simplified approach for smaller companies 
  • Other sectors

5. Complete Implementation Support

  • 30-day mentoring: Post-training guidance 
  • Alumni network: Continuous learning community 
  • Template updates: Evolving with regulation changes 

⚠️ URGENCY ALERT: CARBON TAX 2026 COUNTDOWN 

TIMELINE YANG TIDAK BISA DITUNDA: 

  • 2025: Mandatory GHG reporting untuk listed companies 
  • 2026: Carbon tax implementation – Rp 30/kg CO2e 
  • 2027: Expanded coverage untuk large enterprises 

COST OF DELAY: 

  • Penalty carbon tax: Mulai Rp 30/kg CO2e (akan naik bertahap)  
  • Consultant dependency: Rp 100-150 juta per project, berulang terus 
  • Competitive disadvantage: Pesaing yang siap lebih unggul 
  • Investor scrutiny: ESG rating rendah = akses funding terbatas 

OPPORTUNITY COST: 

  • Energy savings: Rp 15-25 juta per tahun hilang 
  • Carbon credits: Rp 8-12 juta revenue potential terlewat 
  • Market positioning: First-mover advantage ke competitor 

💰 INVESTASI & ROI CALCULATION

TOTAL INVESTMENT: 

Komponen 

Individual 

Group 3+ 

Corporate 8+ 

Training Fee 

Rp 9.500.000 

Rp 8.000.000 

Rp 7.000.000 

Materials & Tools 

Included 

Included 

Included 

30-Day Mentoring 

Included 

Included 

Included 

Certificate 

Included 

Included 

Included 

PROJECTED ROI (12 Bulan): 

Benefit Category 

Conservative 

Realistic 

Optimistic 

Consultant Cost Savings 

Rp 40 juta 

Rp 60 juta 

Rp 80 juta 

Energy Cost Reduction 

Rp 15 juta 

Rp 20 juta 

Rp 25 juta 

Compliance Penalty Avoidance 

Rp 10 juta 

Rp 15 juta 

Rp 20 juta 

Carbon Credits Revenue 

Rp 5 juta 

Rp 8 juta 

Rp 12 juta 

TOTAL BENEFITS 

Rp 70 juta 

Rp 103 juta 

Rp 137 juta 

ROI 

637% 

987% 

1,342% 

❓ FAQ - PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN

Q: Tim saya background mixed – teknik, finance, operations. Cocok ikut training ini? 

A: Malah perfect! 70% peserta kami berbackground mixed. Training dirancang multi-disciplinary. Justru diversity ini yang bikin implementation lebih efektif karena semua aspek business terakomodasi. 

Q: Berapa lama bisa lihat ROI real? 

A: Average 6-8 bulan. Fastest case: 4 bulan untuk energy efficiency savings. Consultant cost savings langsung terasa bulan pertama. Carbon credits revenue mulai bulan 12-18. 

Q: Kalau gagal implement atau ROI tidak tercapai? 

A: Money-back guarantee jika dalam 12 bulan tidak ada measurable ROI minimal 200%. Syarat: mengikuti implementation guidelines dan menggunakan tools yang diberikan. 

Q: Apakah bisa customize untuk industry kami? 

A: Ya! Kami bisa menyediakan modul khusus untuk sektor perusahaan anda. Untuk corporate training (8+ peserta), bisa full customization dengan case study dari perusahaan Anda. 

Q: Tools yang dipelajari compatible dengan system kami? 

A: 95% compatible karena fokus pada Excel-based solutions. Pre-training consultation untuk memastikan integration seamless dengan existing system. 

Q: Bagaimana dengan update regulasi yang terus berubah? 

A: Alumni network dapat update quarterly. Template dan tools di-update sesuai perubahan regulasi.  

🚨 LIMITED AVAILABILITY - ACTION REQUIRED

EARLY BIRD DISCOUNT (BERAKHIR 15 HARI LAGI) 

  • Individual: Rp 12.500.000 Rp 9.500.000 (Save Rp 3 juta) 
  • Group 5+: Rp 10.000.000 Rp 8.000.000/peserta (Save Rp 10 juta total) 
  • Corporate 10+: Rp 7.000.000/peserta + full customization 

SEATING TERBATAS (Karena Hands-On Approach): 

  • Batch 2-4 September 2025: 12 seats 
  • Batch 21-23 Oktober 2025: 12 seats 

Mengapa Limited? Hands-on approach membutuhkan instructor:participant ratio 1:4 untuk optimal learning experience dan personal attention. 

🎁 EXCLUSIVE BONUSES (SENILAI RP 20 JUTA)

Bonus 1: Complete GHG Management System 

  • Value: Rp 8 juta 
  • Excel-based GHG inventory system 
  • Automated calculation templates 
  • Monthly/quarterly reporting formats 

Bonus 2: Audit-Ready Documentation Kit 

  • Value: Rp 5 juta 
  • Verification templates 
  • Compliance checklist PP 98/2021

Bonus 3: 12-Month Alumni Access 

  • Value: Rp 4 juta 
  • Monthly regulation updates 
  • Best practice sharing sessions 
  • Expert Q&A webinars 

🔥 JANGAN BIARKAN MOMENT INI BERLALU

REMEMBER: SETIAP HARI DELAY = MONEY LOST 

  • Rp 1-2 juta potential savings hilang per hari 
  • Rp 30-50 juta consultant cost per project yang berulang 
  • Competitive disadvantage yang semakin besar 
  • Penalty risk yang semakin dekat 

YOUR CHOICE TODAY DETERMINES YOUR POSITION 2026: 

  • Act now = Strategic leader ready for carbon economy 
  • Wait & see = Reactive follower yang bayar premium later 

Tim Anda menunggu solution dari Anda. 
Atasan Anda menunggu action plan dari Anda. 
Investor menunggu compliance readiness dari Anda. 

🚀 AMBIL ACTION SEKARANG! 3 LANGKAH MUDAH - PELATIHAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA

OPSI 1: SECURE SEAT HARI INI 

OPSI 2: FREE DISCOVERY CALL 

  • Book 30-menit consultation untuk assess kebutuhan tim (jika in-house training) 
  • Customization discussion untuk maximum relevance 

OPSI 3: CORPORATE PROPOSAL 

  • Kirim company profile ke info@actiacarbon.com 
  • Terima proposal customized dalam 48 jam 
  • Schedule presentation untuk leadership team 

Transform your team. Transform your career. Transform your company’s future. 

The time is NOW. The opportunity is HERE. The decision is YOURS. 

P.S. Batch berikutnya baru Q4 2025 dengan harga normal Rp 15 juta. Early bird opportunity tidak akan terulang tahun ini. 

Pelatihan Penentuan Program Reduksi GRK (Gas Rumah Kaca)

Pelatihan Penentuan Program Reduksi GRK (Gas Rumah Kaca)

Pelatihan Penentuan Program Reduksi GRK

Bagaimana Menentukan Program Reduksi GRK yang Efektif untuk Masa Depan Bisnis Anda?

