Konsultan Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) Sektor Industri Besi dan Baja

Konsultan Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) Sektor Industri Besi dan Baja

Industri besi dan baja di Indonesia merupakan salah satu sektor industri yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Industri ini menyediakan bahan baku untuk berbagai sektor lain seperti konstruksi, otomotif, dan manufaktur. Selain itu, industri ini juga menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang cukup tinggi. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai isu-isu lingkungan hidup, banyak perusahaan di sektor ini yang mulai beralih ke praktik bisnis yang lebih berkelanjutan. Salah satu prakarsa yang sangat penting dalam upaya ini adalah Science Based Targets Initiative (SBTi).

 

Science Based Targets Initiative (SBTi)

SBTi adalah kebutuhan untuk mengatasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca. Banyak perusahaan secara sukarela menetapkan target pengurangan emisi mereka sendiri, namun tanpa panduan atau standar yang jelas, target tersebut seringkali tidak cukup ambisius atau tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan yang memadai. SBTi hadir untuk menyediakan kerangka kerja yang jelas dan ilmiah bagi perusahaan untuk menetapkan target emisi mereka, sehingga kontribusi mereka terhadap pengurangan emisi global dapat diukur dan diandalkan.

Science Based Targets Initiative (SBTi) diluncurkan pada tahun 2015 sebagai kerja sama antara CDP, United Nations Global Compact (UNGC), World Resources Institute (WRI), dan World Wide Fund for Nature (WWF). Tujuan utama dari SBTi adalah untuk memastikan bahwa target pengurangan emisi gas rumah kaca yang ditetapkan oleh perusahaan adalah berdasarkan ilmu pengetahuan dan sejalan dengan upaya global untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 derajat Celcius, sesuai dengan Perjanjian Paris.

SBTi untuk Industri Besi dan Baja di Indonesia

Di Indonesia, implementasi SBTi semakin mendapat perhatian terutama di sektor industri yang memiliki emisi gas rumah kaca tinggi seperti industri besi dan baja. Pemerintah dan berbagai organisasi lingkungan mendorong perusahaan untuk mengadopsi SBTi guna mendukung upaya nasional dalam mengurangi emisi dan menjaga kelestarian lingkungan.

Tujuan Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk Industri Besi dan Baja

Tujuan utama penyusunan SBTi untuk industri besi dan baja adalah untuk memastikan bahwa target pengurangan emisi yang ditetapkan oleh perusahaan di sektor ini adalah berdasarkan ilmu pengetahuan dan sejalan dengan upaya global untuk membatasi pemanasan global. Secara khusus, tujuan SBTi adalah:

  1. Mengurangi emisi gas rumah kaca dari proses produksi besi dan baja.
  2. Meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya.
  3. Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
  4. Mendorong inovasi teknologi ramah lingkungan.
  5. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan dalam pelaporan emisi.

Proses Kegiatan Industri Besi dan Baja

Industri besi dan baja meliputi berbagai proses produksi yang kompleks, mulai dari ekstraksi bahan baku hingga produk akhir. Berikut adalah beberapa proses utama dalam industri ini:

  1. Ekstraksi Bahan Baku: Proses ini melibatkan penambangan bijih besi yang kemudian dihancurkan dan diolah menjadi konsentrat besi.
  2. Reduksi Bijih Besi: Bijih besi direduksi menjadi besi mentah (pig iron) menggunakan tanur tinggi (blast furnace) dengan bahan bakar kokas.
  3. Produksi Baja Kasar: Besi mentah dilebur bersama dengan bahan tambahan seperti skrap baja dalam tungku untuk menghasilkan baja kasar.
  4. Pemurnian: Baja kasar dimurnikan melalui proses seperti konverter oksigen atau tungku listrik untuk menghilangkan kotoran dan menyesuaikan komposisi kimia.
  5. Pembentukan: Baja yang sudah murni dibentuk menjadi berbagai produk seperti lembaran, batang, dan pipa melalui proses penempaan, penggulungan, dan pengecoran.

Contoh Produk Industri Besi dan Baja dan Kegunaannya

  1. Besi Beton (Rebar): Digunakan dalam konstruksi bangunan dan infrastruktur.
  2. Plat Baja: Digunakan dalam pembuatan kapal, jembatan, dan alat berat.
  3. Pipa Baja: Digunakan dalam industri minyak dan gas, serta sistem pipa air.
  4. Baja Canai Panas (Hot Rolled Steel): Digunakan dalam otomotif, peralatan rumah tangga, dan konstruksi.

