Industri minyak goreng kelapa sawit telah menjadi salah satu sumber utama pangan dan energi di Indonesia. Namun, seperti banyak industri lainnya, kegiatan ini juga menghasilkan gas rumah kaca (GRK), yang merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana industri minyak goreng kelapa sawit beroperasi, sumber emisi GRK apa saja yang dihasilkan, dan bagaimana kita dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.
Hubungan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit dengan Gas Rumah Kaca (GRK)
Industri minyak goreng kelapa sawit memiliki proses yang cukup panjang mulai dari pengolahan biji kelapa sawit hingga produksi minyak goreng. Proses ini melibatkan berbagai tahap, seperti pengolahan biji, ekstraksi minyak, dan pengolahan produk turunan. Namun, setiap tahap ini juga menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan oksida nitrat (NOx). Emisi GRK ini tidak hanya berasal dari proses produksi utama tetapi juga dari aktivitas pendukung seperti penggunaan energi, transportasi, dan pengolahan limbah.
Bagaimana Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Beroperasi
- Pengolahan Biji Kelapa Sawit: Biji kelapa sawit dipanen dari tanaman kelapa sawit dan kemudian diolah untuk menghasilkan minyak goreng.
- Ekstraksi Minyak: Minyak goreng diekstraksi dari biji melalui proses fisik dan kimia.
- Pengolahan Produk Turunan: Minyak goreng kemudian diolah menjadi berbagai produk turunan seperti margarin, sabun, dan kosmetik.
- Penggunaan Energi: Proses pengolahan memerlukan energi yang signifikan, baik dari sumber fosil maupun energi terbarukan.
- Transportasi: Biji kelapa sawit dan produk akhir harus diangkut dari lokasi produksi ke pabrik pengolahan dan kemudian ke pasar.
Contoh Produk Turunan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit
- Margarin: Digunakan sebagai pengganti lemak dalam makanan dan minuman.
- Sabun: Digunakan untuk membersihkan tubuh dan pakaian.
- Kosmetik: Digunakan dalam produk perawatan kulit dan rambut.
Sumber Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit
- Pembukaan lahan: Emisi CO2 dari pembakaran hutan atau lahan.
- Penggunaan pupuk: Emisi N2O dari penggunaan pupuk kimia.
- Pengolahan buah: Emisi metana (CH4) dari proses pemerasan dan pemurnian minyak.
- Transportasi: Emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar fosil dalam transportasi buah dan produk akhir.
- Pembakaran limbah: Emisi CO2 dari pembakaran limbah produksi.
Pengaruh Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit
Industri minyak goreng kelapa sawit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan dan ekonomi. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:
Pengaruh Lingkungan
- Deforestasi dan Penggunaan Lahan: Industri kelapa sawit sering dikaitkan dengan deforestasi dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hutan dan hilangnya biodiversitas.
- Emisi Gas Rumah Kaca: Proses pengolahan biji kelapa sawit dan produksi minyak goreng menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan NOx. Emisi ini berkontribusi pada perubahan iklim global.
- Polusi Air dan Tanah: Aktivitas industri dapat menyebabkan polusi udara dan tanah, yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Pengaruh Ekonomi
- Peningkatan Ekonomi: Industri kelapa sawit dapat meningkatkan perekonomian negara-negara penghasil, seperti Indonesia dan Malaysia, dengan membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
- Kontribusi Ekspor: Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia, sehingga industri ini juga berperan dalam meningkatkan ekspor negara.
- Diversifikasi Produk: Industri kelapa sawit juga menghasilkan produk turunan seperti margarin, sabun, dan kosmetik, yang dapat meningkatkan diversifikasi produk nasional.
Mengurasi Emisi GRK Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit
Industri minyak goreng kelapa sawit dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui beberapa strategi yang efektif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
- Inventarisasi dan Pengukuran Emisi:
- Melakukan inventarisasi emisi GRK yang meliputi scope 1 (langsung), scope 2 (tidak langsung), dan scope 3 (tidak langsung) di sepanjang rantai nilai perusahaan.
- Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah:
- Mengembangkan teknologi pengelolaan limbah cair (POME) di pabrik kelapa sawit. POME dapat diolah menjadi biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi, sehingga mengurangi emisi GRK. Hasil dari proses fermentasi POME dapat menghasilkan biogas yang terdiri dari campuran gas CH4 dan CO2.
- Menggunakan Sumber Energi Terbarukan:
- Menggunakan sumber energi terbarukan seperti biogas dari proses pengolahan POME. Pabrik kelapa sawit dapat menggunakan biogas untuk mengurangi pembelian metanol dan mengurangi emisi yang biasanya terjadi dari pembelian metanol[4].
- Melibatkan Pemasok dalam Upaya Penurunan Emisi:
- Melibatkan pemasok dalam upaya penurunan emisi. Grup Musim Mas, contohnya, telah menjalankan program petani swadaya terbesar di Indonesia oleh perusahaan swasta, membekali mereka dengan pengetahuan dan sumber daya untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan mereka.
- Menggunakan Faktor Emisi yang Akurat:
- Menggunakan faktor emisi yang akurat dari sumber seperti International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan Biograce untuk perhitungan emisi langsung dan tidak langsung. Faktor emisi ini bervariasi tergantung pada wilayah lokasi refinery.
- Mengembangkan Model LCA dan Rantai Pasok:
- Mengembangkan model Life Cycle Assessment (LCA) dan rantai pasok industri sawit dan turunannya untuk memahami dan mengurangi emisi GRK di setiap tahap produksi.
Bagaimana Actia Dapat Membantu Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Melakukan Inventarisasi GRK
Actia menawarkan jasa inventarisasi GRK yang dapat membantu industri minyak goreng kelapa sawit dalam mengurangi emisi dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan, Actia dapat membantu industri ini dalam:
- Mengidentifikasi Sumber Emisi
- Mengembangkan Strategi Pengurangan Emisi
- Mengukur dan Memonitor Emisi
- Mengembangkan Program Pengurangan Emisi
Klik Disini untuk informasi lebih lanjut mengenai Jasa Inventarisasi Gas Rumah Kaca Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit dan berkonsultasi dengan Tim Ahli kami.
5 Perusahaan yang Bergerak di Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit
Berikut adalah 5 perusahaan yang bergerak di sektor industri minyak goreng kelapa sawit:
- PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) – Perusahaan ini merupakan salah satu produsen minyak goreng terbesar di Indonesia dan mengolah kelapa sawit menjadi berbagai produk, termasuk minyak goreng dan margarin.
- PT Indofood Agri Resources Ltd (Indofood) – Perusahaan ini juga merupakan salah satu pemain besar dalam industri kelapa sawit dan minyak goreng di Indonesia.
- PT Wilmar Nabati Indonesia Tbk (WLBI) – Wilmar adalah salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit terluas di dunia dan memiliki banyak pabrik pengolahan minyak sawit.
- PT Salim Ivomas Pratama (Grup SIMP) – Grup SIMP melakukan kegiatan utama dari penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih bibit, pembudidayaan, dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran produk minyak goreng, margarin, dan shortening.
- PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) – Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di sektor industri minyak goreng kelapa sawit.