Penentuan program reduksi GRK saat ini menjadi langkah penting bagi bisnis dan industri di Indonesia untuk mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca.  Komitmen pemerintah dalam Perjanjian Paris, yaitu target penurunan emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan hingga 41% dengan dukungan internasional. Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim, berbagai sektor dituntut untuk menerapkan strategi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, mematuhi regulasi, dan juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Namun, pertanyaannya adalah, program reduksi GRK seperti apa yang paling sesuai dan efektif untuk operasional spesifik perusahaan Anda?

Perubahan Iklim Memengaruhi Berbagai Sektor

Perubahan iklim telah menjadi isu global yang memengaruhi berbagai sektor, mulai dari pertanian hingga energi. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O) menjadi penyebab utama pemanasan global. Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), konsentrasi GRK di atmosfer terus meningkat sejak pertengahan abad ke-20, menyebabkan kenaikan suhu global hingga 1,5-4,5°C jika tidak ada tindakan mitigasi. Di Indonesia, sektor kehutanan dan energi menyumbang sekitar 60% dan 36% emisi GRK.  

Mengapa Penentuan Program Reduksi GRK Penting?

Menentukan program reduksi GRK yang tepat akan menjadi langkah strategis bagi perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan citra perusahaan. Tekanan dari berbagai pihak, konsumen yang semakin sadar lingkungan, investor yang fokus pada ESG (Environmental, Social, and Governance), serta regulasi pemerintah yang semakin ketat, membuat pengelolaan emisi Gas Rumah Kaca menjadi bagian penting dari tata kelola perusahaan yang baik. Sebuah program reduksi GRK yang efektif memberikan road map menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus memitigasi risiko finansial terkait biaya karbon di masa depan.

Kebijakan untuk Program Reduksi GRK (Gas Rumah Kaca)

Sebelum menyusun strategi, penting memahami landasan kebijakan yang berlaku. Di Indonesia, komitmen penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) berasal dari Perjanjian Paris yang telah diratifikasi ke dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC). Komitmen ini diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Kebijakan ini menjadi acuan bagi sektor-sektor prioritas, seperti energi, kehutanan, industri, dan transportasi, untuk menyusun program reduksi GRK sektoral.

Langkah Awal: Mengukur Jejak Karbon dengan Akurat

Bagaimana cara mengurangi sesuatu jika belum diukur? Tahap awal dalam program reduksi GRK adalah menghitung jejak karbon perusahaan atau industri Anda secara akurat dan konsisten. Dua standar global yang paling banyak diadopsi adalah:

  1. SNI ISO 14064-2: Standar Nasional Indonesia yang mengadopsi ISO 14064-2 ini memberikan spesifikasi khusus untuk pengkuantifikasian, pemantauan, dan pelaporan pengurangan emisi atau peningkatan penghilangan GRK pada tingkat proyek.
  2. GHG Protocol Corporate Standard & Project Protocol: Kerangka kerja global yang paling luas digunakan untuk menghitung dan melaporkan emisi GRK tingkat perusahaan maupun proyek spesifik. Protokol ini mendefinisikan cakupan emisi (Scope 1, 2, dan 3) secara jelas.

Apa Tujuan Program Reduksi Gas Rumah Kaca Anda?

Pemilihan metodologi perhitungan yang tepat bergantung pada tujuan program reduksi GRK Anda. Apakah untuk pelaporan internal, pemenuhan regulasi, atau persiapan memasuki pasar karbon? Karena keakuratan data inventaris GRK inilah yang akan menjadi dasar untuk menentukan target reduksi yang sesuai dan mengidentifikasi peluang pengurangan yang paling efektif.

Penentuan Program Reduksi GRK

Mengidentifikasi Peluang Reduksi dan Menyusun Strategi

Setelah memiliki baseline emisi yang kuat, langkah selanjutnya dalam program reduksi GRK adalah menganalisis sumber emisi utama Anda. Di mana emisi terbesar dihasilkan? Proses atau aktivitas apa yang paling intensif karbon? Analisis ini akan mengungkap area prioritas untuk intervensi. Peluang reduksi GRK umumnya bisa dikelompokkan menjadi:

  1. Efisiensi Energi: Mengoptimalkan penggunaan energi di fasilitas, mesin, dan proses. Contoh: pergantian lampu LED, optimalisasi sistem HVAC, penggunaan motor listrik efisiensi tinggi.
  2. Peralihan ke Energi Terbarukan: Memanfaatkan sumber energi bersih seperti surya, angin, panas bumi, atau biomassa berkelanjutan, baik melalui pembangkit sendiri (on-site) maupun pembelian melalui skema Renewable Energy Certificate (REC) atau Power Purchase Agreement (PPA) hijau.
  3. Optimasi Proses dan Bahan Baku: Mengurangi limbah proses, menggunakan bahan baku daur ulang atau rendah karbon, meningkatkan efisiensi material.
  4. Manajemen Logistik: Mengoptimalkan rute distribusi, meningkatkan muatan angkutan, beralih ke moda transportasi rendah emisi, atau mempromosikan kerja jarak jauh.
  5. Penghijauan dan Penyerapan Karbon: Melakukan penanaman pohon atau mendukung proyek berbasis alam (Nature-Based Solutions/NbS) yang mampu menyerap karbon, meskipun ini biasanya bersifat kompensasi setelah upaya reduksi maksimal dilakukan.

Strategi program reduksi GRK harus realistis, terukur, memiliki target waktu yang jelas, dan dialokasikan sumber dayanya. Setiap inisiatif perlu memiliki indikator kinerja utama (KPI) untuk memantau kemajuan.

Memasuki Pasar Karbon: Skema dan Metodologi yang Diakui

Bagi bisnis yang ingin mendaftarkan upaya reduksinya untuk mendapatkan kredit karbon, memahami skema pasar karbon sangat penting. Skema seperti Verra (VCS – Verified Carbon Standard), Gold Standard, atau skema nasional (misalnya yang sedang dikembangkan di Indonesia) memiliki daftar metodologi spesifik yang telah disetujui. Metodologi ini adalah aturan terperinci tentang bagaimana jenis proyek tertentu (misalnya, proyek energi terbarukan, penanaman pohon, penggantian bahan bakar) harus diukur, dimonitor, dan diverifikasi untuk menghasilkan unit kredit yang valid.

Pentingnya memilih metodologi yang sudah di-approve oleh skema kredit karbon target Anda sebelum proyek dimulai. Hal ini memastikan bahwa upaya reduksi GRK Anda memenuhi kriteria kelayakan dan dapat menghasilkan kredit karbon yang dapat diperdagangkan. Ini menjadi aspek teknis penting dalam program reduksi GRK yang menargetkan insentif finansial.

Tantangan dalam Penentuan Program Reduksi GRK

Meski penting, penentuan program reduksi GRK tidak lepas dari tantangan. Biaya awal untuk teknologi rendah karbon atau pengukuran emisi bisa menjadi hambatan, terutama bagi usaha kecil dan menengah. Selain itu, kurangnya tenaga ahli dalam pengelolaan emisi juga dapat memperlambat implementasi. Untuk mengatasi ini, perusahaan dapat mengikuti pelatihan khusus, seperti pelatohan penentuan program reduksi GRK yang ditawarkan oleh Actia.

Pelatihan Penentuan Program Reduksi GRK bersama Actia

Memahami kompleksitas perhitungan emisi GRK, standar yang berlaku, identifikasi peluang reduksi, hingga persiapan memasuki skema kredit karbon memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus.