Sumber Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri Besi dan Baja

Industri besi dan baja merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar. Sumber emisi utama dari industri ini meliputi:

  1. Proses Reduksi Bijih Besi: Pembakaran kokas menghasilkan emisi CO2 yang signifikan.
  2. Pembakaran Bahan Bakar Fosil: Digunakan dalam berbagai proses produksi untuk menghasilkan energi.
  3. Proses Pemurnian: Emisi terjadi selama proses penghilangan kotoran dari baja kasar.
  4. Transportasi Bahan Baku dan Produk: Menghasilkan emisi dari kendaraan dan mesin.

Fungsi Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk Industri Besi dan Baja

Penyusun SBTi memiliki peran penting dalam membantu perusahaan di sektor besi dan baja untuk:

  1. Menetapkan target pengurangan emisi yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
  2. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi.
  3. Memonitor dan melaporkan kemajuan dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
  4. Meningkatkan kesadaran dan kapasitas perusahaan dalam mengelola emisi gas rumah kaca.
  5. Memberikan panduan dan rekomendasi untuk penerapan teknologi ramah lingkungan.

Keuntungan Memiliki Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk Industri Besi dan Baja

Dengan mengadopsi SBTi, perusahaan di sektor besi dan baja dapat memperoleh berbagai keuntungan, antara lain:

  1. Ketaatan Terhadap Peraturan: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku.
  2. Reputasi dan Citra Positif: Meningkatkan reputasi perusahaan sebagai pelopor dalam praktik bisnis berkelanjutan.
  3. Efisiensi Operasional: Meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya operasional.
  4. Akses ke Pasar dan Investasi: Menjadi lebih menarik bagi investor dan mitra bisnis yang peduli terhadap lingkungan.
  5. Resiliensi Terhadap Risiko Iklim: Meningkatkan ketahanan perusahaan terhadap risiko yang terkait dengan perubahan iklim.

Perusahaan yang Bergerak di Sektor Industri Besi dan Baja

Beberapa perusahaan besar yang bergerak di sektor industri besi dan baja di Indonesia antara lain:

  1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk: Memproduksi baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja pipa.
  2. PT Gunung Raja Paksi Tbk: Memproduksi baja canai panas, baja canai dingin, dan baja pipa.
  3. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk: Memproduksi pipa baja untuk industri minyak dan gas serta konstruksi.
  4. PT Jaya Pari Steel Tbk: Memproduksi plat baja untuk keperluan konstruksi dan industri.
  5. PT Essar Indonesia: Memproduksi baja canai dingin dan baja galvanis.

Cara Mengatasi atau Mengurangi Dampak Negatifnya Terhadap Lingkungan

Untuk mengurangi dampak negatif dari industri besi dan baja terhadap lingkungan, beberapa langkah yang dapat diambil adalah:

  1. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan: Menggunakan teknologi yang lebih efisien dan kurang menghasilkan emisi.
  2. Penggunaan Energi Terbarukan: Menggantikan bahan bakar fosil dengan energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin.
  3. Daur Ulang dan Pengolahan Ulang: Mengurangi limbah dengan mendaur ulang material baja.
  4. Efisiensi Energi: Mengoptimalkan proses produksi untuk mengurangi konsumsi energi.
  5. Pengelolaan Limbah: Mengelola limbah dengan baik untuk mengurangi dampak lingkungan.

Bagaimana Actia Dapat Membantu Industri Besi dan Baja untuk Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi)

Actia sebagai konsultan lingkungan dapat membantu perusahaan di sektor industri besi dan baja dalam proses penyusunan SBTi melalui:

  1. Penilaian Awal: Melakukan penilaian awal untuk mengidentifikasi sumber utama emisi dan peluang pengurangan emisi.
  2. Penetapan Target: Membantu perusahaan menetapkan target pengurangan emisi yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
  3. Pendampingan Implementasi: Mendampingi perusahaan dalam implementasi strategi pengurangan emisi dan teknologi ramah lingkungan.
  4. Pelatihan dan Edukasi: Memberikan pelatihan dan edukasi kepada karyawan mengenai pentingnya pengurangan emisi dan cara-cara untuk mencapainya.
  5. Pelaporan dan Monitoring: Membantu perusahaan dalam pelaporan dan monitoring kemajuan pencapaian target SBTi.

Dengan bantuan Actia, perusahaan di sektor industri besi dan baja dapat lebih mudah dan efektif dalam menyusun dan mencapai target pengurangan emisi yang sesuai dengan SBTi, sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam upaya global mengatasi perubahan iklim. Klik di sini!

Konsultan Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) Sektor Industri Barang dari Gips untuk Konstruksi

Konsultan Penyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) Sektor Industri Barang dari Gips untuk Konstruksi

Perubahan iklim yang terjadi saat ini dapat kita rasakan dampaknya, menuntut industri dan para pelaku usaha harus bergerak cepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan target pengurangan emisi yang berbasis ilmu pengetahuan melalui Science Based Targets Initiative (SBTi). Di sini, kita akan membahas tentang industri barang dari gips untuk konstruksi, proses kegiatan industri ini, contoh produk, sumber emisi GRK, fungsi dan keuntungan memiliki SBTi, serta contoh perusahaan yang bergerak di sektor ini.

