Jasa Penyusunan Climate-Related Disclosures Berdasar SASB Standards Sektor Industri Agrokimia

Jasa Penyusunan Climate-Related Disclosures Berdasar SASB Standards Sektor Industri Agrokimia

Perubahan iklim menjadi isu yang semakin mendesak di seluruh dunia, mempengaruhi berbagai sektor industri, termasuk agrokimia. Dalam konteks ini, penyusunan climate-related disclosures berdasar SASB Standards untuk sektor industri agrokimia menjadi sangat penting. Tujuan utama dari penyusunan pengungkapan ini adalah untuk memberikan transparansi kepada pemangku kepentingan mengenai risiko dan peluang yang terkait dengan perubahan iklim, serta untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi.

Tujuan Penyusunan Climate-Related Disclosures Berdasarkan SASB Standards

Climate-Related Disclosures berdasarkan SASB Standards merujuk pada pengungkapan informasi yang berkaitan dengan risiko dan peluang yang dihadapi perusahaan akibat perubahan iklim, yang diatur oleh Sustainability Accounting Standards Board (SASB). Pengungkapan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi investor mengenai bagaimana perusahaan mengelola dampak perubahan iklim terhadap operasi dan kinerja keuangan mereka. Dengan mengikuti SASB Standards, perusahaan di sektor agrokimia dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Hal ini juga membantu investor memahami potensi risiko yang mungkin timbul akibat perubahan iklim, sekaligus memberikan gambaran mengenai strategi mitigasi yang diterapkan oleh perusahaan.

Emisi Karbon dalam Sektor Agrokimia

Sektor industri agrokimia berkontribusi pada emisi karbon melalui berbagai proses, mulai dari produksi bahan kimia pertanian hingga penggunaan produk tersebut di lapangan. Proses produksi pupuk dan pestisida sering kali melibatkan penggunaan energi fosil, yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, penggunaan pupuk nitrogen dapat menyebabkan emisi nitrous oxide, gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida. Produk-produk agrokimia seperti pupuk nitrogen, herbisida untuk mengendalikan gulma, dan insektisida untuk menangkal hama, semuanya memiliki jejak karbon yang perlu diperhatikan dalam konteks perubahan iklim global.

Dampak Lingkungan dan Iklim

Industri agrokimia memiliki dampak yang cukup serius terhadap lingkungan dan iklim. Penggunaan bahan kimia pertanian dapat mencemari tanah dan air, serta mengurangi keanekaragaman hayati. Selain itu, praktik pertanian intensif yang bergantung pada pupuk kimia dapat mengarah pada degradasi tanah dan penurunan kualitas tanah dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan di sektor ini untuk melakukan pengungkapan terkait dampak lingkungan mereka agar dapat diidentifikasi dan dikelola dengan baik.

Perusahaan di Sektor Industri Agrokimia

Berikut adalah 10 perusahaan terkemuka yang bergerak di sektor industri agrokimia:

  1. PT Agrokimia Asia
  2. PT Asiana Chemicalindo Lestari
  3. PT Mestika Nusantara AgroKimia
  4. PT Petrosida Gresik
  5. PT Satya Agrindo Perkasa
  6. PT Propadu Konair Tahubun (PKT)
  7. PT Kurnia Agro Lestari
  8. PT ATS Inti Sampoerna
  9. PT Syngenta Indonesia
  10. PT Multikimia Agro Sejahtera

Kebutuhan Penyusunan Climate-Related Disclosures Berdasar SASB Standards

Climate-related disclosures berdasar SASB Standards dapat membantu perusahaan mengidentifikasi isu material yang berkaitan dengan perubahan iklim. Dengan menggunakan kerangka kerja SASB, perusahaan dapat mengungkapkan informasi tentang risiko fisik (seperti cuaca ekstrem) dan risiko transisi (seperti pergeseran kebijakan menuju keberlanjutan) yang mungkin memengaruhi operasi mereka. Ini juga mencakup strategi mitigasi yang diterapkan untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan lainnya.