Actia membuka pelatihan untuk membantu perusahaan dalam penentuan program reduksi GRK. Pelatihan ini dirancang untuk membantu perusahaan memahami tentang identifikasi emisi, perhitungan baseline, strategi mitigasi, hingga proses verifikasi sesuai standar internasional. Menggunakan pendekatan praktis dan berbasis kebutuhan industri, Actia siap mendampingi bisnis Anda menuju keberlanjutan yang lebih baik.

Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!

Tanggal: 5-6 Agustus 2025
Biaya: Rp 6.000.000

Tips Praktis untuk Memulai dari Sekarang

Bagi perusahaan yang baru memulai, berikut beberapa langkah sederhana:

  • Kurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan beralih ke transportasi publik atau kendaraan listrik.
  • Gunakan pupuk organik di sektor pertanian untuk menekan emisi dinitrogen oksida.
  • Edukasi karyawan tentang pentingnya hemat energi dalam aktivitas sehari-hari.
Pelatihan Understanding Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)

Pelatihan Understanding Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)

Pelatihan Understanding Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)

Mempersiapkan Industri Indonesia untuk Perdagangan Global yang Berkelanjutan

Pelatihan CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism) di Indonesia kini menjadi kebutuhan mendesak bagi pelaku usaha yang ingin tetap kompetitif di pasar global. CBAM atau Carbon Border Adjustment Mechanism, apakah Anda masih asing dengan istilah tersebut? Di tengah berkembangnya peraturan perdagangan internasional, kebijakan CBAM menjadi sorotan bagi pelaku usaha, khususnya di sektor industri yang bergantung pada ekspor, karena perannya dalam membentuk masa depan perdagangan internasional yang berkelanjutan. Seiring Uni Eropa memperketat regulasi lingkungan, CBAM muncul sebagai tantangan sekaligus peluang bagi eksportir, terutama di sektor industri padat karbon. Bagi banyak pelaku bisnis, kekhawatiran utama adalah kesiapan menghadapi standar emisi yang semakin ketat dan dampaknya terhadap daya saing di pasar global.

Kabar baiknya, kami hadir untuk membantu Anda memahami CBAM dengan cara yang sederhana, dan praktis. Melalui pelatihan Understanding Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), kami menawarkan solusi terbaik untuk membantu Anda memahami kebijakan ini dan mengoptimalkan strategi bisnis Anda, serta membantu mempersiapkan bisnis Anda untuk tetap unggul di pasar global.

Apa Itu CBAM dan Mengapa Penting untuk Bisnis Anda?

Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) adalah kebijakan perdagangan yang diperkenalkan oleh Uni Eropa untuk mengatasi masalah carbon leakage atau kebocoran karbon. Kebocoran karbon terjadi ketika perusahaan memindahkan produksi ke negara dengan regulasi lingkungan yang lebih longgar untuk menghindari biaya emisi karbon yang tinggi di UE. CBAM dirancang untuk memastikan bahwa barang impor ke UE dikenakan biaya karbon yang setara dengan barang yang diproduksi di dalam wilayah UE, yang tunduk pada Sistem Perdagangan Emisi Uni Eropa (EU Emissions Trading System/ETS).

CBAM Diterapkan di Negara Mana?

Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) diterapkan pada barang-barang impor yang masuk ke wilayah Uni Eropa, khususnya dari negara-negara yang tidak memiliki sistem penetapan harga karbon yang setara dengan EU ETS. Kebijakan ini mulai berlaku secara bertahap sejak Oktober 2023 melalui fase transisi, di mana importir diwajibkan melaporkan emisi karbon yang terkandung dalam barang impor mereka. Fase transisi ini berlangsung hingga Desember 2025, dan pada Januari 2026, CBAM akan masuk ke fase penuh, di mana importir harus membeli sertifikat CBAM untuk mengimbangi emisi karbon dari produk mereka.

Industri Target Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)

Saat ini, CBAM menargetkan industri padat karbon, seperti semen, besi dan baja, aluminium, pupuk, hidrogen, dan listrik. Kebijakan ini bertujuan menciptakan persaingan yang adil antara produsen dalam dan luar UE, sekaligus mendorong praktik produksi yang lebih ramah lingkungan di seluruh dunia. Dengan CBAM, Uni Eropa berupaya mencapai target ambisius carbon neutral pada tahun 2050, sejalan dengan komitmen European Green Deal.

Bagi pelaku usaha di Indonesia, CBAM bukan sekadar aturan baru. Ini adalah tantangan sekaligus peluang. Jika tidak dipahami dengan baik, CBAM bisa menambah biaya ekspor dan mengurangi daya saing produk Anda di pasar Eropa. Namun, dengan pemahaman yang tepat, Anda bisa menjadikan kepatuhan terhadap CBAM sebagai keunggulan kompetitif.

Di masa depan, cakupan CBAM diperkirakan akan meluas ke sektor lain yang termasuk dalam EU ETS, seperti bahan kimia, keramik, dan kaca. Negara-negara yang memiliki sistem perdagangan karbon atau pajak karbon yang diakui setara oleh UE, seperti anggota European Economic Area atau Swiss, dapat dikecualikan dari kewajiban CBAM. Namun, bagi negara seperti Indonesia, yang masih mengembangkan pasar karbon, CBAM menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan standar keberlanjutan.

Pelatihan CBAM di Indonesia Bersama Actia Carbon

Kami memahami bahwa mempelajari kebijakan internasional seperti ini memang kompleks. Banyak istilah teknis, perhitungan rumit, dan pertanyaan tentang bagaimana cara menerapkan CBAM di bisnis Anda. Melalui pelatihan CBAM ini, Actia Carbon akan membantu Anda!

1. Penyampaian Sederhana

Pelatihan kami menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan contoh-contoh nyata yang relevan dengan industri di Indonesia. Dari awal hingga akhir, Anda akan merasa seperti sedang berdiskusi dengan ”partner”.

2. Solusi Praktis

Kami memahami kekhawatiran Anda sebagai pelaku usaha. Mulai dari tekanan biaya produksi hingga persaingan di pasar global, tantangan Anda adalah nyata. Oleh karena itu, pelatihan kami dirancang untuk memberikan solusi praktis yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda, tanpa membuat Anda merasa terbebani.

3. Tim Berpengalaman

Tim kami tidak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga pandai menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

4. Dukungan Setelah Pelatihan

Setelah Pelatihan CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism) selesai, Anda akan mendapatkan akses ke materi pelatihan dalam format digital, dan panduan terbaru tentang perkembangan CBAM melalui grup khusus milik Actia.

Pelajari CBAM, Sekarang Waktu yang Tepat!

CBAM resmi mulai berlaku pada Oktober 2023, dengan periode transisi hingga akhir 2025. Mulai 2026, aturan ini akan diterapkan secara penuh, dan pelaku usaha harus siap dengan laporan emisi yang akurat. Menunda pemahaman tentang CBAM berarti menunda kesuksesan bisnis Anda di pasar global.

Dengan mengikuti Pelatihan CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism) dari Actia Carbon sekarang, Anda akan memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan strategi bisnis, mengurangi risiko biaya tambahan, dan bahkan membangun reputasi sebagai perusahaan yang peduli lingkungan. Ini adalah investasi untuk masa depan bisnis Anda.