 

Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk Industri di Indonesia

SBTi adalah kerangka kerja yang membantu perusahaan menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca yang berbasis pada sains, selaras dengan tujuan Perjanjian Paris untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5°C.

Science Based Targets Initiative (SBTi) memberikan panduan bagi industri untuk menetapkan target pengurangan emisi yang ambisius dan berbasis ilmiah. Bagi industri barang dari gips untuk konstruksi, SBTi membantu dalam mengidentifikasi area-area kritis dimana emisi dapat dikurangi secara signifikan. Dengan menetapkan target ini, perusahaan tidak hanya berkontribusi pada upaya global untuk memerangi perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing mereka di pasar.

 

Sektor Industri Barang dari Gips untuk Konstruksi

Industri dengan kode KBLI 23954 mencakup pembuatan barang dari gips yang digunakan dalam konstruksi, seperti papan, lembaran, panel, dan lain-lain. Selain itu, kelompok ini juga mencakup industri bahan bangunan dari substansi tumbuh-tumbuhan seperti wol kayu, alang-alang, jerami, yang disatukan dengan plester gips. Produk-produk ini digunakan secara luas dalam konstruksi bangunan, baik untuk keperluan struktural maupun dekoratif.

 

Proses Produksi Barang dari Gips untuk Konstruksi

Proses produksi barang dari gips melibatkan beberapa tahapan utama:

  1. Penambangan Gips: Bahan baku gips diperoleh dari tambang gips yang terletak di berbagai wilayah.
  2. Penghancuran dan Penggilingan: Gips mentah dihancurkan dan digiling untuk menghasilkan bubuk gips dengan ukuran partikel yang sesuai.
  3. Pemanasan (Kalsinasi): Bubuk gips kemudian dipanaskan pada suhu tinggi untuk mengurangi kandungan air dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil.
  4. Pencampuran dan Pembentukan: Bubuk gips yang telah dikalsinasi dicampur dengan air dan bahan tambahan lainnya untuk membentuk adonan. Adonan ini kemudian dicetak menjadi berbagai bentuk seperti papan, lembaran, dan panel.
  5. Pengeringan dan Pengerasan: Produk yang telah dicetak dikeringkan dan dikeraskan untuk mencapai kekuatan dan stabilitas yang diinginkan.
  6. Finishing: Produk akhir diberi finishing sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan, seperti pemotongan, pelapisan, atau pengecatan.

 

Contoh Produk dan Kegunaannya

Beberapa produk yang dihasilkan oleh industri barang dari gips untuk konstruksi meliputi:

  • Papan Gipsum: Digunakan untuk dinding dan langit-langit interior.
  • Panel Gipsum: Digunakan untuk partisi ruangan dan plafon.
  • Gipsum Blok: Digunakan untuk dinding non-struktural.
  • Dekorasi Gipsum: Digunakan untuk elemen dekoratif seperti cornice dan medali.

Produk-produk ini digunakan karena sifatnya yang mudah dibentuk, ringan, tahan api, dan memiliki insulasi suara yang baik.

 

Sumber Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri Barang Gips untuk Konstruksi

Industri barang dari gips untuk konstruksi merupakan salah satu industri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Emisi ini berasal dari berbagai tahapan produksi hingga distribusi. Berikut penjelasan mengenai contoh sumber emisi gas rumah kaca (GRK) dalam industri ini:

  1. Penambangan: Penambangan bahan baku gips biasanya memerlukan penggunaan alat berat yang menggunakan bahan bakar fosil.
  2. Penghalusan (Crusher): Proses penghalusan batu gips menjadi bubuk gips memerlukan energi yang cukup besar. Mesin crusher yang digunakan biasanya beroperasi dengan tenaga listrik, yang sumber listriknya seringkali berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
  3. Kalsinasi: Kalsinasi adalah proses pemanasan gips untuk menghilangkan air dan mengubahnya menjadi kalsium sulfat hemihidrat. Proses ini membutuhkan energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara, gas, berpotensi menghasilkan emisi CO2.
  4. Pengeringan: Setelah proses kalsinasi, bubuk gips perlu dikeringkan untuk mengurangi kadar air. Proses pengeringan ini juga memerlukan alat dan energi tambahan yang dapat menghasilkan emisi. Misalnya penggunaan oven pengering yang menggunakan bahan bakar fosil atau listrik dari sumber non-renewable berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.
  5. Pemotongan: Proses pemotongan produk akhir gips menjadi ukuran yang diinginkan juga memerlukan energi, biasanya dalam bentuk listrik. Penggunaan mesin pemotong yang efisien energi dapat mengurangi emisi, namun jika sumber listriknya berasal dari fosil, tetap akan menghasilkan emisi CO2.
  6. Transportasi dan Distribusi: Transportasi bahan baku dari lokasi penambangan ke pabrik maupun distribusi barang jadi dari pabrik ke lokasi konstruks juga menghasilkan emisi gas rumah kaca.