Untuk menyusun climate-related disclosures berdasarkan SASB Standards, elemen-elemen kunci yang perlu diperhatikan meliputi data emisi gas rumah kaca yang akurat, informasi rinci tentang praktik keberlanjutan perusahaan, serta analisis risiko yang menyeluruh terkait perubahan iklim. Selain itu, kebijakan internal perusahaan mengenai keberlanjutan yang jelas dan partisipasi aktif para pemangku kepentingan dalam proses pengungkapan juga sangat penting untuk memastikan kualitas dan relevansi informasi yang disampaikan. Dengan memenuhi semua persyaratan ini, perusahaan dapat menyusun laporan yang transparan dan dapat diandalkan, sehingga meningkatkan kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya.

Actia Membantu Penyusunan Climate-Related Disclosures Berdasar SASB Standards

Actia memiliki pengalaman dan keahlian dalam membantu perusahaan menyusun climate-related disclosures berdasarkan SASB Standards untuk sektor industri agrokimia. Kami menawarkan layanan konsultasi lengkap mulai dari identifikasi isu material hingga penyusunan laporan yang disesuuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda. Klik untuk konsultasi sekarang!

Dengan demikian, penyusunan climate-related disclosures bukan hanya memenuhi peraturan yang berlaku, tetapi juga menjadi langkah cermat bagi perusahaan dalam mengelola risiko dan peluang terkait perubahan iklim secara efektif.

Jasa Konsultan Penyusunan Climate-Related Disclosures berdasar ISSB Standards Sektor Industri Besi dan Baja

Jasa Konsultan Penyusunan Climate-Related Disclosures berdasar ISSB Standards Sektor Industri Besi dan Baja

Industri besi dan baja merupakan salah satu sektor yang paling berdampak terhadap lingkungan, terutama dalam hal emisi karbon. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan tanggung jawab, International Sustainability Standards Board (ISSB) telah mengeluarkan standar wajib untuk pengungkapan terkait iklim. Standar ini bertujuan untuk memberikan panduan yang jelas bagi perusahaan agar dapat memberikan informasi yang transparan mengenai dampak iklim dari operasional mereka.

Tujuan Climate-Related Disclosures Berdasar ISSB Standards

Penyusunan Climate-Related Disclosures berdasarkan ISSB Standards bertujuan untuk memberikan panduan kepada perusahaan dalam mengungkapkan informasi yang relevan tentang dampak perubahan iklim terhadap operasional mereka. Tujuan utamanya adalah untuk:

  1. Mengurangi risiko investasi dengan menyediakan informasi yang lebih terperinci tentang bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kinerja finansial perusahaan.
  2. Mendorong perusahaan untuk mengambil tindakan proaktif dalam mengelola risiko dan peluang terkait iklim.
  3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan dalam mengungkapkan data iklim dan strategi mitigasi mereka.

Bagaimana Industri Besi dan Baja Menghasilkan Emisi Karbon?

Proses produksi besi dan baja melibatkan beberapa tahap yang menghasilkan emisi karbon. Tahap pertama adalah penambangan bijih besi, yang kemudian diolah menjadi besi kasar melalui proses peleburan dalam tanur tinggi. Pada proses ini, bijih besi direduksi menggunakan kokas sebagai reduktor, yang menghasilkan gas CO2 sebagai produk samping. Setelah itu, besi kasar diolah lebih lanjut menjadi baja dengan menghilangkan kotoran dan menambah elemen paduan tertentu.

Berikut adalah penjelasan detail mengenai setiap tahap dalam proses produksi besi dan baja.

  1. Penambangan dan Pengolahan Bahan Baku
  • Penambangan Bijih Besi: Bijih besi ditambang dari bumi pada lokasi-lokasi tertentu. Bijih besi dihancurkan dan digiling menjadi partikel lebih kecil.
  • Pengolahan Bijih Besi: Pada tahap ini bijih besi dimurnikan dahulu untuk menghilangkan kotoran. Bijih yang telah dimurnikan dikonsentrasikan untuk mendapatkan kadar besi yang lebih tinggi.