 

Agenda Pelatihan:

Tanggal: 15 Juli 2025

Waktu: 09:00 – 16:00

Biaya: Rp 1.000.000

Siapa yang Harus Mengikuti Pelatihan Ini?

Pelatihan ini cocok untuk berbagai kalangan, termasuk:

  • Pemilik bisnis atau manajer di industri ekspor, terutama yang menargetkan pasar Eropa.
  • Profesional di bidang lingkungan, perdagangan internasional, atau kepatuhan regulasi.
  • Pengusaha yang ingin meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka.
  • Siapa saja yang ingin memahami CBAM dengan cara yang praktis dan mudah dipahami.

Tidak perlu latar belakang teknis atau pengalaman sebelumnya. Kami akan memandu Anda dari nol hingga benar-benar paham.

Hubungi kami kami untuk informasi lebih lanjut!

Kami siap mendampingi Anda setiap langkah.
Actia Training Schedule

Actia Training Schedule

Training Schedule 2025

Wujudkan Masa Depan Berkelanjutan Bersama Kami!

Di era saat ini sadar akan pentingnya keberlanjutan merupakan hal yang wajib, dunia bisnis dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan regulasi lingkungan yang semakin ketat. Perusahaan Anda memiliki peluang untuk menjadi bagian dalam transformasi menuju masa depan rendah karbon. Namun, tanpa pengetahuan dan strategi yang tepat, peluang ini bisa terlewat begitu saja.

Kami memahami bahwa setiap langkah menuju keberlanjutan membutuhkan pondasi yang kuat. Oleh karena itu, kami menawarkan serangkaian pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas tim Anda, mulai dari GHG Inventory and Reporting, GHG Accounting, hingga Net Zero and Decarbonization. Anda juga akan mempelajari Climate Risk, TCFD Reporting, ESG, Carbon Project, Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), serta Carbon Economy and Carbon Pricing. Melalui pelatihan ini kami membantu meningkatkan daya saing perusahaan Anda di pasar global.

Mengapa Harus Ikut Sekarang? 

Regulasi lingkungan seperti CBAM dan standar pelaporan TCFD semakin ketat, dan investor kini menilai perusahaan berdasarkan kinerja ESG mereka. Tanpa pemahaman mendalam tentang topik ini, perusahaan Anda berisiko tertinggal, menghadapi denda, atau kehilangan kepercayaan pemangku kepentingan. Pelatihan kami akan memberi Anda alat untuk tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga memanfaatkan peluang ekonomi dari transisi menuju net zero. Ambil tindakan sekarang! setiap hari yang berlalu adalah peluang yang hilang untuk perubahan!

Actia Training Schedule

Lihat Kalender Pelatihan kami di bawah ini dan pilih sesi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tempat terbatas, jadi daftar sekarang untuk memastikan Anda tidak ketinggalan!

Climate Risk Training

Climate Risk Training

Climate Risk Training

Saatnya Pahami Climate Risk

Climate

Dunia sedang berubah, kita semakin sering melihat berita tentang cuaca ekstrem: banjir bandang, kekeringan panjang, suhu panas yang memecahkan rekor. Perubahan iklim bukan lagi hal yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Ia hadir, nyata, meresap, dan memengaruhi banyak aspek serta berbagai sektor.

Perubahan iklim bukan isu jauh di ujung dunia, efek rumah kaca, aktivitas manusia yang meningkatkan emisi, dan dampak lingkungan yang meningkatkan siklus perubahan menjadi pemacu perubahan iklim. Gas emisi yang terus memerangkap panas matahari, membuat bumi perlahan-lahan “demam”. Lebih dari sekadar ancaman lingkungan, perubahan iklim kini telah menjadi tantangan ekonomi, sosial, dan kemanusiaan. Dunia sedang berubah cepat. Pertanyaannya, apakah kita siap beradaptasi, atau justru tertinggal dalam pusaran krisis ini?

Ketika Iklim dan Bisnis Beririsan

Bisnis yang dulu hanya fokus pada strategi pasar dan efisiensi operasional, kini menghadapi tantangan baru: climate risk, atau risiko akibat perubahan iklim. Risiko ini tak hanya bersifat lingkungan, tapi juga berdampak ekonomi dan sosial. Bisnis bukan hanya butuh bertumbuh, tetapi juga harus tahan terhadap guncangan lingkungan dan sosial. Inilah pentingnya memahami climate risk secara menyeluruh. Ketika lingkungan terganggu, dampaknya meluas hingga semua sektor; transportasi terganggu, produksi melambat, rantai pasok terputus, hingga regulasi ketat yang menekan sistem usaha.

Tren dan Regulasi Iklim Global yang Mengubah Dunia Usaha

Di era bisnis modern, isu perubahan iklim berdiri di garis depan strategi dan regulasi global. Negara-negara di seluruh dunia berlomba memperketat regulasi iklim melalui kebijakan seperti carbon tax, cap and trade, serta komitmen net zero emissions. Eropa, sebagai salah satu pionir kebijakan hijau, bahkan sudah menerapkan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), di mana produk impor yang tidak memenuhi standar emisi akan dikenai pajak karbon tambahan. Ini bukan hanya berdampak pada industri besar, tapi juga pada sektor ekspor kecil-menengah yang belum siap bertransformasi.

Bagi pelaku usaha di Indonesia, tren ini adalah sinyal kuat untuk berbenah. Tidak hanya agar bisa bertahan di pasar global, tetapi juga agar tidak ketinggalan dalam membangun model bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan yang proaktif merespons regulasi iklim justru mendapat peluang baru: dari insentif investasi hijau, loyalitas konsumen yang makin sadar lingkungan, hingga efisiensi biaya jangka panjang melalui inovasi ramah iklim.

Dunia bisnis tengah mengalami pergeseran besar, dari sekadar mengejar profit ke arah yang lebih bertanggung jawab dan berwawasan masa depan. Di sinilah pentingnya kesiapan menghadapi regulasi iklim global. Bukan sebagai hambatan, tapi sebagai dorongan menuju bisnis yang tangguh, hijau, dan relevan di tengah tantangan zaman.

Apakah bisnis anda siap menghadapi cuaca ekstrem, kebijakan karbon, atau tekanan konsumen soal keberlanjutan?

Alih-alih melihat perubahan iklim sebagai ancaman, anda bisa memanfaatkannya sebagai pemicu inovasi. Konsumen kini mencari produk ramah lingkungan, investor mempertimbangkan skor ESG, dan pemerintah mendorong bisnis rendah emisi. Ancaman dampak perubahan iklim bukan tentang menakut-nakuti. Ini tentang kesempatan untuk bersiap.
Berita baiknya? Melalui pelatihan climate risk bersama Actia, pelaku usaha, manajer, hingga startup founder dapat belajar bagaimana:

  • Mengidentifikasi risiko iklim yang relevan
  • Menyusun strategi adaptasi dan mitigasi
  • Memahami regulasi dan kebijakan iklim
  • Membuka peluang dalam ekonomi hijau

Pelatihan ini bukan hanya sekedar teori, tapi berisi studi kasus, simulasi risiko, dan panduan teknis yang bisa langsung diterapkan. Cek jadwal pelatihan di sini!