 

Cara Mengatasi atau Mengurangi Dampak Negatif Terhadap Lingkungan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif industri gipsum terhadap lingkungan:

  1. Penggunaan Energi Terbarukan: Mengganti sumber energi fosil dengan energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin.
  2. Efisiensi Energi: Meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam proses produksi.
  3. Teknologi Ramah Lingkungan: Mengadopsi teknologi yang lebih bersih dan ramah lingkungan dalam proses produksi.
  4. Manajemen Limbah: Mengelola limbah produksi dengan cara yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
  5. Transportasi Ramah Lingkungan: Menggunakan kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk transportasi bahan baku dan produk.

 

Keuntungan Memiliki Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk Industri Barang dari Gips untuk Konstruksi

Manfaat dari memiliki SBTi dalam industri barang dari gips untuk konstruksi meliputi:

  1. Memperkuat Citra Perusahaan: Menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan, yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya.
  2. Mematuhi Peraturan: Membantu perusahaan mematuhi peraturan lingkungan yang semakin ketat dan mengurangi risiko terkena sanksi.
  3. Efisiensi Operasional: Mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik efisiensi energi yang dapat mengurangi biaya operasional.

 

Perusahaan di Sektor Industri Barang dari Gips untuk Konstruksi

Berikut adalah beberapa perusahaan yang bergerak di sektor industri barang dari gips untuk konstruksi:

  1. PT. Knauf Plasterboard Indonesia: Memproduksi papan gipsum, lembaran gipsum, dan aksesori terkait.
  2. PT Siam-Indo Gypsum Industry: Menghasilkan papan gipsum untuk dinding dan langit-langit.
  3. PT Aplus Pacific: Memproduksi papan gipsum dan bahan bangunan lainnya.
  4. PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia: Memproduksi sistem plafon dan dinding dari gipsum.
  5. PT Holcim Indonesia: Memproduksi barang dari gips. Gips digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan semen, dan dicampur dengan klinker pada penggilingan akhir

 

Menyusun Science Based Targets Initiative (SBTi) Bersama Actia

Actia dapat membantu industri gipsum dalam menyusun dan mengimplementasikan Science Based Targets Initiative (SBTi) melalui berbagai layanan:

  1. Analisis Baseline Emisi: Mengidentifikasi dan menghitung emisi GRK saat ini dari seluruh operasi perusahaan.
  2. Penetapan Target: Membantu perusahaan menetapkan target pengurangan emisi yang sesuai dengan standar SBTi.
  3. Pengembangan Strategi: Merancang strategi dan rencana aksi untuk mencapai target pengurangan emisi.
  4. Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas: Memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas kepada staf perusahaan untuk memastikan keberhasilan implementasi SBTi.
  5. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar dalam mencapai target mereka.
  6. Laporan dan Komunikasi: Membantu perusahaan dalam menyusun laporan kemajuan dan berkomunikasi dengan stakeholder mengenai upaya keberlanjutan mereka.

 

Fungsi Science Based Targets Initiative (SBTi) untuk Industri Barang dari Gips untuk Konstruksi

  1. Menetapkan Target Pengurangan Emisi: Membantu perusahaan menetapkan target pengurangan emisi yang berbasis sains dan konsisten
  2. Menyediakan Panduan Teknis: Memberikan panduan teknis mengenai cara mengukur, melaporkan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
  3. Validasi Target: Memastikan bahwa target yang ditetapkan perusahaan telah divalidasi dan sesuai dengan metodologi SBTi.
  4. Memastikan Ketaatan Peraturan: Dengan mengikuti panduan SBTi, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan lingkungan yang semakin ketat.
  5. Meningkatkan Citra Perusahaan: Memiliki target yang diakui oleh SBTi dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata konsumen dan investor yang peduli lingkungan.
  6. Mengurangi Risiko: Dengan mengelola emisi secara proaktif, perusahaan dapat mengurangi risiko terkait perubahan iklim, seperti risiko regulasi dan risiko reputasi.

 

Apakah perusahaan Anda merupakan industri barang dari gipsum dan membutuhkan bantuan untuk menyusun Science Based Targets Initiative (SBTi)? Klik di sini, Actia siap membantu.

 

PT ACTIA BERSAMA SEJAHTERA

Office 1 – Lantai 18, Office 8 – Senopati Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Office 2 – Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

 

Hubungi Kami

PT Actia Bersama Sejahtera – Support oleh Dokter Website