Emisi yang dihasilkan pada tahap ini meliputi debu, partikel, dan gas dari mesin yang digunakan dalam proses penambangan dan penghancuran.

  1. Pembuatan Besi Kasar (Pig Iron)
  • Tanur Tiup (Blast Furnace): Selanjutnya bijih besi yang telah dimurnikan, bersama dengan kokas, dan batu kapur akan dimasukkan ke dalam tanur tiup.
  • Reaksi Kimia:Di dalam tanur, bijih besi direduksi oleh kokas menjadi besi cair.
  • Pengeluaran Terak:Terak dihasilkan sebagai produk sampingan dan dikeluarkan dari tanur.

Emisi utama dari tahap ini adalah gas CO2 yang dihasilkan dari pembakaran kokas dan penguraian batu kapur.

  1. Pembuatan Baja Proses Konverter Oksigen (BOF) atau Tanur Busur Listrik (EAF)
  • BOF:Besi kasar cair dicampur dengan besi bekas dan oksigen ditiupkan ke dalam campuran untuk mengurangi kadar karbon.
  • EAF:Besi bekas dipanaskan dalam tanur busur listrik untuk menghasilkan baja cair.

Emisi dari tahap ini meliputi CO2, NOx, dan SOx, serta debu yang dihasilkan selama proses peleburan dan pemurnian.

  1. Pengecoran dan Pembentukan
  • Pengecoran Baja:Baja cair dituangkan ke dalam cetakan untuk membentuk slab, billet, atau bloom.
  • Hot Rolling:Baja yang telah dicor dipanaskan kembali dan digulung menjadi bentuk yang diinginkan.
  • Cold Rolling:Baja digulung pada suhu kamar untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan.

Tahap ini menghasilkan emisi debu dan gas dari pemanasan ulang dan proses penggulungan.

  1. Finishing dan Perlakuan Khusus
  • Pemotongan dan Pembentukan Akhir:Baja dipotong dan dibentuk sesuai spesifikasi pelanggan.
  • Pelapisan dan Perlakuan Permukaan:Baja dilapisi dengan bahan tertentu atau diberi perlakuan permukaan untuk meningkatkan daya tahan.

Emisi pada tahap ini cenderung lebih rendah namun tetap ada, terutama dari proses pemotongan dan pelapisan.

Beberapa contoh produk industri besi dan baja meliputi:

  • Baja struktural untuk konstruksi bangunan dan jembatan.
  • Pipa baja untuk transportasi minyak dan gas.
  • Baja lembaran untuk industri otomotif.

Perusahaan Sektor Industri Besi dan Baja di Jawa Timur

Indonesia memiliki beberapa perusahaan terkemuka dalam industri besi dan baja. Berikut adalah beberapa perusahaan industri besi dan baja di Jawa Timur:

  1. Kalimantan Steel: Perusahaan ini dikenal dengan produk baja struktural yang digunakan dalam berbagai proyek konstruksi besar di seluruh negeri. PT. Kalimantan Steel berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon melalui penerapan teknologi produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
  2. Steel Pipe Industry of Indonesia, Tbk (SPINDO): SPINDO adalah produsen pipa baja terbesar di Indonesia. Produk-produk pipa baja dari SPINDO digunakan dalam berbagai sektor, termasuk minyak dan gas, konstruksi, dan infrastruktur. SPINDO telah mengadopsi praktik keberlanjutan dalam operasionalnya untuk mengurangi dampak lingkungan dari produksinya.
  3. Indal Steel Pipe (ISP): PT. Indal Steel Pipe (ISP) merupakan produsen pipa baja berkualitas tinggi yang berfokus pada pasar domestik dan internasional. ISP terus berinovasi dalam teknologi produksi untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon.
  4. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk (GDS): GDS adalah salah satu produsen baja lembaran terkemuka di Indonesia. Produk baja lembaran dari GDS banyak digunakan dalam industri otomotif dan manufaktur. GDS berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon melalui investasi dalam teknologi hijau dan penerapan praktik produksi yang berkelanjutan.
  5. Barata Indonesia: PT. Barata Indonesia adalah perusahaan industri berat yang memproduksi berbagai produk baja, termasuk komponen mesin dan konstruksi. PT. Barata Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon dalam proses produksinya.