Membangun Kesiapan Lewat Pengelolaan Climate Risk

Perusahaan perlu mempersiapkan pengelolaan bisnis untuk menghadapi perubahan iklim dengan cepat dan tepat, antara lain:

Langkah awal dalam menghadapi perubahan iklim adalah memahami di mana posisi bisnis terhadap risiko iklim. Mapping ini mencakup:

  • Risiko fisik (banjir, kekeringan, suhu ekstrem)
  • Risiko transisi (regulasi, reputasi, perubahan teknologi)
  • Risiko finansial akibat gangguan operasional atau pasokan Pemetaannya bisa menggunakan pendekatan seperti TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures) atau dengan bantuan konsultan sustainability.

Setelah risiko diketahui, perusahaan perlu membangun sistem adaptasi yang responsif, diantaranya:

  • Infrastruktur: desain bangunan tahan cuaca ekstrem
  • Operasional: fleksibilitas produksi, cadangan pasokan, diversifikasi pemasok
  • SDM: pelatihan untuk menghadapi kondisi kerja yang berubah Adaptasi bukan hanya soal bertahan, tapi juga soal membentuk sistem baru yang lebih tangguh di tengah ketidakpastian iklim.

Mengelola bisnis di tengah perubahan iklim yang terus terjadi membuatnya tidak bisa terpisah dari kerangka ESG, dimana banyak aspek yang semakin diperhatikan seperti:

  • Environmental: pengelolaan limbah, efisiensi energi, pengurangan emisi
  • Social: hak pekerja, dampak sosial, kesetaraan akses terhadap sumber daya
  • Governance: transparansi, akuntabilitas, kepemimpinan yang peduli iklim Perusahaan yang sudah mengintegrasikan ESG terbukti lebih tahan terhadap tekanan pasar dan regulasi global.

Kelebihan Pelatihan di ActiaClimate

Trainer Ahli

Pelatihan Inventarisasi Gas Rumah Kaca

Materi Up-to-Date

Studi Kasus Real

Dengan memahami climate risk, anda sedang menyiapkan bisnis untuk masa depan. Masa depan yang menantang, tapi penuh peluang bagi yang bersiap sejak sekarang. Yang bertahan bukan yang paling besar, tapi yang paling adaptif terhadap perubahan. Saatnya melangkah dari responsif menjadi antisipatif. Ikuti pelatihan ini, dan jadilah bagian dari gerakan bisnis berkelanjutan Indonesia.

Daftar Sekarang! Kuota Terbatas
Pelatihan How to Create Carbon Project

Pelatihan How to Create Carbon Project

Pelatihan How to Create Carbon Project

How to Create Carbon Project

Mengubah Tantangan Lingkungan Menjadi Peluang Bisnis Berkelanjutan

Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu, tapi ancaman nyata bagi kelangsungan hidup kita. Gelombang panas ekstrem, banjir bandang, kekeringan berkepanjangan – dampaknya sudah kita rasakan di mana-mana. Tapi, tahukah Anda bahwa ada cara untuk tidak hanya berkontribusi pada solusi, tapi juga mendapatkan manfaat dari aksi nyata? Jawabannya ada pada proyek karbon.

Proyek Karbon (Carbon Project): Lebih dari Sekadar Menanam Pohon

Mungkin Anda pernah mendengar istilah “proyek karbon” atau “kredit karbon.” Tapi, apa sih sebenarnya proyek karbon itu? Sederhananya, proyek karbon adalah kegiatan yang dirancang khusus untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Gas-gas seperti karbon dioksida (CO2) inilah yang memerangkap panas matahari dan menyebabkan pemanasan global, biang keladi perubahan iklim.

Jangan salah, proyek karbon (carbon project) itu jauh lebih luas daripada sekadar menanam pohon di hutan, meskipun itu memang salah satu contoh yang populer. Ada berbagai macam cara untuk “menangkap” karbon dan mencegahnya lepas ke atmosfer:

  • Menjaga Hutan yang Sudah Ada: Bayangkan hutan sebagai “paru-paru” bumi. Hutan yang sehat menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis. Melindungi hutan dari penebangan liar dan kerusakan berarti kita menjaga agar “paru-paru” ini tetap berfungsi dengan baik. Ini disebut rehabilitasi dan konservasi.
  • Menanam Pohon di Lahan Kosong: Mengubah lahan gersang atau bekas tambang menjadi hutan baru (reforestasi/aforestasi) menciptakan “pabrik” penyerap karbon tambahan. Setiap pohon yang tumbuh adalah pahlawan kecil yang memerangi perubahan iklim.
  • Beralih ke Energi Terbarukan: Pembangkit listrik tenaga batu bara atau minyak bumi adalah sumber emisi GRK yang sangat besar. Menggantinya dengan sumber energi bersih seperti matahari, angin, atau air (tenaga surya, kincir angin, PLTA) adalah langkah raksasa untuk mengurangi jejak karbon kita.
  • Menggunakan Energi dengan Lebih Cerdas: Efisiensi energi itu penting! Menggunakan lebih sedikit energi untuk melakukan hal yang sama berarti mengurangi emisi. Contoh sederhana? Mengganti lampu bohlam dengan lampu LED yang hemat energi. Di skala industri, meningkatkan efisiensi mesin pabrik bisa memberikan dampak yang signifikan.
  • Mengolah Sampah dengan Bijak: Sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan metana, gas rumah kaca yang jauh lebih “jahat” daripada CO2. Mengolah sampah menjadi kompos atau biogas (sumber energi) adalah cara cerdas untuk mengurangi emisi dan menghasilkan manfaat lain.
  • Blue Carbon: Kekuatan Tersembunyi Lautan: Blue carbon adalah istilah untuk karbon yang tersimpan di ekosistem pesisir dan laut. Hutan bakau (mangrove), padang lamun, dan rawa payau adalah “jagoan” dalam menyerap dan menyimpan karbon, bahkan lebih efektif daripada hutan di daratan! Melindungi ekosistem ini sangat penting.

Membuat proyek karbon memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi bukan berarti tidak mungkin! 

Ayo Bergerak Bersama Actia Carbon!

Kami menyelenggarakan pelatihan “How to Create Carbon Project” yang akan membekali Anda dengan semua yang Anda butuhkan untuk merancang, melaksanakan, dan mengelola proyek karbon yang sukses.

Pelatihan “How to Create Carbon Project”

  • Tanggal: 24-25 Juni 2025
  • Waktu: 09:00 – 16:00
  • Biaya: Rp 4.000.000

Jangan tunda lagi, ambil kesempatan ini!

Pelatihan Climate Risk

Pelatihan Climate Risk

Pelatihan Climate Risk

Langkah Strategis Menuju Bisnis Berkelanjutan

Risk Management (1)

Gelombang panas ekstrem, banjir bandang, kekeringan berkepanjangan, hingga kenaikan permukaan air laut adalah beberapa contoh fenomena alam yang semakin sering terjadi dan berpotensi melumpuhkan operasi bisnis. Perubahan iklim juga mendorong perubahan regulasi, preferensi konsumen, dan lanskap investasi.

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan iklim ini? Perubahan iklim dipicu oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, yang memerangkap panas matahari dan menyebabkan pemanasan global. Hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, khususnya pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, menjadi kontributor utama emisi gas rumah kaca.

