RPJPN 2025-2045: Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah Pesisir dan Maritim

RPJPN 2025-2045: Mendorong Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah Pesisir dan Maritim

Dalam dua artikel sebelumnya, kami telah membahas ancaman perubahan iklim dan kenaikan muka air laut yang kian nyata di Indonesia. Pembangunan berkelanjutan menjadi fokus pemerintah, dalam menyikapi tantangan tersebut pemerintah Indonesia menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

RPJPN 2025-2045 mengusung tema “Indonesia Emas 2045” dengan visi “Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”. Tema ini menempatkan isu lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan sebagai salah satu pilar utama pembangunan Indonesia di masa depan. Konsep “Nusantara Berdaulat” mencakup aspek ketangguhan wilayah dan ketahanan nasional, termasuk dalam menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim. “Negara Maju” diwujudkan melalui pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, di mana sektor kemaritiman memiliki peran strategis. Sedangkan “Berkelanjutan” menekankan pada keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Dalam RPJPN 2025-2045, pembangunan dan keberlanjutan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pembangunan yang tidak berkelanjutan tidak lagi relevan di era saat ini. Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam kian meningkat, baik di tingkat nasional maupun global.

Misi Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi

Salah satu misi dalam RPJPN 2025-2045 adalah “Mewujudkan Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi”. Misi ini mencakup upaya untuk meningkatkan ketahanan energi, air, dan kemandirian pangan, serta meningkatkan resiliensi terhadap bencana dan perubahan iklim. Arah pembangunan ini akan menjadi landasan bagi Indonesia dalam melaksanakan pembangunan di 20 tahun ke depan hingga tahun 2045.

Strategi Pembangunan Berkelanjutan di Sektor AFOLU

Sektor Agriculture, Forestry, and Other Land Use (AFOLU) memiliki peran penting dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. RPJPN 2025-2045 menekankan pentingnya integrasi antara ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan livelihood, serta ketahanan ekosistem dan landscape dalam pembangunan sektor AFOLU.

Konsep Nationally Determined Contribution (NDC) juga diintegrasikan dalam strategi pembangunan sektor AFOLU. Beberapa fokus utama dalam NDC di bidang pertanian dan kehutanan antara lain adalah pengelolaan lahan berkelanjutan, konservasi hutan, dan peningkatan produktivitas pertanian dengan emisi karbon yang lebih rendah.

Modernisasi Pertanian dan Irigasi untuk Efisiensi Air

Di sektor pertanian, pemerintah mendorong modernisasi sistem pertanian dan irigasi guna meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi emisi karbon. Modernisasi irigasi menjadi salah satu prioritas untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air yang kian terbatas. Efisiensi irigasi juga bertujuan untuk mendukung ketersediaan air bagi sektor lain, seperti perkotaan dan industri.

Climate Smart Agriculture: Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Pertanian

Penerapan Climate Smart Agriculture (CSA) menjadi salah satu strategi utama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di sektor pertanian. CSA mencakup berbagai praktik dan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Beberapa contoh penerapan CSA antara lain adalah penggunaan varietas tanaman yang tahan kekeringan, pengelolaan tanah dan air yang berkelanjutan, serta penerapan sistem irigasi yang efisien. CSA juga menekankan pentingnya pemberdayaan petani dan peningkatan akses terhadap informasi dan teknologi pertanian.

Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi untuk Pembangunan Berkelanjutan

Pemanfaatan teknologi dan inovasi menjadi kunci dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Teknologi digital, bioteknologi, dan nanoteknologi dapat diaplikasikan di berbagai sektor untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.

Di sektor pertanian, teknologi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan varietas tanaman unggul, sistem informasi pasar, dan pemantauan kondisi lahan secara real-time. Di sektor energi, teknologi dapat mendukung pengembangan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi.

Kolaborasi Multi-Pihak untuk Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan memerlukan kolaborasi dan sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, masyarakat, dan akademisi. Kemitraan multi-pihak diperlukan untuk menciptakan inovasi, menggerakkan investasi, dan meningkatkan kapasitas dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Pemerintah berperan dalam menyusun kebijakan dan regulasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan, serta menyediakan insentif dan fasilitas bagi para pelaku usaha. Swasta berperan dalam menggerakkan investasi dan inovasi di berbagai sektor. Masyarakat berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Sedangkan akademisi berperan dalam melakukan penelitian dan pengembangan, serta menyediakan data dan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan kebijakan.

RPJPN 2025-2045 merupakan langkah strategis Indonesia dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mencapai visi “Indonesia Emas 2045”. Dengan komitmen dan aksi nyata dari seluruh elemen bangsa, Indonesia dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

PT ACTIA BERSAMA SEJAHTERA

Office 1 – Lantai 18, Office 8 – Senopati Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Office 2 – Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

 

Hubungi Kami

PT Actia Bersama Sejahtera – Support oleh Dokter Website