 

Kenapa Harus Menyusun Climate-Related Disclosures Berdasarkan ISSB Standards?

  1. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

Dengan mengikuti standar ISSB, perusahaan di sektor industri besi dan baja dapat meningkatkan transparansi dalam hal pengelolaan emisi karbon dan dampak lingkungan lainnya. Transparansi ini penting untuk:

  • Menjaga kepercayaan investor dan pemangku kepentingan.
  • Memenuhi tuntutan regulasi dan kebijakan pemerintah.
  • Meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik dan konsumen.
  1. Mengurangi Risiko Finansial dan Operasional

Pengungkapan yang jelas dan komprehensif membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait iklim, seperti:

  • Risiko operasional akibat perubahan iklim.
  • Risiko finansial terkait kebijakan perubahan iklim.
  • Risiko reputasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
  1. Menjadi Daya Tarik Bagi Investor

Investor semakin tertarik pada perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Dengan menyusun Climate-Related Disclosures yang sesuai dengan standar ISSB, perusahaan dapat:

  • Menarik investor yang berfokus pada Environmental, Social, and Governance (ESG) criteria.
  • Meningkatkan akses ke pendanaan hijau dan insentif keuangan lainnya.

Langkah-Langkah Penyusunan Climate-Related Disclosures

  1. Penilaian Awal
  • Identifikasi Emisi Karbon:Mengidentifikasi sumber utama emisi karbon dalam operasional perusahaan.
  • Pengukuran Emisi:Menggunakan alat dan metode yang sesuai untuk mengukur emisi karbon.
  • Evaluasi Risiko:Menilai risiko terkait iklim yang mungkin mempengaruhi operasional perusahaan.
  1. Penyusunan Laporan
  • Pengumpulan Data:Mengumpulkan data yang relevan terkait emisi karbon dan dampak iklim lainnya.
  • Analisis Data:Menganalisis data untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai dampak iklim dari operasional perusahaan.
  • Penyusunan Laporan:Menyusun laporan yang sesuai dengan panduan dan standar ISSB.
  1. Verifikasi dan Validasi
  • Audit Internal:Melakukan audit internal untuk memastikan keakuratan data dan laporan.
  • Verifikasi Eksternal:Menggunakan jasa verifier eksternal untuk memvalidasi laporan.
  1. Publikasi dan Komunikasi
  • Publikasi Laporan:Mempublikasikan laporan kepada publik dan pemangku kepentingan.
  • Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan:Melakukan komunikasi aktif dengan pemangku kepentingan mengenai hasil dan tindakan yang diambil.

Manfaat Menggunakan Jasa Actia untuk Penyusunan Climate-Related Disclosures berdasar ISSB Standards Sektor Industri Besi dan Baja

  1. Keahlian dan Pengalaman

Tim Actia memiliki keahlian dan pengalaman dalam menyusun Climate-Related Disclosures yang sesuai dengan standar ISSB. Kami dapat membantu perusahaan dalam:

  • Menyusun strategi pengungkapan yang efektif.
  • Mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait iklim.
  • Memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang berlaku.
  1. Efisiensi Waktu dan Biaya
  • Memastikan laporan disusun dengan cepat dan tepat waktu, sehingga dengan menggunakan jasa dari Actia dapat menghemat waktu dan biaya bagi perusahaan.
  • Actia akan membantu Mengurangi beban kerja internal perusahaan.
  1. Peningkatan Reputasi
  • Meningkatkan reputasi perusahaan di mata investor dan pemangku kepentingan.
  • Menarik lebih banyak investasi berkelanjutan.
  • Meningkatkan daya saing perusahaan di pasar global.