Apakah Perubahan Iklim Berdampak Terhadap Bisnis?

Jawabannya adalah iya dan beragam. Bayangkan jika wilayah usaha Anda terendam banjir, rantai pasokan terganggu akibat kekeringan, atau permintaan produk menurun karena pergeseran preferensi konsumen ke produk yang lebih ramah lingkungan. Itu baru sebagian kecil dari potensi kerugian yang bisa timbul. Atau, bayangkan jika pasokan bahan baku utama Anda terganggu karena kekeringan berkepanjangan di wilayah penghasil. Atau, bayangkan peraturan pemerintah yang semakin ketat terkait emisi karbon, memaksa Anda untuk mengubah operasional. Inilah realitas yang dihadapi oleh banyak bisnis di seluruh dunia.

Sudah Siapkah Perusahaan Anda Menghadapi Perubahan Iklim?

Climate Risk, atau risiko terkait iklim, merujuk pada potensi dampak negatif perubahan iklim terhadap aset, operasi, dan keberlanjutan bisnis Anda. Memahami dan mengelola climate risk bukanlah pilihan, melainkan keharusan bagi perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang di era yang penuh tantangan ini.

Pelatihan Climate Risk yang Actia selenggarakan dirancang untuk membekali Anda dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Kami akan membimbing Anda untuk mengenali, mengukur, dan mengelola climate risk, sekaligus mengidentifikasi peluang bisnis yang muncul di tengah transisi menuju ekonomi rendah karbon.

2 Jenis Climate Risks

Climate Risk atau risiko yang muncul akibat perubahan iklim, dan berpotensi dapat memengaruhi operasional, keuangan, reputasi, serta keberlanjutan perusahaan. Risiko ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

Risiko yang timbul dari dampak langsung perubahan iklim, seperti:

  • Kejadian Cuaca Ekstrem: Peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, badai, gelombang panas, dan kebakaran hutan dapat mengganggu operasional perusahaan, merusak infrastruktur, mengganggu rantai pasok, dan menyebabkan kerugian finansial.
  • Perubahan Iklim Jangka Panjang: Perubahan iklim jangka panjang seperti kenaikan permukaan air laut, perubahan suhu rata-rata, dan perubahan pola curah hujan dapat berdampak pada lokasi operasional, ketersediaan sumber daya, dan permintaan pasar.

Risiko yang timbul dari proses transisi menuju ekonomi rendah karbon, meliputi:

  • Risiko Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah di berbagai negara menerapkan kebijakan dan regulasi terkait perubahan iklim, seperti pajak karbon, pembatasan emisi, dan standar efisiensi energi. Perusahaan yang tidak siap menghadapi perubahan regulasi ini dapat menghadapi sanksi dan kerugian finansial.
  • Risiko Teknologi: Perkembangan teknologi rendah karbon dapat mengganggu model bisnis perusahaan yang bergantung pada teknologi konvensional. Perusahaan perlu berinvestasi dalam inovasi dan adaptasi teknologi untuk tetap kompetitif.
  • Risiko Segmentasi Pasar: Perubahan preferensi konsumen dan investor yang semakin peduli terhadap isu lingkungan dapat mempengaruhi permintaan produk dan layanan perusahaan. Perusahaan perlu beradaptasi dengan permintaan pasar yang berubah dan menawarkan produk dan layanan yang lebih berkelanjutan.
  • Risiko Reputasi: Perusahaan yang dianggap tidak peduli terhadap isu lingkungan dapat kehilangan kepercayaan dari konsumen, investor, dan masyarakat.

Bagaimana Cara Mengelola Climate Risk?

Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengelola climate risk secara efektif, antara lain:

  1. Memahami Paparan Risiko: Melakukan pemetaan mendalam tentang bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi seluruh aspek bisnis, mulai dari aset fisik, operasi, rantai pasokan, hingga pasar dan pelanggan.
  2. Mengintegrasikan Climate Risk ke dalam Strategi Bisnis: Menjadikan climate risk sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan strategis, perencanaan bisnis, dan alokasi sumber daya.
  3. Mengembangkan Rencana Mitigasi dan Adaptasi: Merumuskan langkah-langkah konkret untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (mitigasi) dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang tidak terhindarkan (adaptasi).
  4. Melibatkan Pemangku Kepentingan: Berkomunikasi secara transparan dengan karyawan, pelanggan, investor, dan komunitas tentang risiko dan peluang terkait iklim.
  5. Memantau dan Mengevaluasi Kinerja: Secara berkala memantau dan mengevaluasi efektivitas strategi pengelolaan climate risk dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Selama dua hari pelatihan intensif ini, Anda akan dibimbing langsung oleh tenaga ahli untuk mengupas tuntas berbagai aspek climate risk, meliputi:

  • Dasar-Dasar Perubahan Iklim
  • Kerangka Kerja Manajemen Risiko Iklim
  • Identifikasi dan Penilaian Risiko Fisik dan Transisi
  • Pengembangan Strategi Mitigasi dan Adaptasi
  • Pengungkapan dan Pelaporan Risiko Iklim
  • Studi Kasus dan Best Practices dalam mengelola Climate Risk.

Sorotan Kegiatan: Aksi Nyata Hadapi Iklim

Jangan Tunda Lagi, Amankan Tempat Anda Sekarang!

Tanggal: 10-11 Juni 2025
Waktu: 09.00 – 16.00 WIB
Biaya: Rp18.000.000,-
Lokasi: Jakarta

Kesempatan untuk mengikuti pelatihan Climate Risk ini terbatas. Segera daftarkan diri Anda dan tim Anda untuk memastikan bahwa perusahaan Anda siap menghadapi tantangan dan peluang di era perubahan iklim.

Pelatihan TCFD Reporting

Pelatihan TCFD Reporting

Pelatihan TCFD Reporting

Pelatihan Penyusunan Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) Reporting

TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures) merupakan sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 2015 oleh Financial Stability Board (FSB – Dewan Stabilitas Keuangan) untuk mengembangkan kerangka kerja bagi perusahaan, bank, dan investor untuk secara sukarela dan konsisten mengungkapkan risiko dan peluang keuangan yang terkait dengan perubahan iklim.

Pada tahun 2015, Financial Stability Board (FSB), sebuah badan internasional yang memantau dan memberikan rekomendasi tentang sistem keuangan global. Bayang-bayang perubahan iklim semakin membesar, membawa serta potensi badai yang tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga stabilitas ekonomi dunia. FSB melihat gelombang risiko yang mulai terbentuk, risiko yang tidak sepenuhnya dipahami dan belum tercermin dalam perhitungan finansial banyak perusahaan. Di satu sisi, terdapat ancaman nyata dari risiko fisik: frekuensi dan kekuatan bencana alam seperti banjir dan badai yang diprediksi akan meningkat, berpotensi menimbulkan kerugian besar. Di sisi lain, risiko transisi juga mengintai. Pergeseran kebijakan menuju ekonomi rendah karbon, perubahan selera konsumen, dan lompatan teknologi hijau, meskipun positif, membawa ketidakpastian dan dapat mengguncang perusahaan yang lambat beradaptasi.

