Ketika kita membayangkan ekosistem laut yang kaya dan penting, sering kali benak kita langsung tertuju pada terumbu karang yang berwarna-warni atau hutan mangrove yang rimbun di tepi pantai. Namun, tahukah Anda bahwa di perairan dangkal, tersembunyi sebuah ekosistem lain yang tak kalah penting bagi kehidupan laut dan bahkan bagi keberlangsungan planet kita? Ekosistem ini adalah padang lamun (seagrass), hamparan tumbuhan berbunga (angiosperma) yang hidup sepenuhnya terendam di dalam air laut.
Meskipun mungkin kurang familiar di telinga sebagian besar orang dibandingkan dengan terumbu karang dan mangrove, padang lamun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan lingkungan pesisir dan laut. Keberadaannya bukan hanya mempercantik pemandangan bawah laut dengan hijaunya dedaunan yang melambai tertiup arus, tetapi juga menyimpan segudang manfaat ekologis dan ekonomis yang patut untuk kita pahami dan lestarikan.
Seagrass Mengunci CO₂
Salah satu hal istimewa tentang seagrass atau padang lamun adalah kemampuannya “menelan” dan menyimpan karbon dioksida (CO₂), gas rumah kaca yang mampu membuat suhu bumi meningkat. Sama seperti pohon-pohon di darat, daun lamun melakukan fotosintesis, menghasilkan oksigen yang dibutuhkan makhluk laut dan menyerap CO₂ dari udara dan air di sekitarnya. Tapi, ada yang lebih istimewa lagi! Karbon yang sudah diserap ini tidak hanya disimpan di tubuh tumbuhan lamun, tapi juga “dikunci” dengan aman di dalam lapisan lumpur di bawahnya.
Padang lamun dikenal sebagai salah satu ekosistem pesisir dengan kemampuan penyimpanan karbon yang sangat efisien, bahkan melebihi hutan daratan per satuan luas. Karbon yang tersimpan dalam sedimen padang lamun dapat terakumulasi selama ribuan tahun dan tidak mudah dilepaskan kembali ke atmosfer. Dengan demikian, padang lamun berperan sebagai “penyerap karbon biru” (blue carbon sink) yang sangat penting dalam mitigasi perubahan iklim global.
Bahaya Merusak Padang Lamun (Seagrass)
Ketika padang lamun mengalami kerusakan atau degradasi akibat aktivitas manusia seperti reklamasi, polusi, atau penangkapan ikan yang merusak, karbon yang tersimpan dalam sedimen dapat terlepas kembali ke atmosfer dalam bentuk CO₂ atau metana, yang memiliki potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi daripada CO₂. Oleh karena itu, perlindungan dan restorasi padang lamun menjadi sangat penting tidak hanya untuk kesehatan ekosistem laut, tetapi juga untuk upaya global dalam memerangi perubahan iklim.
Mengapa Popularitas Padang Lamun (Seagrass) Tertinggal?
Meskipun memiliki peran ekologis yang sangat penting, istilah “padang lamun” dan kesadaran akan keberadaannya masih kurang populer dibandingkan dengan “terumbu karang” dan “mangrove”.
Dari segi visibilitas, keindahan visual terumbu karang dengan warna-warni biota lautnya serta ciri khas akar tunjang mangrove yang menjulang jelas berbeda dengan padang lamun yang seringkali tampak sederhana seperti hamparan rumput laut dari permukaan. Selain itu, informasi mengenai signifikansi dan beragam fungsi padang lamun belum tersebar luas di masyarakat, di mana fokus konservasi dan penelitian cenderung lebih tertuju pada terumbu karang dan mangrove yang dianggap lebih ikonik.
Aspek aksesibilitas juga berperan, di mana pariwisata bahari lebih terpusat pada aktivitas di sekitar terumbu karang, sementara mangrove mulai dikembangkan untuk ekowisata, meninggalkan padang lamun dengan daya tarik wisata langsung yang relatif kurang. Terakhir, penamaan “lamun” mungkin kurang menarik atau asing dibandingkan istilah “karang” dan “mangrove” yang lebih familiar dan memiliki konotasi keindahan atau kekuatan alam.
Seagrass Mencegah Eutrofikasi
Padang lamun memiliki beragam fungsi penting bagi ekosistem pesisir dan laut. Sebagai produsen utama, tumbuhan lamun melakukan fotosintesis, menghasilkan oksigen serta menjadi sumber makanan bagi berbagai herbivora laut seperti dugong, penyu, dan beberapa jenis ikan. Hamparan daunnya yang lebat juga menyediakan habitat dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai biota laut, terutama bagi anak-anak ikan, udang, kepiting, dan invertebrata lainnya, menjadikannya area pembesaran penting bagi banyak spesies. Selain itu, sistem akar dan rizoma padang lamun yang padat berperan dalam menstabilkan sedimen di dasar laut, mencegah erosi dan sedimentasi berlebihan, serta meredam energi gelombang dan arus, melindungi garis pantai dari abrasi.
Lebih lanjut, padang lamun mampu menyerap kelebihan nutrien dan polutan dari air, membantu menjaga kualitas air laut dan mencegah eutrofikasi. Keberadaannya juga mendukung keanekaragaman hayati dengan menciptakan lingkungan yang kompleks dan beragam, seringkali berinteraksi dengan ekosistem penting lainnya seperti terumbu karang dan mangrove. Kesadaran akan pentingnya fungsi-fungsi ini diharapkan dapat meningkatkan upaya pelestarian padang lamun, yang merupakan investasi penting bagi kesehatan laut dan masa depan planet kita.