Untuk informasi lebih lanjut tentang jasa konsultan penyusunan Climate-Related Disclosures berdasarkan ISSB Standards untuk sektor industri besi dan baja, silakan hubungi kami di sini. Kami siap membantu Anda.

 

Jasa Konsultan Penyusunan Climate-Related Disclosures berdasar ISSB Standards Sektor Industri Gypsum

Jasa Konsultan Penyusunan Climate-Related Disclosures berdasar ISSB Standards Sektor Industri Gypsum

Perubahan iklim telah menjadi isu global yang semakin mendesak harus ditangani. Dampak dari perubahan iklim tidak hanya dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga oleh industri dan ekonomi. Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, International Sustainability Standards Board (ISSB) telah mengembangkan standar pengungkapan terkait iklim yang dirancang untuk membantu perusahaan mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko serta peluang yang terkait dengan perubahan iklim. Standar ini dikenal sebagai Climate-Related Disclosures berdasarkan ISSB Standards.

Climate-Related Disclosures Berdasar ISSB Standards

Climate-Related Disclosures atau pengungkapan informasi iklim adalah proses pelaporan informasi yang berkaitan dengan dampak iklim terhadap perusahaan dan sebaliknya. International Sustainability Standards Board (ISSB) telah mengembangkan standar yang membantu perusahaan dalam menyusun laporan yang transparan dan akurat terkait isu iklim. Standar ini mencakup berbagai aspek seperti risiko dan peluang iklim, strategi perusahaan dalam menghadapi perubahan iklim, serta dampak finansial dari isu iklim tersebut.

Tujuan Climate-Related Disclosures Berdasarkan ISSB Standards

Tujuan utama dari Climate-Related Disclosures berdasarkan ISSB Standards adalah untuk memberikan transparansi kepada para pemangku kepentingan mengenai bagaimana perusahaan mengelola risiko dan peluang terkait iklim. Standar ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan oleh perusahaan kepada investor, sehingga mereka dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik. Selain itu, pengungkapan ini membantu perusahaan dalam merancang strategi yang lebih berkelanjutan dan tangguh terhadap perubahan iklim.

Industri Gypsum

Industri ini pertama kali berkembang di Indonesia seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan material bangunan yang efisien dan ramah lingkungan. Gypsum menjadi salah satu pilihan utama karena sifatnya yang mudah dibentuk dan memiliki daya tahan yang baik.

Industri ini mencakup pembuatan barang dari gips yang digunakan dalam konstruksi. Produk-produk dari gypsum seperti papan, lembaran, dan panel sering digunakan dalam pembangunan gedung dan infrastruktur lainnya. Selain itu, industri ini juga mencakup pembuatan bahan bangunan dari substansi tumbuh-tumbuhan yang disatukan plester gips, seperti wol kayu, alang-alang, jerami, dan lain-lain.

Industri gypsum telah menjadi bagian penting dalam konstruksi bangunan selama beberapa dekade. Perubahan iklim dan dampaknya terhadap planet ini telah mendorong berbagai sektor industri, termasuk industri gypsum. Dianggap sebagai salah satu sektor yang berpotensi menghasilkan emisi dituntut untuk lebih memperhatikan peraturan, termasuk terkait Climate-Related Disclosures (CRD).

Proses Produksi Industr Gypsum

Proses produksi gypsum dimulai dari penambangan bahan baku gypsum dari alam. Setelah bahan baku diperoleh, langkah berikutnya adalah penghancuran dan pemurnian untuk mendapatkan gypsum berkualitas tinggi. Proses ini melibatkan beberapa tahapan seperti penggilingan, pemanasan, dan pencampuran dengan bahan lain untuk memperoleh produk akhir yang siap digunakan dalam konstruksi.