Keresahan FSB semakin menjadi karena risiko-risiko ini, baik yang bersifat fisik maupun transisional, berpotensi menciptakan efek domino yang mengguncang sistem keuangan. Kerugian di satu sektor bisa merembet ke sektor lain, ibarat kartu domino yang saling menjatuhkan. Terlebih lagi, tanpa informasi yang transparan dan terstandarisasi mengenai bagaimana perusahaan mengelola risiko-risiko iklim ini, pasar keuangan ibarat bermain tebak-tebakan dalam gelap, yang bisa berujung pada kesalahan penilaian aset dan gejolak finansial. FSB menyadari bahwa dunia membutuhkan kompas yang jelas untuk menavigasi lautan risiko ini. Maka lahirlah Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD). Gugus tugas ini dibentuk dengan misi untuk menciptakan kerangka kerja pelaporan risiko dan peluang keuangan terkait iklim yang seragam. Dengan adanya panduan dari TCFD, diharapkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dapat lebih memahami, mengukur, dan mengungkapkan risiko-risiko iklim secara transparan, sehingga investor dan pemangku kepentingan lainnya dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi, dan pada akhirnya, mengarahkan dunia menuju transisi ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. TCFD menjadi mercusuar yang diharapkan dapat menerangi jalan di tengah ketidakpastian, demi menjaga stabilitas keuangan global di era perubahan iklim.

Kerangka kerja TCFD berfokus pada empat hal ini:
  1. Tata Kelola (Governance): Pengungkapan tata kelola organisasi seputar risiko dan peluang terkait iklim. Ini termasuk peran dewan dan manajemen dalam menilai dan mengelola risiko dan peluang tersebut.
  2. Strategi (Strategy): Pengungkapan dampak aktual dan potensial dari risiko dan peluang terkait iklim terhadap bisnis, strategi, dan perencanaan keuangan organisasi. Ini termasuk bagaimana organisasi mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi risiko dan peluang ini.
  3. Manajemen Risiko (Risk Management): Pengungkapan proses yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko terkait iklim. Ini termasuk bagaimana organisasi mengintegrasikan risiko-risiko ini ke dalam proses manajemen risiko secara keseluruhan.
  4. Metrik dan Target (Metrics and Targets): Pengungkapan metrik dan target yang digunakan untuk menilai dan mengelola risiko dan peluang terkait iklim yang relevan. Ini termasuk metrik emisi gas rumah kaca (GRK), dan target yang terkait dengan pengurangan emisi atau aspek lain dari perubahan iklim.
Mengapa TCFD Penting, Terutama di Indonesia?

Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang dan keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Banjir, kekeringan, kenaikan permukaan air laut, dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi, mengancam infrastruktur, mengganggu rantai pasokan, dan mempengaruhi produktivitas berbagai sektor industri.

Perubahan iklim juga membawa risiko transisi. Pergeseran kebijakan menuju ekonomi rendah karbon, perubahan preferensi konsumen yang semakin sadar lingkungan, dan perkembangan teknologi hijau, hal tersebut memang positif, namun bagi perusahaan yang lambat beradaptasi akan menciptakan sebuah tantangan baru.

Di sisi lain, kesadaran global akan pentingnya keberlanjutan semakin meningkat. Investor, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya kini semakin mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam pengambilan keputusan mereka. Perusahaan yang mampu mengelola risiko iklim dengan baik dan transparan akan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar, membangun reputasi, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Lalu, bagaimana cara menyusun TCFD Reporting?

Bergabung ke pelatihan sekarang!

Tanggal: 2-3 September 2025
Waktu: 09:00-16:00
Biaya: Rp 3.000.000

Ada Pertanyaan ? Hubungi Tim

Pelatihan GHG Validation and Verification

Pelatihan GHG Validation and Verification

Pelatihan GHG Validation and Verification

Panduan Validasi dan Verifikasi Gas Rumah Kaca (GHG)

GHG Validation and Verification diperlukan karena emisi gas rumah kaca (GRK) dianggap sebagai penyebab utama perubahan iklim. Untuk mengurangi emisi dan memenuhi komitmen internasional dalam mengatasi perubahan iklim, perusahaan dan organisasi perlu menerapkan strategi dalam mengukur dan melaporkan emisi mereka. Validasi dan verifikasi membantu memastikan bahwa data emisi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya, serta memenuhi persyaratan regulasi dan standar internasional.

Validasi berfokus pada evaluasi terhadap rencana pemantauan GRK, menguji kesesuaian metodologi, asumsi, dan batasan yang digunakan sebelum data emisi dikumpulkan (ex-ante). Validasi merupakan proses awal yang dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dan kelengkapan data serta metodologi penghitungan emisi GRK dengan standar yang berlaku. Tahapan ini layaknya sebuah pemeriksaan internal untuk memastikan data yang dihasilkan telah akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah validasi selesai dilakukan, barulah proses verifikasi dapat dimulai. Validasi akan menguji:

  1. Kesesuaian metodologi: Apakah metode yang Anda pilih untuk menghitung emisi GRK sudah tepat dan sesuai dengan standar seperti ISO 14064?
  2. Kelayakan asumsi: Apakah asumsi yang Anda gunakan dalam perhitungan emisi GRK realistis dan dapat dipertanggungjawabkan?
  3. Kejelasan batasan: Apakah Anda sudah menetapkan batasan-batasan yang jelas dalam penghitungan emisi GRK, seperti batasan organisasi dan operasional?

Verifikasi sendiri merupakan proses konfirmasi independen yang dilakukan oleh pihak ketiga yang terakreditasi. Verivikasi dilakukan setelah data emisi gas rumah kaca (GHG) dikumpulkan dan dilaporkan (ex-post). Tujuannya adalah untuk memastikan objektivitas dan keabsahan data emisi gas rumah kaca (GHG) yang telah divalidasi sebelumnya. Hasil dari verifikasi ini berupa pernyataan resmi yang menjamin bahwa data emisi gas rumah kaca (GHG) yang dilaporkan telah sesuai dengan standar dan persyaratan yang ditetapkan. Verifikasi akan menilai:

