Menghitung emisi Scope 3 merupakan proses yang penting bagi perusahaan dalam memahami dampak lingkungan mereka. Langkah awal yang harus dilakkukan oleh perusahaan adalah mengidentifikasi kategori emisi, GHG Protocol membagi emisi Scope 3 menjadi 15 kategori, yaitu:
- Pembelian barang dan jasa
- Barang modal
- Kegiatan yang terkait dengan bahan bakar dan energi (tidak termasuk dalam perhitungan emisi Scope 1 atau 2)
- Transportasi dan distribusi hulu
- Limbah yang dihasilkan dalam operasi
- Perjalanan bisnis
- Perjalanan karyawan
- Aset sewaan hulu
- Transportasi dan distribusi hilir
- Pengolahan/pemrosesan produk yang dijual
- Penggunaan produk yang dijual
- Perawatan akhir masa pakai produk yang dijual
- Aset yang disewakan hilir
- Waralaba
- Investasi
Selanjutnya, perusahaan harus mengumpulkan data aktivitas yang relevan, yang dapat diperoleh dari catatan pembelian, tagihan utilitas, atau melalui survei kepada pemasok dan mitra bisnis. Data ini dapat berupa data primer yang dikumpulkan langsung dari sumber terkait atau data sekunder yang diambil dari database dan laporan internasional untuk estimasi emisi berdasarkan jenis produk atau layanan.
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menggunakan faktor emisi, yang berfungsi sebagai koefisien yang menunjukkan jumlah emisi untuk setiap aktivitas, dengan cara mengalikan data aktivitas dengan faktor emisi yang sesuai. Setelah perhitungan selesai, perusahaan diharapkan untuk melaporkan hasilnya secara transparan. Perusahaan dapat meminta bantuan pihak ketiga untuk memverifikasi perhitungan mereka guna meningkatkan akurasi dan kredibilitas laporannya.
Pelacakan emisi Scope 3 menjadi hal yang sangat menantang bagi perusahaan, terutama karena kompleksitas dan ketergantungan pada data yang berasal dari berbagai pihak ketiga. Emisi ini mencakup semua emisi tidak langsung yang terjadi dalam rantai nilai perusahaan (dari hulu ke hilir), termasuk dari pemasok dan pelanggan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam pelacakan emisi Scope 3:
- Kompleksitas Ketersediaan Data
Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan data. Perusahaan sering kali harus bergantung pada informasi yang dilaporkan oleh pemasok, yang mungkin tidak selalu akurat atau lengkap. Banyak pemasok tidak memiliki sistem yang memadai untuk mengukur emisi mereka sendiri, sehingga perusahaan harus menggunakan data sekunder, seperti rata-rata industri atau faktor emisi berdasarkan pengeluaran. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam akurasi data yang dikumpulkan.
- Kualitas Data yang Tersedia
Kualitas data juga menjadi masalah krusial. Asumsi dan data yang tidak diverifikasi sering kali bervariasi dalam hal konsistensi dan akurasi. Data yang buruk dapat menyebabkan gambaran yang menyimpang tentang jejak karbon perusahaan secara keseluruhan, sehingga mempengaruhi keputusan strategis dan reputasi di mata pemangku kepentingan. Perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki proses untuk memverifikasi dan meningkatkan kualitas data yang digunakan.
- Standar Pengukuran
Ketiadaan standar pengukuran yang konsisten untuk emisi Scope 3 membuat perbandingan antar perusahaan menjadi sulit. Berbeda dengan emisi Scope 1 dan 2, di mana perusahaan memiliki kontrol lebih besar, emisi Scope 3 melibatkan banyak pihak dan sering kali tidak terstandarisasi. Hal ini menambah kompleksitas dalam pelaporan dan pengelolaan emisi.
- Keterbatasan Sumber Daya dan Biaya
Mengelola emisi Scope 3 juga membutuhkan banyak sumber daya, baik dalam hal waktu maupun biaya. Proses pengumpulan dan analisis data dapat sangat intensif, memerlukan tenaga kerja tambahan serta investasi dalam sistem teknologi informasi untuk mendukung pelaporan yang akurat. Bagi banyak perusahaan, terutama skala kecil atau menengah, beban finansial ini bisa menjadi tantangan utama untuk implementasi inventarisasi gas rumah kaca terutama emisi Scope 3.
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Scope 3 menjadi sorotan utama di tengah upaya global melawan perubahan iklim. Tidak seperti Scope 1 dan 2, emisi Scope 3 mencakup seluruh emisi tidak langsung yang berasal dari aktivitas rantai pasok seperti transportasi, distribusi, hingga penggunaan produk oleh konsumen. Saat ini, banyak perusahaan dihadapkan pada fakta bahwa Scope 3 dapat menyumbang hingga 70% dari total emisi mereka, namun sering kali sulit diukur secara akurat. Tantangan seperti data yang tersebar, kompleksitas rantai pasok, dan kurangnya kesadaran membuat pengelolaan emisi ini menjadi tugas yang berat, namun sangat penting. Menangani Scope 3 dengan tepat tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga memperkuat reputasi perusahaan di mata investor dan konsumen.
Pelatihan GHG Accounting Scope 3 for Corporate ini dirancang untuk membantu perusahaan Anda mencapai target keberlanjutan dengan memahami emisi tidak langsung yang dihasilkan dari rantai pasok.
Dasar Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Cara Identifikasi Emisi GRK Scope 1, 2, 3
Perhitungan Emisi Scope 3
Strategi Pengurangan Emisi
Informasi Pelatihan
Biaya: Rp 1.000.000
Tanggal: 11-12 Februari 2025
Waktu: 09:00 – 12:00
Lokasi: Online
![GHG SCOPE 3 FOR CORPORATE](https://actiaclimate.com/wp-content/uploads/2024/12/GHG-SCOPE-3-FOR-CORPORATE-Resize-768x1086.png)