Beberapa produk yang dihasilkan oleh industri gypsum antara lain:

  • Papan Gypsum: Digunakan untuk dinding interior dan plafon.
  • Lembaran Gypsum: Digunakan dalam pembangunan partisi dan pelapis dinding.
  • Panel Gypsum: Digunakan dalam berbagai aplikasi konstruksi seperti pelapis lantai dan dinding eksternal.

Dampak Industri Gypsum terhadap Lingkungan dan Iklim

Industri gypsum memiliki beberapa dampak terhadap lingkungan dan iklim. Proses penambangan dan produksi gypsum dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca serta limbah industri yang dapat mencemari lingkungan. Selain itu, penggunaan energi dalam proses produksi juga berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon perusahaan.

Pengungkapan Informasi Iklim Berdasar ISSB dan Hubungannya dengan Industri Gypsum

Pengungkapan informasi iklim berdasar ISSB sangat relevan bagi industri gypsum. Melalui pengungkapan ini, perusahaan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai dampak iklim dari operasional mereka serta strategi yang diterapkan untuk mengurangi dampak tersebut. Hal ini tidak hanya penting untuk mematuhi peraturan yang berlaku, tetapi juga untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan.

Mengatasi Dampak Lingkungan dari Industri Gypsum

Untuk mengatasi dampak lingkungan dari industri gypsum, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Penggunaan teknologi ramah lingkungan: Mengadopsi teknologi yang lebih efisien dan memiliki emisi rendah.
  • Recycling: Menggunakan kembali limbah gypsum untuk mengurangi jumlah limbah yang dibuang.
  • Konservasi energi: Meningkatkan efisiensi energi dalam proses produksi untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon.

5 Perusahaan di Sektor Industri Gypsum di Indonesia

Beberapa perusahaan yang bergerak di sektor industri gypsum di Indonesia antara lain:

  1. PT Knauf Plasterboard Indonesia: Produksi papan gypsum.
  2. PT Jayaboard: Produksi papan dan lembaran gypsum.
  3. PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia: Produksi panel dan lembaran gypsum.
  4. PT Sinar Jaya Plasterboard: Produksi lembaran dan papan gypsum.
  5. PT Wahana Global: Produksi berbagai produk gypsum untuk kebutuhan konstruksi.

Bagaimana Actia Dapat Membantu Penyusunan Climate-Related Disclosures Berdasarkan ISSB Standards Sektor Industri Gypsum

Actia sebagai perusahaan konsultan lingkungan dapat membantu perusahaan dalam penyusunan Climate-Related Disclosures berdasar ISSB Standards di sektor industri gypsum dengan beberapa cara:

  1. Konsultasi dan Pelatihan: Memberikan konsultasi dan pelatihan terkait penyusunan laporan CRD yang sesuai dengan standar ISSB.
  2. Penilaian Risiko dan Peluang Iklim: Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan menilai risiko serta peluang yang berkaitan dengan perubahan iklim.
  3. Strategi Pengurangan Dampak Iklim: Membantu dalam merancang dan mengimplementasikan strategi untuk mengurangi dampak iklim dari operasional perusahaan.
  4. Penyusunan Laporan: Membantu dalam menyusun laporan CRD yang sesuai dengan standar ISSB.

Dengan bantuan dari Actia, perusahaan di sektor industri gypsum dapat lebih mudah memenuhi ketaatan peraturan, meningkatkan transparansi, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik. Klik di sini dan dapatkan bantuan menyusun Climate-Related Disclosures Berdasarkan ISSB Standards!

PT ACTIA BERSAMA SEJAHTERA

Office 1 – Lantai 18, Office 8 – Senopati Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Office 2 – Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

 

Hubungi Kami

PT Actia Bersama Sejahtera – Support oleh Dokter Website