  1. Akurasi: Apakah data emisi yang Anda laporkan sudah dihitung dengan benar dan bebas dari kesalahan?
  2. Kelengkapan: Apakah semua sumber emisi GRK yang relevan sudah dihitung dan dilaporkan?
  3. Konsistensi: Apakah data emisi yang Anda laporkan konsisten dari waktu ke waktu dan antar unit/divisi?
  4. Transparansi: Apakah data emisi yang Anda laporkan disajikan dengan jelas dan mudah dipahami?
  5. Bebas dari salah saji material: Apakah data emisi yang Anda laporkan bebas dari kesalahan yang signifikan yang dapat menyesatkan pengguna data?
  1. Akuntabilitas dan Transparansi: GHG Validation and Verification memastikan bahwa data emisi yang dilaporkan oleh negara atau organisasi akurat dan dapat dipercaya. Hal ini sangat penting untuk meraih kepercayaan banyak pihak, dari pemerintah, investor, sampai masyarakat umum, terhadap komitmen sebuah organisasi dalam mengelola emisinya dan untuk memenuhi komitmen yang terdapat dalam NDC dan Paris Agreement.
  2. Dasar Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Dengan data yang kredibel ibarat kompas yang mengarahkan pemerintah dan/ atau organisasi dalam merumuskan kebijakan iklim dan membantu perusahaan menyusun strategi pengurangan emisi yang jitu.
  3. Memenuhi Aturan yang Berlaku: Di Indonesia dan banyak negara lain, pelaporan emisi GRK sudah diatur undang-undang. Validasi dan verifikasi membantu organisasi memenuhi kewajiban tersebut.
  4. Membuka Akses ke Pembiayaan Ramah Lingkungan: Lembaga keuangan dan investor kini semakin jeli melihat kinerja lingkungan, termasuk bagaimana sebuah organisasi mengelola emisi GRK-nya. Data yang terverifikasi bisa membuka pintu ke pembiayaan berkelanjutan.
  5. Berpartisipasi dalam Pasar Karbon: Jika ingin terlibat dalam perdagangan karbon atau skema insentif lainnya, data emisi yang terverifikasi menjadi syarat mutlak.
  6. Pengukuran Kemajuan: Melalui proses verifikasi, organisasi dapat melihat apakah mereka memenuhi target penurunan emisi yang tertuang dalam NDC mereka, serta apakah mereka berkontribusi terhadap tujuan yang lebih besar dari Paris Agreement.

ISO 14064-3 adalah standar internasional yang memberikan panduan dan persyaratan untuk melakukan validasi dan verifikasi atas asersi (pernyataan) Gas Rumah Kaca (GRK). Standar ini merupakan bagian ketiga dari seri ISO 14064, yang secara keseluruhan membahas tentang kuantifikasi, pemantauan, pelaporan, validasi, dan verifikasi emisi dan serapan GRK. Dengan mengikuti pelatihan ini, Anda akan memahami prinsip-prinsip dasar ISO 14064-3, termasuk:

  1. Relevansi: Memastikan informasi GRK yang relevan dengan kebutuhan pengguna.
  2. Kelengkapan: Melaporkan semua sumber dan serapan GRK dengan tepat.
  3. Konsistensi: Memungkinkan perbandingan data emisi yang bermakna dari waktu ke waktu.
  4. Akurasi: Mengurangi bias dan ketidakpastian sejauh mungkin.
  5. Transparansi: Mengungkapkan informasi GRK yang cukup, memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan dengan keyakinan.

Kabar Baik!

Actia mengadakan Pelatihan Validasi dan Verifikasi GRK pada 6-7 Mei 2025 dengan biaya hanya Rp 6.000.000 saja

Kami Pastikan Anda Mendapatkan Manfaatnya!

Pengajar Ahli dan Berpengalaman

Kurikulum Lengkap

Kelas Interaktif

Studi Kasus Nyata

Virtual dan Fleksibel

Peluang Networking

Ambil Kesempatan ini Dan Bergabung Sekarang!
Pelatihan

Agenda

Tanggal: 6-7 Mei 2025
Waktu: 09:00 – 16:00
Biaya: Rp6.000.000

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Pada tahun 2025 ini, perhatian terhadap isu-isu Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) semakin meningkat, seiring dengan kebutuhan mendesak untuk menghadapi krisis iklim, ketimpangan sosial, dan tata kelola yang transparan. Dalam aspek lingkungan, perusahaan dihadapkan pada tuntutan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mengadopsi praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Regulasi pemerintah dan tekanan dari investor kini menuntut perusahaan untuk menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.

Di bidang sosial, inklusi dan kesetaraan menjadi prioritas utama. Konsumen akan semakin kritis terhadap praktik bisnis yang kurang etis, mendorong perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih transparan dan berkelanjutan dengan masyarakat.

Sementara itu, tata kelola yang baik menjadi landasan utama dalam membangun kepercayaan pemangku kepentingan. Perusahaan yang gagal mengintegrasikan prinsip ESG dalam strategi bisnis mereka berisiko kehilangan kepercayaan pasar dan menghadapi kerugian reputasi.

Di era globalisasi dan digitalisasi, penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi kebutuhan strategis bagi perusahaan yang ingin mempertahankan daya saing dan kepercayaan masyarakat. ESG bukan sekadar tren, ini adalah pendekatan yang dapat meningkatkan reputasi, menarik investor, dan memastikan keberlanjutan bisnis Anda. Adaptasi dan inovasi adalah kunci keberhasilan dalam menjawab tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang hadir di era keberlanjutan ini.

Dengan memahami ESG, Anda dapat:

  • Mengurangi risiko bisnis melalui kebijakan lingkungan yang proaktif.
  • Memperkuat hubungan masyarakat dengan program sosial yang berdampak positif.
  • Meningkatkan transparansi dan tata kelola untuk menarik kepercayaan investor.
Silakan jawab pertanyaan kami!

Dunia bisnis saat ini tidak hanya sekadar mengejar profit, tetapi juga harus memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat. Apakah perusahaan Anda siap menghadapi tantangan dunia modern yang semakin menuntut keberlanjutan?

Apakah Anda dan/atau tim Anda mungkin telah memahami prinsip dasar ESG, namun kesulitan mendapatkan strategi yang tepat? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian! Banyak perusahaan yang juga menghadapi hal serupa.

Tantangan dalam Implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG)

Banyak perusahaan telah mencoba menerapkan prinsip ESG, namun sering kali menghadapi tantangan berikut:

  • Kesulitan dalam mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.
  • Anggaran yang terbatas dan kurangnya tenaga ahli.
  • Kurangnya pemahaman mengenai isu-isu ESG di kalangan manajemen dan karyawan.
  • Kesulitan untuk mengikuti perkembangan peraturan ESG.
Solusi untuk Anda! Pelatihan Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation dari Actia

Melalui pelatihan ESG ini, kami akan membantu Anda untuk memahami konsep dasar ESG dan bagaimana ini memengaruhi industri di berbagai sektor, mengidentifikasi langkah-langkah yang harus diambil sesuai kebutuhan Perusahaan Anda.

Melalui pelatihan ini, Anda akan berkesempatan:
  1. Mempelajari studi kasus dari perusahaan yang telah berhasil menerapkan ESG beserta simulasi penerapan ESG.
  2. Memahami Indikator kinerja utama (KPI) ESG dan cara menyusun sustainability report.
  3. Mendapatkan strategi untuk melibatkan karyawan dan pemangku kepentingan dalam perjalanan ESG Anda.
Dapatkan konsep dasar ESG dan bagaimana ini memengaruhi industri di berbagai sektor

Pelatihan ESG (Environmental, Social, and Governance) Implementation

Jadwal: 19-21 Agustus 2025

Waktu: 09:00-16:00

Biaya: Rp8.000.000

Dapatkan strategi dan tips terbaik untuk mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) ke dalam bisnis Anda.

Bergabung sekarang dan dapatkan sertifikatnya! Kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda terkait ESG.

Selamat! Dengan berinvestasi sebesar Rp8.000.000, Anda telah mengambil langkah yang tepat untuk keberlanjutan bisnis Anda!

PT ACTIA BERSAMA SEJAHTERA

Office 1 – Lantai 18, Office 8 – Senopati Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Office 2 – Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

 

Hubungi Kami

PT Actia Bersama Sejahtera – Support oleh Dokter Website